9

295 55 1
                                    

  Yoongi meninggalkan rumah Suran dengan marah. Marah besar. Berani-beraninya Suran mengancamnya seperti itu, padahal Suran sendiri telah mengkhianatinya bersama Namjoon. Apakah Suran pikir Yoongi tidak akan tahu? Apakah Suran pikir Yoongi begitu bodohnya?

  Dengan kencang dia mengendarai mobilnya, dia butuh bertemu dengan Jimin. Disaat kemarahannya memuncak seperti ini, hanya Jimin yang bisa menenangkannya.

*

*

  Ketika sampai didepan cafe, Yoongi memarkir mobilnya dengan sembarang. Dia tergesa memasuki cafe itu, hendak mengambil beberapa makanan kecil untuk dibawa ke apartemen Jimin, tadi dia sudah berjanji untuk datang jam sembilan malam kesana.

  Tetapi kemudian langkahnya berhenti melihat ke kursi dibagian sudut tempat favorit Jimin ketika duduk, dan melihat sosok itu disana.

  Jimin?kenapa dia ada disni?bukankah dia masih sakit?

  Yoongi melangkah mendekat, kerinduannya meluap. Dia ingin memeluk pemuda itu kedalam pelukannya, untuk menenangkan hatinya dari kemarahannya terhadap Suran.

"Jimin, kenapa kau ada disini? Bukankah kita janji bertemu di apartemen mu?"

  Jimin mendongak dan Yoongi tercekat, tatapan mata Jimin kepadanya penuh kemarahan...kemarahan yang dibalut dengan luka.

  Seketika itu juga Yoongi menyadari bahwa Jimin sudah tahu mengenai pertunangannya dengan Suran.

"Kau membohongiku." Suara Jimin bergetar meskipun tampak berusaha tegar, Yoongi melirik ke anggur merah yang diminum Jimin, dan mengernyit. Pemuda itu sudah menghabiskan lebih dari satu gelas.

"Aku bisa menjelaskannya kepadamu Jimin."

"Tidak!" Jimin menyela dengan keras, lalu tertawa ironis, "ironis bukan? Aku meninggalkan tunangan ku karena dia berselingkuh dengan orang lain, tetapi aku sekarang malah menjadi selingkuhan dari seorang lelaki yang sudah bertunangan." Matanya menyala penuh kemarahan kepada Yoongi. "Kau sangat kejam melakukan ini semua kepadaku."

"Aku bisa menjelaskannya Jimin...semua ini tidak seperti yang kau kira..."

"Apakah perempuan bernama Suran itu benar-benar tunanganmu?"

  Yoongi tertegun, lalu memejamkan matanya dengan pedih. "Ya"

  Airmata mengalir dimata Jimin, menuruni pipinya. Dia tampak amat sangat terluka.

"Apakah...apakah...kau mencintainya?"

  Mata Yoongi menajam. "Apakah aku mencintainya? Tidak. Kau pasti bisa merasakan itu, aku jatuh cinta setengah mati padamu, tidak mungkin aku mencintainya."

"Apakah pertunangan yang kau lakukan dengan Suran dulu itu berlangsung atas nama cinta?" Jimin bertanya lagi, berusaha menghapus air matanya dengan usapan tangannya.

  Yoongi memandang Jimin pedih, tidak mampu berbohong, "pada mulanya semua atas nama cinta...lalu..."

  Hati Jimin teriris perih, Yoongi sama saja dengan Jungkook, lelaki itu dulu menjalin pertunangan mereka atas nama cinta, kemudian mengkhianatinya begitu saja karena orang lain. Oh ya ampun! Teganya Yoongi melakukan semua ini padanya. Jimin tidak mau mendengar apapun dari Yoongi, semua ini terlalu menyakitkan untuk ditanggung.

"Cukup!" Jimin menutup telinga nya dengan tangan, tidak mau mendengar apapun yang diucapkan oleh Yoongi. "Sudah cukup, kau memang penjahat! Semuanya sama saja, semua jahat!" Beberapa mata tampak melirik kearah mereka, tetapi Jimin tidak peduli. Dia terlalu marah dan sakit untuk peduli, dia beranjak pergi.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang