"Lebih baik kau melempar sebuah tindik, daripada anting seperti ini"
CHUP
Kecupan bersamaan dengan hisapan singkat di rahangnya menuntun Saint pada akhirnya menyeringai puas.
Dia mengerang kecil ketika lagi-lagi lengan kekar terbalut kemeja hitam yang tergulung menampilkan lengan kecoklatan yang lembut memeluk pinggang S-linenya. Saint terkikik kecil, merasakan lidah panas Perth menjilat tengkuknya.
"Aku lebih suka mempermudah keadaan" jawab Saint balas merengkuh lengan Perth.
"Haha... ini terlalu mudah. Apalagi tawaranmu sangat menggairahkan"
Lumatan gemas mendarat di telinga atas Saint."Ahh... kau sangat tidak sabaran" tangan halusnya merayap menuju tengkuk Perth.
Saint menoleh ke belakang untuk menatap wajah Perth. Laki-laki itu sama sekali tidak memakai topeng, hingga mata hitam pekat itu nampak sangat tajam bergairah di bawah siraman lampu yang berkelap-kelip
Perth segera menarik lepas simpul pita yang mengikat topeng Saint.
Membiarkan benda kecil itu jatuh ke lantai, yang penting dia bisa dengan leluasa menatap wajah cantik Saint dengan mata coklat yang menghipnotis."Apa yang kau bawa... Perth?"
Tubuh Saint memutar supaya dia saling berhadapan dengan Perth. Meletakkan gelasnya secara sembarangan, kemudian menggelayut manja di leher kekar sang laki-laki tampan dengan aroma maskulin begitu kuat. Saint menempel erat, layaknya magnet berbeda kutub pada tubuh Perth."Antingmu?" Perth menarik keluar sebuah anting panjang berwarna silver dari saku kemejanya.
Menggoyangkan benda itu di hadapan sang pemilik sambil menebar senyum seribu godaan.
"Mhh... aku lebih suka memakai benda ini di telinga kanan. Apa itu cocok?" tanya Saint sambil menyelipkan poni kanannya ke belakang telinga.
Gerakannya begitu menggoda, mencoba mengulur waktu.
Perth hanya memutar matanya malas mendengar pertanyaan tidak bermutu itu. Yang dia butuhkan adalah nama si cowok penggoda itu, supaya dia bisa meneriakkan namanya sewaktu mereka bercinta nanti.
"Ya, apapun cocok untuk laki-laki seksi sepertimu. Jadi... siapa namamu?"
Bibir Perth mengecup singkat bibir Saint yang terbuka sensual. Membuat si uke manis itu memejamkan matanya nikmat, kala bisa merasakan tekstur kenyal dari bibir Perth."Kau yakin ingin mengetahuinya disini?" Saint berbisik.
Tangan kirinya yang nakal mengusap celana depan Perth. Menggesekknya dengan sangat lambat namun penuh tenaga, dia suka melihat ekspresi Perth yang sedang menahan napsunya dengan kesusahan.
Ia tertawa manis ketika mendapati kening Perth mengernyit.
"Lebih cepat lebih baik" tegas Perth.
"Hmm... aku bisa merasakan itu. Sesuatu di dalam celanamu terlihat sangat tidak sabar ya" Saint tiba-tiba mencium mulut Perth.
Melumat bibir seksi itu dalam sekali raup, menikmati sensasi yang dia rindukan dari benda bernama bibir.
Lenguhan tertahan dari Saint membawa tangan Perth menuruni punggung simetris laki-laki cantik itu. Mengelusnya hingga ke pantat tertutup celana hitam. Perth juga meremas gundukan yang ternyata besar itu, dia menyeringai di balik kuluman Saint.Jika pantatnya besar, maka dadanya pasti juga sama besarnya.
Perth jelas masih ingat dada Saint, sewaktu tadi siang dia meremasnya. Sangat lembut dan berisi.
"Mhh... hahh..." tidak ada seorang uke yang mencoba mendominasi keadaan.
Lidah Perth menyusup paksa ke dalam mulut Saint. Menggelitik langit-langit mulutnya, menghisap lidah lembutnya juga mengecup manja bibir membengkaknya. Dia sangat memanjakan Saint.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT SUMMER
RandomHanya musim panas yang benar-benar panas untuk Saint, karena seorang lelaki Hot bernama Perth