"Woozi?"
"Ya,ini aku" Woozi terkekeh, "apa yang kau lakukan disini?"
"Aku mengantar temanku" Jimin mendongakkan kepalanya, mencoba mencari tetapi Hoseok sepertinya sudah tertelan keramaian jauh didepannya, "dan sepertinya dia sudah hilang" Gumam Jimin mendesah kesal.
Woozi tertawa, "begitulah kalau kau berjalan di bazar tahunan, keadaannya selalu seperti ini setiap tahun, selalu ramai."
Jimin menatap kearah kepergian Hoseok, berharap bahwa sahabat sekaligus editornya itu akhirnya menyadari bahwa mereka terpisah dan kemudian kembali untuk mencarinya.
"Kau sendiri apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya kepada Woozi kemudian ketika menyadari bahwa laki-laki itu tidak berniat untuk pergi.
"Aku?" Woozi tertawa. Lelaki ini benar-benar ceria dan banyak tertawa, jauh berbeda dengan Yoongi, Gumam Jimin dalam hati, "aku lelaki bebas, kudengar disini ada keramaian jadi aku datang untuk melihat, itu saja."
"Jimin!" Itu teriakan Hoseok, pemuda itu akhirnya menyadari bahwa dia terpisah jauh dari Jimin, dia sedang berjuang menembus keramaian untuk menghampiri Jimin yang sudah menepi bersama Woozi didekat standar sepatu.
Akhirnya Hoseok berhasil mendekatinya, napasnya terengah-engah, "fuh, ramai sekali disana, bahkan kita tidak bisa menawar dengan nyaman.." Laku Hoseok tertegun menyadari lelaki luar biasa tampan yang sedang berdiri bersama Jimin, mulutnya bahkan ternganga.
"Hai" Woozi tersenyum ramah, sepertinya lelaki itu sudah terbiasa dipandang dengan tatapan kagum oleh banyak orang, "aku Woozi, aku kenalan Jimin" Gumamnya sambil mengulurkan tangannya.
Hoseok membalas uluran tangan itu seolah terhipnotis, matanya menatap terpesona pada Woozi.
Woozi hanya melemparkan tatapan geli kepada Jimin, lalu melangkah menjauh, "sepertinya kau sudah menemukan temanmu." Ditepuk nya pundak Jimin dengan akrab, "lain kali hati-hati ya" Gumamnya lalu melambaikan tangan dan melangkah pergi.
Mata Hoseok bahkan terpaku sampai Woozi menghilang dari pandangan matanya.
"Wow.." Dia menatap terpesona, lalu menoleh kepada Jimin dengan pandangan menuduh, "katakan padaku dimana kau bisa menemukan lelaki setampan itu, dia bilang dia kenalan mu bukan?"
Jimin terkekeh melihat betapa tertariknya Hoseok kepada Woozi, "dia saudara pemilik cafe yang kuceritakan padamu."
"Setampan itu dan ada dua orang?" Hoseok terperangah, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, "hebat Jimin, aku sudah bertahun-tahun dikota ini, belum pernah beruntung menemukan lelaki dengan penampilan fisik dan senyuman sempurna itu, dan kau baru beberapa waktu disini, kau sudah berkenalan sekaligus dua lelaki tampan."
Jimin tertawa tergelak, "ah hyung terlalu melebih-lebihkan." Dia menatap cemas sekeliling yang mulai ramai, "kita pulang saja hyung, aku lelah"
Untunglah kali ini Hoseok tidak menolak.
*****
"Aku bertemu dengan pemuda itu." Woozi baru saja datang berkunjung ke Garden Cafe, dan Yoongi menemuinya di apartemennya. Lelaki itu langsung waspada ketika Woozi menyebut tentang 'pemuda itu'.
Dan benar saja, Woozi langsung melemparkan pertanyaan yang sama sekali tidak disukai oleh Yoongi.
"Apakah dia alasan hyung tidak pernah kerumahmu lagi dan selalu menginap disini?"
Yoongi memasang wajah keras,"apa maksudmu?"
"Yeah, hyung bertingkah diluar kebiasaanmu, para maid mu dirumah bilang kau tidak pernah tidur disana dan selalu tidur dicafe ini, dan hyung juga menyapa pemuda itu." Woozi mengangkat bahu Ketika Yoongi melemparkan tatapan tajam kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Random(END)Saat itu seluruh kehidupannya hancur berantakan. Jimin berpikir tunangannya adalah pria baik dan berbeda. Tapi kenyataanlah yang membuatnya kecewa. Mencoba menjauh dan menghindar hingga ia bertemu dengan seseorang yang ia tidak tahu akan merub...