BK III 뷔국 -24A

5.6K 508 84
                                    

Taehyung POV

Jungkook telah membolos kuliah selama beberapa hari, sehingga aku harus kembali ke kelasku tanpa dirinya. Namun aku tidak menyerah. Berkali-kali aku harus mengemudi mondar mandir antara kampus dan mansion nya hingga akhirnya sekarang aku dapat mengingat nama setiap penjaga rumahnya. Setiap kali Jungkook melihatku, dia selalu mencari sesuatu untuk menyembunyikan wajah nya atau tiba tiba memperlihatkan reaksi malu.

Aku tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang telah terjadi. Orang orang bergosip tentangku dan aku sama sekali tidak perduli dengan semua itu, tapi sekarang, mereka melibatkan Jungkook ke dalam percakapan mereka, itu adalah cerita yang benar-benar berbeda.

Dari Keadaan ini berarti semua orang di universitas telah mengetahui bahwa Bulan berpacaran dengan Bulan lainnya atau Bulan yang menjadi pasangan kekasih adalah sebuah kejadian yang mungkin terjadi.

Kali ini, Jungkook harus pergi ke kampus, jadi aku pergi untuk menjemputnya, meyakinkan dirinya untuk pergi, dengan bantuan dari Appa-nya.

Selama perjalanan, Jungkook terus menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya. Aku hanya dapat membesarkan hatinya melalui kata-kata yang menjadi pertimbangannya, tapi dia masih memiliki sikap untuk berpikir berlebihan di dalam kepalanya.

Aku mengerti kalau Jungkook masih merasa letih untuk memperlihatkan dirinya di kampus, itulah sebabnya aku memutuskan untuk mampir di sebuah kuil terdekat, agar kami dapat mempersembahkan beberapa persembahan dan doa doa. Setelah selesai, kami langsung menuju ke universitas.

Aku sedang mencari suatu tempat untuk memarkirkan mobilku ketika aku menyadari ekspresi wajah Jungkook yang agak aneh. Dengan mulutnya yang sedikit terbuka dan mata yang sedikit murung, Jungkook meletakkan tangannya yang gemetar di bahuku.



"Hyungie—menurutku kau harus pergi sekarang. Aku hanya akan naik taksi untuk pulang ke rumah!"

"Tidak!" Aku mengambil tangan Jungkook dari bahuku dan memegang erat tangannya dengan hati-hati. "Kau telah membolos kuliah selama berhari-hari. sekarang, Ini adalah kesempatan terakhirmu!" Jungkook memberikan ekspresi wajah memohon padaku, berharap agar ekspresi wajahnya mungkin dapat mengubah pikiranku.

Aku menggelengkan kepalaku, sementara aku berhadapan dengan dirinya dan dalam suara serius tapi lembut, aku memberikan keyakinan terbaik yang dapat kupikirkan pada saat itu.



"Kookie—Kau harus benar-benar sadar sekarang bahwa kita tidak lagi dapat mengubah kejadian yang telah terjadi. Kita tidak dapat mengendalikan bagaimana orang-orang akan melihat kita. Tapi kau harus cukup kuat untuk menghadapi semua ini dan melangkah maju. Tolonglah, Bunny... aku tidak tahan melihatmu kehilangan harapan." Wajah Jungkook memperlihatkan sekilas harapan keciil.

Jungkook memegang tanganku kembali dan sedikit meremas tanganku. Jungkook menghela nafas dalam dalam, membuka pintu mobil, kemudian melangkah keluar dari mobll. Aku mengikuti Jungkook untuk berjalan di sampingnya.

Aku merangkulkan kedua lenganku di sekeliling bahu Jungkook. Aku tidak pernah perduli lagi dengan apa yang mungkin dikatakan oleh orang lain. Bahkan, sebagai caraku untuk memperlihatkan ketidak perdulianku pada mereka, aku memberikan sebuah ciuman di pipi Jungkook, tepat di depan mata mereka.

Tentu saja, Jungkook terkejut dengan apa yang kulakukan. Aku mengetahui kalau Jungkook tersenyum, ketika dia mencoba untuk memukulku. Tidak mungkin aku akan menerima pukulannya karena aku masih bergerak cukup cepat untuk menghindarkan diriku sendiri dari pukulannya, dan berpura-pura sedikit takut untuk membuatnya terhibur.



"Hey! Aku hanya bercanda." Aku berkata untuk membela diriku.

Tiba-tiba, Gang Fairy muncul entah darimana dan bergegas berlari ke arah Jungkook.



"Kookie!!!" Salah satu teman Jungkook berseru padanya.

"Kami sangat merindukanmu!" Teman Jungkook membuat gerakan seakan dia mencoba untuk terlihat emosional, ketika dia berpura-pura untuk mengusap air mata palsunya, berharap agar drama seperti ini akan meyakinkan Jungkook tentang kerinduan mereka atas dirinya.

"Kookie, aku rindu padamu, buntelan. Rasanya seperti seakan kau pergi ke kampus lainnya. Jangan pernah kau melakukan hal itu, kau mengerti? Kalau kau pergi, siapa yang akan menjadi idolaku di Fakultas Sains?" Pria kurus ini pasti Daehwi? Apa mereka semua memanggil nya begitu? Jungkook tertawa kecil dengan sentakan sinis di dalam tawanya.

"Seakan akan aku tidak mengetahui apa yang telah kalian lakukan—tapi, aku juga merindukan kalian, guys!"

"Kookie, aku rindu padamu! Ngomong-ngomong, ada beberapa orang yang bertanya padaku mengenai dirimu!" Salah satu dari mereka berkata pada Jungkook. Kelihatannya dialah pemimpin gang yang benama Bambam. Tiba-tiba wajah Jungkook berubah menjadi murung.

"Mereka hanya ingin melihat orang sebenarnya yang fotonya terdapat di kertas tersebut."

"Tidaaak, maksudku mereka hanya menanyakan dirimu karena mereka khawatir—" Bambam membuat suatu isyarat yang membuat dirinya ingin memukul Jungkook di kepalanya, tapi dia berhenti melakukannya, sesaat setelah dia mengalihkan pandangannya padaku.

"Apakah kau berpikir kalau orang-orang disini adalah orang-orang idiot yang tidak mengetahui kebenaran dari apa yang tidak benar? Mereka selalu mengetahui bahwa keparat itu menyukaimu sejak awal"

"Cukup, cukup—cukup. " Aku menyela percakapan mereka, sementara mereka saling berpandangan satu sama lain.

"Ohhh—Oke! Kelas kita akan segera dimulai. Ayo kita pergi, Kookie. Para guru telah mencarimu!!!"  Sebelum Gang Fairy dapat menyeret Jungkook ke dalam gedung fakultas sains, aku memastikan untuk memberikan pelukan dan ciuman di kening Jungkook . Aku tahu—Jungkook akan baik-baik saja. Jungkook dapat melakukannya.

"Hyungie, kau akan menjemputku nanti, kan?" Jungkook bertanya.

"Aku akan menjemputmu. Aku akan bertemu denganmu nanti." Aku berkata pada Jungkook.  Aku memandangi teman-teman Jungkook kemudian kembali menatap Jungkook.

Jungkook tersenyum sambil melambaikan selamat tinggal padaku dan berjalan pergi. Aku tidak melepaskan pandanganku dari Jungkook hingga mereka mencapai ruangan kuliah. Mudah-mudahan, mulai sekarang, tidak seorang pun yang akan berani untuk memperlakukan Jungkook dengan buruk.

Aku berharap keadaannya akan seperti itu—Aku tidak pernah berbicara pada Jennie lagi sejak kejadian yang dilakukannya dengan Jungkook. Aku mengabaikan Jennie, setiap kali dia berusaha untuk berbicara atau Aku selalu menghindari Jennie, setiap kali aku melihat dia datang.

Aku ingin membuat Jennie merasakan melalui tindakanku, bahwa mulai sekarang, dia benar-benar orang asing bagiku, bahkan dia juga orang asing untuk teman-temanku. Aku tidak ingin melihat dirinya lagi. Apa yang kulakukan mungkin terlalu kasar, tapi kupikir dia pantas menerimanya.

Aku mendengar dari Seokjin dan Yoongi bahwa apa yang kulakukan pada Jennie, kelihatannya telah menjadi hukuman yang sangat besar bagi dirinya. Saat ini, gosip mengatakan bahwa Jennie selalu terlihat mabuk di pub yang berbeda, dimana gosip tersebut akan menodai gelarnya sebagai 'Bintang Kampus' selamanya.

Namun siapa yang perduli? Aku tidak lagi mampu untuk perduli pada Jennie, setelah apa yang dilakukannya pada bocah kecilku.

Aku mengirimkan sebuah pesan kepada Jungkook sebelum aku memasuki ruangan kuliah.

Kookie, bagaimana keadaanmu disana?Apakah semuanya baik-baik saja?"





Tbc.










Selamat malam Minggu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULAN KAMPUS III [VK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang