45. Pergi Selamanya

12.1K 449 52
                                    

"Jangan pernah lo sia siain orang yang tulus sayang sama lo, karna lo ga tau kapan dia pergi"

***

Dengan perlahan Baile membuka mata nya, Ia melihat sekeliling nya dengan samar samar. Rahma yang menyadari itu ia langsung senang dan berhenti menangis.

"Aku dimana?" tanya Baile yang masih bingung.

"kamu di rumah sakit sayang" jawab Rahma yang mengelus rambut Baile.

"Irfan maafin gue, udah ngerepotin lo" ucap Baile yang masih lemah.

"Lo ga ngerepotin gue kok, santai aja ya" ucap Irfan yang tersenyum.

Baile menghapus air mata Rahma "Mih jangan nangis, Baile sayang mamih" ucap Baile yang tiba tiba meneteskan air mata.

"Kamu harus sembuh ya, jangan tinggalin kita semua" ucap Rahma yang mencium kening Baile.

"Bang Tama maafin Bay ya kalo Bay punya salah sama abang, dan langgeng terus ya sama ka Mawar nya" ucap Baile.

"Lo ga punya salah sama gue Bay" jawab Tama.

"Mih semoga lancar ya pernikahan, maaf Bay gabisa di samping mamih, jaga diri mamih baik baik yah dan bang Tama tolong jaga mamih" ucap Baile yang menangis.

"Gak sayang, kamu ga boleh pergi" ucap Rahma yang selalu mencium tangan Baile.

"Irfan tolong bilang ke Alex gue sayang sama dia, makasih untuk kenangan manis nya selama pacaran" ucap Baile yang masih lemah "Dan bilang sama temen temen gue makasih udah selalu ada buat gue, gue sayang sama kalian semua" lanjut Baile dan tiba tiba Baile tidak sadarkan diri.

Rahma Tama dan Irfan panik melihat Baile yang tiba tiba tidak sadarkan diri, mereka langsung memanggil dokter. Sedangkan Rahma ia masih menangis dan menggoyangkan tubuh Baile. Gak lama dokter pun datang ia mencoba meriksa Baile dan meriksa denyut nadi nya dan nafas Baile.

"Maaf anak ibu udah meninggal" ucap dokter tersebut.

Rahma Tama dan Irfan langsung terkejut dan spontan lemas.

"Innalillahi wainnalillahi rojiun" ucap Irfan dan Tama.

"Bay kamu ga boleh pergi" teriak Rahma yang masih menggoyangkan tubuh Baile dan terus menerus menangis.

Irfan langsung keluar dari ruangan tersebut, ia tidak sanggup melihat Baile yang sudah benar benar pergi dan meninggalkan nya. Irfan duduk di kursi rumah sakit ia menundukan kepala nya.

"Baile lo ade gue lo ga boleh pergi" ucap Tama yang menangis.

"Mungkin ini udah takdir tuhan bu, ibu harus ikhlas yaah" ucap dokter tersebut yang mengelus pundak Rahma.

Rahma masih menangis di tempat ia berharap ini adalah mimpi, ia mencoba memukul pipi nya sendiri dan ternyata itu bukan mimpi itu benar benar nyata. Rahma masih tidak percaya dengan ini semua, kenapa anak perempuan nya pergi meninggalkan nya dengan waktu yang sangat cepat.

Tama langsung mengelus pundak mamih nya "Mih kita harus ikhlas" kata nya.

"Baile udah pergi, Mamih ngerasa Mamih ga bisa jagain Baile" Rahma masih tersesak dengan kepergian Baile dan Rahma masih menatap Baile.

"Ini bukan salah mamih, ini udah kehendak tuhan mih" jawab Tama yang memeluk mamih nya.

***

Di sekolah Mila Laura dan Viola pagi pagi buta sudah datang ia langsung pergi ke kantin sekolah untuk sarapan pagi. Mila selalu bengong ia selalu memikirkan Baile, entah kenapa Mila di pikiran nya Mila selalu Baile Baile dan Baile.

Sweetest Girlfriend [17+] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang