Part 13 - The New Beginning of Life

42K 1.3K 72
                                    


Maybe it's not always about trying to fix it something broken.

Maybe it's about starting over and creating something better.

From Reynold to Kejora

________________________________

Air mata wanita adalah salah satu kelemahan pria dan Reynold harus mengakui itu. Pria mana yang bisa menahan keinginannya untuk tidak menyentuh wanita yang selama ini dia rindukan. Bahkan rasa marahnya pada Kejora tidak bisa menghentikan hal itu. Tapi, tangisan Kejora menghentikan rasa laparnya. Rasa lapar dan dahaga untuk menyentuh setiap bagian tubuh istrinya.

Pemandangan indah di depannya membuatnya tidak bisa menahan percikan hasrat yang perlahan keluar. Dengan rambut basah dan tetesan air yang masih tersisa di tubuhnya membuat Kejora terlihat seksi dan menggoda.

Keinginan menyentuh itu semakin besar dan lagi rasa marahnya bertambah menggunung, ketika sore tadi Kejora dengan mudahnya mengijinkan pria lain menyentuhnya. membuatnya  ingin menghapus bekas sentuhan-sentuhan itu.

Dia ingin menyentuh Kejora, merasakan kulit lembutnya, membuat Kejora mau menjawab alasan kenapa dia pergi meninggalkannya. Dia harus memaksa, dan cara ini hampir saja berhasil kalau saja Kejora tidak menangis.

Wanita dalam dekapannya masih menangis, sesekali terdengar suara  isakanya. Reynold menutupi tubuh polos itu dengan selimut, Handuk yang tadi menutupi tubuh Kejora entah sudah dia buang kemana. Tidak ada yang bicara, kamar itu terasa sunyi.

"Mahhh...." terdengar teriakan dari  luar kamar, anak-anak pasti mencarinya dan Kejora. Mereka hampir sejam dalam kamar ini.

"Mah...." terdengar panggilan lagi.

"Sebentar Nak." Kejora menjawab dengan suara yang masih serak. Perlahan Kejora melepaskan tubuhnya dari pelukannya, menutupi tubuh dengan selimut, mengambil asal baju yang berserakan di lantai dan berjalan ke arah kamar mandi. Dia bahkan tidak repot-repot menoleh padanya.

Tak lama terdengar guyuran air, Kejora pasti sedang mencuci mukanya. Reynold berjalan keluar meninggalkan kamar dan menemukan kedua putra kembarnya berdiri di depan kamar dengan pandangan ingin tahu.

"Mama mana pa?" tanya Luce.

"Sedang di kamar mandi"

"Kok kamar mama berantakan banget sih?" kali ini Luys yang bicara, Reynold menyadari anaknya yang satu ini malas bicara, tapi setiap kali bicara yang keluar adalah pertanyaan yang membuat siapa saja yang mendengarnya berharap pertanyaan itu tidak pernah muncul.

"Tadi mama nyari baju, tapi gak ketemu, malah menjatuhkan tumpukan baju di  lemari." jawab Reynold asal, itu jawaban yang spontan muncul dari bibirnya.

"Mama nyari baju," ucap Luys sambil mengernyitkan matanya . " Mama selalu tahu bajunya ditaruh dimana, tumben." Lanjutnya heran.

"Iya, mama itu orang paling nyebelin kalau masalah taruh menaruh barang, gak mungkin mama lupa naruh bajunya. " Reynold senang kalau anak-anaknya pintar, tapi sikap mereka yang seperti ini ingin membuatnya mengambil lakban dan menutup mulut mereka.

"Papa gak tahu, tadi mama menjawab begitu." jawab Reynold akhirnya. "Kalian kenapa nyari mama?" Reynold bertanya mencoba mengalihkan perhatian anak-anak dari kenapa mama mereka bisa lupa menaruh baju.

"Lapar pa, biasanya jam tujuh  makan malam. Ini sudah hampir jam tujuh tapi mama belum masak."

"Oh kita makan di luar aja, gimana?"

Lagi-lagi kedua anaknya mengernyitkan matanya dan menatapnya heran. Sekarang kenapa lagi.

"Gak suka makan di luar. Lebih enak makan masakan mama."

The Morning WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang