Part 6 - The Painful Moment

58.8K 1.4K 55
                                    

This part contains mature scenes. 15++

I wish i could give you my pain just for one moment. Not to hurt you but rather so you can finally understand how much you hurt me.

--- Perasaan Kejora untuk Reynold, suaminya. Saat pertemuan pertama setelah tahu bahwa dirinya hamil----

_________________________________

"Kamu ingin aku yang memberitahu tunanganmu atau kamu ingin mengatakannya sendiri"

Kejora merasakan ada yang robek di salah satu anggota tubuhnya, jantungnya mungkin.

"Babe, sudah sore pulang yuk" ajak Daniel, yang sudah berada di sampingnya. Daniel kemudian menatap Reynold. "Rey, ayo ikut makan malam bareng kita!"

"No, gue pulang aja."

"Why you don't join with us, Jora pintar memasak. lo mesti cobain masakannya." Daniel bertanya, matanya menyatakan permohonan.

"Benarkah?" Kejora melihat Reynold mengerutkan dahi. Dia pasti tidak akan percaya aku bisa memasak, Reynold tahu betapa buruknya aku di dapur.

Reynold melirik jam di pergelangan tangannya. Terlihat memikirkan dan mempertimbangkan sesuatu.

"Gue harus pergi," ujarnya. "Banyak hal yang harus gue kerjakan."

Kejora menghela nafasnya lega, senang Reynold menolak ajakan makan bersama.

"Lo nggak harus melakukan itu, dan lo tahu itu." tukas Daniel.

Mulut Reynold terbuka untuk melawan, tapi tepat saat itu Luys, yang biasanya jarang bicara menggapai tangannya.

"Om Rey?" ujarnya

Reynold menurunkan tatapannya dan mengangguk, menandakan dia mendengarkan.

"Om ikut makan bareng kita aja, Ayam goreng buatan mama paling enak lho."

"Iya om." Luce ikut menimpali." Ayam goreng mama paling enak, om mesti nyobain."

Reynold menatap keduanya, sebelum akhirnya Reynold mengangguk dan menggapai tangan si kembar kemudian mereka jalan beriringan. Kejora yang melihat itu sekuat tenaga menutupi tangannya yang bergetar ketakutan.

*****

Reynold memilih menerima ajakan Daniel dan kedua jagoan kecilnnya, Betapa menyenangkan memanggil dan memiliki mereka berdua, pikirnya. Rumah mereka tidak terlalu jauh, hanya diperlukan waktu sepuluh menit berjalan kaki. Dia memasuki pekarangan rumah yang di tempati Kejora dan anak-anaknya. Dia pernah datang ke sini, tentu saja. Kemarin begitu tahu Kejora berada di kota ini, Reynold meminta, bukan meminta lebih tepatnya memaksa Yoga, mencari tahu segala informasi tentang keberadaan Kejora.

Semalam setelah pesta usai dan setelah kejadian yang membuat amarahnya membara di taman labirin. Reynold langsung datang ke tempat Kejora tinggal. Memperhatikan dan mengawasinya dari dalam mobil hingga tengah malam. Lalu, menghabiskan sepanjang malam hanya duduk di kursi kerjanya tanpa melakukan apapun.

Dan di sinilah dia sekarang, menjadi bagian dari keluarga kecil yang tidak mengikutsertakan dia di dalamnya. Sebagai gantinya Daniel, yang merupakan sahabat terbaiknya menggantikan perannya. Berperan sebagai ayah untuk anak-anaknya dan calon suami untuk istrinya.

Reynold tahu Kejora tidak nyaman bahkan membenci kehadirannya di sini. Tapi, dia tidak perduli. Anak-anaknya yang memintanya datang dan tentu saja dia tidak akan menolaknya.

"Ayo om masuk!" teriak Luce bersemangat seperti biasa.

"iya..."

"Mereka menyukaimu", bisik Daniel di telinganya pelan."Mereka memang ramah pada orang lain. Tapi, biasanya mereka menjaga jarak. Kejora sangat keras, jika mereka berhubungan dengan orang asing."

The Morning WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang