The Notes

(5)

Ketika aku melihat kebelakang, rumah sakit sangat jauh. Aku tidak dapat lagi melihat kursi di mana aku meninggalkan bunga liar ataupun jendela yang biasa aku gunakan untuk melihat sungai bersama dengan dia.

Saat kami duduk di kursi taman rumah sakit di sore hari dan membicarakan hal ini dan itu, sebelum kami mengetahuinya, matahari telah terbenam. Aku bercerita padanya tentang bermain petak umpet dan berlibur ke pantai lalu tentang berjalan di sepanjang stasiun kereta api. Sedangkan dia menceritakan setiap sudut rumah sakit, jendela yang mana yang dapat digunakan untuk melihat sungai, tangga mana yang dapat digunakan diam-diam untuk menuju atap, tidak ada hal yang tidak dia ketahui mengenai rumah sakit.

Kamarnya kosong. Dia telah keluar atau pindah ke rumah sakit lain? aku bertanya pada perawat tetapi tak ada satupun yang dapat mengatakannya padaku. Untuk beberapa alasan, sudut hatiku terasa kosong. Aku berbalik dan terus berjalan, dari kejauhan aku dapat melihat sekolah. Rasanya hal yang paling sering aku ceritakan padanya apa yang kulakukan dengan kakak-kakak, dan setiap cerita selalu diawali dengan mereka pula untukku, yang sudah benar-benar sendiri, kakak-kakak sudah menjadi teman dan keluarga serta guru. Mereka selalu ada disetiap ceritaku.

Namun disaat yang sama, aku mulai berpikir seperti ini; bahwa akan ada saatnya mereka tidak akan lagi berada di sisiku, aku mungkin akan melihat mereka menghilang tanpa memberikan alasan, atau mungkin sesuatu yang buruk dapat saja terjadi, aku tidak tahu.

Aku memikirkan malam itu. Ketika bulan yang sangat besar ada di langit, dunia menjadi terbalik, lampu depan yang kulihat dari sisi yang terbalik, bentuk dari mobil yang melewatiku menghilang, suara mesin--terasa akrab bagiku untuk beberapa alasan. Aku tidak ingin mengambil kesimpulan, tetapi walaupun begitu aku terus memikirkan malam itu.