Part 8 - The Conquest Love

46.4K 1.1K 90
                                    

If these one thing i've learned in life, is to fight. Fight for what's right, fight for what you believe in, what's important to you. But most importantly fight for the ones you love, and never forget to tell anyone how much they mean to you.

Dari Daniel untuk Reynold dan sebaliknya.

_________________________________

Sinar matahari pagi masuk melalui celah-celah yang tidak tertutup tirai. Reynold bangun dari tidurnya, meraba sisi tempat tidur yang sama berantakannya dengan sisi yang dia tempati. Sisi itu... terasa dingin tanda sudah lama ditinggalkan.

Dia bangun, duduk bersandar di kepala ranjang. Senyum cerah tersungging di bibirnya. Matanya melihat kekacauan di depannya, selimut, bantal dan bajunya berceceran di mana-mana. Semalam adalah malam paling luar biasa sepanjang eksistensi hidupnya. Liar, menggairahkan dan membuatnya bahagia.

Sadar bahwa matahari mulai beranjak  naik, dia bangun menuju kamar mandi. Melangkah santai  tidak perduli dengan ketelanjangannya. Kamar mandinya minimalis  dipenuhi kaca-kaca besar, tapi terlihat maskulin dengan warna hitam dan abu-abu yang mendominasi. Ruangan shower di pasangi kaca transparan tiap sisinya. Dia kembali tersenyum, mengingat bagaimana kamar mandi inipun tidak luput dari tingkah liarnya.

Langkahnya menuju wastafel  dengan kaca di atasnya, dia menurunkan pandanganya di sekitar leher dan dada. Di sana tercetak bekas-bekas gigitan yang mulai berubah keunguan. Jemarinya menelusuri tanda-tanda itu. Senyumnya semakin merekah, tanda ini akan membuatnya terus tersenyum sepanjang hari.

Hanya mengenakan handuk di pinggang Reynold keluar kamar, Penthousenya terlihat sepi. Tidak terlihat kehidupan sama  sekali, di berjalan menuju dapur, saat di dapatinya ruangan itu kosong dia mulai mencari ke ruangan lain. Tapi hasilnya masih sama, dia tidak menemukan apa yang dicari.

"Kejora...." masih tidak ada jawaban

"Honey... where are you?"  hasilnya masih sama.

Menyerah, dia memasuki kamarnya kembali. Dia harus menutupi badannya. Saat berada di dalam walking closet matanya memicing, sisi tempat Kejora,  istrinya menyimpan baju-bajunya terlihat kosong, pandangannya meneliti ke sekeliling. Kesadaran baru menghantamnya saat tidak didapatinya koper kecil milik Kejora di sudut ruangan.

Hawa dingin meresap hingga ke tulangnya, membuat Reynold gemetar di balik handuk yang dia kenakan.

Reynold berusaha berpikir, tapi yang terdengar hanya suara-suara istrinya---

Reynold terlonjak bangun di tempat tidur, basah kuyup oleh keringat, jantungnya berdetak kencang hingga  terdengar di telinganya. Dia membutuhkan beberapa saat untuk mengingat di mana dirinya sekarang  berada. Mengamati sekitarnya, begitu yakin dia berada di mana dia menghela nafas lega. Dia berada di suites-nya.  Semuanya baik-baik saja.

Benar. Semuanya baik-baik saja. Reynold menurunkan kaki ke samping tempat tidur, berusaha menenangkan detak jantungnya.

Dia hanya mengenakan boxer pendek, lalu  berdiri dan berjalan menuju jendela. Fajar sudah semakin dekat, bintang kejora sudah mulai kehilangan cahayanya. Reynold berlama-lama menatapnya agar bisa menghilangkan bayangan-bayangan yang masih tersisa.

Mimpi buruk sialan. Sudah bertahun-tahun Reynold mengalaminya. Mimpi-mimpi yang membuatnya ketakutan untuk tidur. Membuatnya terus mengalami insomnia.

Reynold berjalan ke arah kamar mandi. Tidak ada gunanya berusaha tidur kembali. Terlalu gelisah, terlalu tegang. Kejora masih belum menemuinya, dari Yoga Reynold tahu bahwa Daniel sudah kembali. Reynold memandangi wajahnya di cermin, dipenuhi cambang dan matanya cekung karena kurang tidur. Sial.

The Morning WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang