P R O L O G

862 115 759
                                    

P R O L O G

<budayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca>

Happy reading...

Dia hanya berpakaian hoodie berwarna abu-abu dan celana selututnya. Ia tidak terlalu peduli dengan menggunakan barang-barang branded saat berpergian jauh. Baginya simple nomer satu. Tak kata ribet, kata cewek tersebut.

Dia Radhisya Agatha. Panggil saja Raya.

Waktu tiba di bandara Soekarno-Hatta masih dua jam lamanya. Ia memejamkan matanya sambil memeluk boneka unicorn kesayangannya yang cukup besar. Bahkan, tangannya saja tak sampai melingkar pada boneka itu dengan sempurna. Tapi, Raya sangat menyukainya.

Pagi tadi, lebih tepatnya hari Sabtu sehabis mereka menyiapkan barang-barang yang mereka perlukan untuk kembali ke Indonesia. Raya dan Papanya bergegas pergi ke bandara. Genta tak mau putrinya masuk sekolah lebih lama lagi. Terpaksa, mereka meninggalkan Nenek dan Mamanya yang masih menetap di Swiss.

Raya membuka matanya dengan perlahan akibat ada yang menepuk pundaknya pelan.

"Sayang! Ayo bangun, kita udah mau sampai," kata pria itu sambil menepuk-nepuk pundak anaknya pelan.

"Kita udah sampai ya Pa? Ih Papa kok gak bangunin Raya sih? Kan Raya mau ketemu sama Jimin tadi," ucap Raya tiba-tiba sambil mengumpulkan seluruh nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul.

"Jinim? Apa apa? Papa gak denger nih Ra. Kamu ngomong apa sih?" tanya Genta sambil memberi seulas senyum.

"Jimin Pa. Jimin! Jangan ngubah- ngubah nama masa depan Raya dong!" Raya sebal, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ohh jadi Jimin ya?" Padahal Genta sudah tahu, cuman pura-pura gak tahu aja.

"Nih ya. Kalo mimpi tuh jangan siang-siang bolong gini. Papa juga pernah baca di internet kalo mimpi itu jangan ketinggian ntar jatuhnya sakit loh," tambah Genta dengan nada dramatis.

"Mulai deh Papa sok bijaknya!" ucap cewek itu dengan penuh penekanan di setiap kata-nya.

"Iya deh, udah Ra. Papa lagian udah gak sabar pengen ketemuan sama seseorang. Waktu kita udah nyampe di Indonesia," ucap Genta sengaja membuat cewek tersebut penasaran.

Raya berpikir sejenak. Tidak mungkin Mamanya ada di Indonesia. Mamanya masih berada di Swiss, karena harus menjaga Neneknya yang sedang sakit.

Raya mengerutkan kening tanda tak mengerti. Sehingga membentuk kerutan kecil yang ada di dahinya dan memberi isyarat pada Papanya 'siapa?'

"Itu Lisablackpink! Masa kamu gak tau sih Ra? Kan Papa udah bilang dia itu calon Mama kamu." Pria berkemeja hitam dengan balutan dasi berwarna merah itu terkekeh.

"IHHH PAPA! MAMA MONICA MAU DIKEMANAINN?! PAPA BILANG KALO MIMPI JANGAN KETINGGIAN. TAPI PAPA JUGA! PAPA NGACA UMUR DONG! RAYA BILANGIN MAMA NTAR!" Raya sangat kesal pada pria hadapannya ini. Tapi ia juga rindu jika harus jauh darinya.

"Bercanda sayang. Jangan bilangin Papa Genta ke Mama Monica ya? Nanti Papa Genta bakal diomelin sama Ratu nya Singa," ujar Genta.

My Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang