"Bangun Mel!"Caramel membuka matanya perlahan, kemudian menegakkan tubuhnya yang tadinya ia telungkupkan di meja.
"Jam Mr. Rey udah kelar. Enak ya lo bisa tidur di jamnya dia tanpa dimarahin. Coba aja kalo gue atau anak-anak lain, pasti udah di omelin!" oceh Cleo.
Caramel tertawa kecil, sembari membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Emang tadi Mr. Rey ga ada ngata-ngatain gue pas tidur?" tanya Caramel.
"Ga ada lah! Yang ada dia malah bilang sudah biarkan saja tidur, dia kan banyak kegiatan, namanya juga mahasiswi terbaik di kampus, pasti dia capek. Dia juga pintar, dia tertidur pasti karena banyak belajar blablablabla..!" Jawab Cleo sambil menirukan gaya bicara salah satu dosennya tersebut.
Caramel tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Lucu saja, padahal apa yang dikatakan Mr. Rey, tidak benar. Dia tertidur karena semalaman tidak tidur, ditambah pikirannya yang sedang kacau. Bukan karena belajar.
"Yaudah, lo mau makan ga?" tanya Cleo.
"Ga dulu. Gue mau ke taman kampus."
"Lo udah makan kan? Jangan sampe deh gue diomelin Kevin gara-gara maag lo kambuh karena belum makan!"
"Iyaaa tenang aja Cle, gue udah makan. Udah ya gue duluan, bye!"
Caramel bergegas meninggalkan ruangannya, berjalan menuju ke taman kampusnya. Tempat kesukaan Caramel karena disana tenang, banyak pohon rindang dan sepi.
Sepanjang jalan menuju taman, Caramel tidak peduli dengan tatapan sinis dari beberapa mahasiswi. Maklum, manusia iri. Begitu yang Caramel pikirkan.
Akhirnya sekarang bisa duduk tenang tanpa ada yang ganggu.
Caramel duduk di sebuah kursi yang disediakan di taman. Nyaman dan tenang, hanya itu yang bisa mendeskripsikan perasaan Caramel.
"Siapa Kevin?"
Baru saja memejamkan mata sembari mendengar alunan musik lewat headphone-nya, Caramel dikagetkan oleh suara yang datang bersamaan dengan headphone yang dilepas dari telinganya.
Caramel tidak menjawab pertanyaan dari laki-laki tersebut.
"Dih dicuekin. Caramel, jawab!"
Caramel tetap diam.
"Masa mau nyuekin gue?"
"..."
"Yakin nih nyuekin gue?"
"Emang lo siapa?" tanya Caramel.
Laki-laki tersebut terdiam.
"Lo pasti sekumpulan mahasiswa iseng yang suka gangguin cewek-cewek, kan? Mending lo jangan gangguin gue deh. Gue ga kenal sama lo." Ucap Caramel dengan nada dingin.
"Gue Zayn Malik."
"Ga lucu."
"Yaudah, gue Daffa Ignacio. Panggil aja sayang."
"Penting kah gue tau nama lo?"
"Lo udah punya pacar?"
Caramel benar-benar jengah dengan laki-laki yang mengganggunya kali ini.
"Pergi ga lo?!" Usir Caramel.
"Lo ga boleh punya pacar, karena gue yang bakalan jadi pacar lo. See ya."
YOU ARE READING
Cafe Latte
Romance"Tidak apa, aku tau hatimu memilihnya. Aku memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan dia. Aku hanya orang yang menemanimu dari nol, yang tau segala susah senangmu. Sedangkan dia adalah orang yang kamu pilih saat kamu sudah berada di puncak, ya...