3

334 50 6
                                    

  Jimin mengernyit melihat kehadiran Yoongi disana. Itu pria pemilik cafe batinnya bingung. Tetapi kemudian dia melihat kesempatan untuk melarikan diri dari Jungkook, pegangan Jungkook ditangannya melemah, membuat Jimin bisa menyertakan tangannya dan melepaskan diri.

"Jimin.." Jungkook masih berusaha mengikuti Jimin, tetapi dengan cepat Jimin melompat, bersembunyi dibelakang punggung Yoongi yang bidang, dan dengan penuh pengertian pula Yoongi langsung berdiri melindunginya.

"Saya rasa Jimin tidak mau berbicara lagi dengan anda."

  Mata Jungkook memancar marah menatap ke arah Yoongi, "saya tidak tahu anda siapa." Desisnya geram, "tetapi Jimin adalah tunangan saya dan saya berhak berbicara dengannya."

"Mantan tunangan" Jimin menyela dari punggung Yoongi, "dan aku tidak mau berbicara denganmu."

"Anda dengar bukan?" Yoongi melemparkan pandangan mencemooh kearah Jungkook, "saya rasa lebih baik anda meninggalkan Jimin sendirian."

  Kemudian dengan sikap tegas, sebelum Jungkook berbuat apa-apa, Yoongi menggiring Jimin memasuki mobilnya, meninggalkan Jungkook yang terperangah dengan muka masam disana.

*****

"Dia mantan tunangan ku" Jimin melirik gelisah kearah Yoongi, setelah dia berada didalam mobil dan Yoongi melajukan mobilnya.

  Yoongi melirik sedikit kearah Jimin, ekspresi wajahnya tidak bisa ditebak, "mantan?" Tanyanya.

  Jimin menganggukkan kepalanya.

"Ya, hubungan kami tidak berjalan sebagaimana mestinya, lalu aku memutuskan hubungan dan rupanya Jungkook masih belum terima"Jimin menatap ke pinggir jalan, " Bisakah aku turun disebelah sana?"

  Yoongi mengernyit,

"Kenapa harus turun didepan sana?"

  Dan kenapa pula aku tidak boleh turun? Jimin membatin, lagipula dia tidak tahu mobil ini akan dibawa kemana oleh Yoongi, dia harus tetap waspada meskipun Yoongi tampaknya baik dan tidak berniat jahat padanya.

"Aku hendak ke supermarket berbelanja bahan makanan, dari pertigaan itu aku tinggal naik bus saja kearah sana." Jimin berkata jujur, dia memang hendak ke halte terdekat untuk naik bus ke supermarket itu sebelumnya, sebelum insiden Jungkook yang mencegatnya dijalan tadi.

"Aku akan mengantarmu." Dengan tangkas Yoongi membelokkan mobilnya kearah tikungan yang dimaksud Jimin.

  Jimin mengernyitkan keningnya, penampilan Yoongi seperti orang yang akan berangkat kerja, dia sangat rapi dengan jas dan dasi yang terpasang dibadannya,

  Apakah selain memiliki cafe lelaki ini juga pekerjaan kantoran?
Batinnya dalam hati..

"Kau tidak berangkat kerja?"akhirnya Jimin memberanikan diri untuk bertanya.

  Yoongi terkekeh, "aku bisa datang semauku." Gumamnya misterius, membuat Jimin terdiam dan menebak-nebak.

  Mobil yang mereka tumpangi berhenti diparkiran supermarket, Jimin membuka pintu dan turun dengan segera.

"Terimakasih sudah mengantar, dan terimakasih sudah menyelamatkanku dari Jungkook" Gumamnya pelan.

  Yoongi menatap jimin dengan tatapan aneh yang sangat dalam, tidak bisa ditebak apa artinya, lalu lelaki itu tersenyum lembut.

"Sama-sama Jimin" Suaranya terdengar lembut dan menggetarkan. Lalu Yoongi memutar mobilnya dan keluar dari parkiran itu, diiringi tatapan bingung Jimin.

*****

  Jimin tidak bisa berhenti memikirkan lelaki itu.

  Bahkan sekarang disaat dia sudah dirumah dan sibuk memasukkan barang belanjaannya kedalam kulkas. Ingatan tentang Yoongi, dan wajahnya terngiang-ngiang terus dibenakknya.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang