Cheery Blossom: 16

413 81 6
                                    

Doyoung menyandarkan tubuhnya ke kusen pintu, ia memerhatikan Haru yang saat ini sedang memasuk-masukan pakaian miliknya ke dalam koper.

Tadinya Doyoung ingin sekali membantu Haru, tapi hanya saja dia malas. Malas membuat dirinya gugup.

"Mau sampai kapan kamu terus menempel pada kusen pintu?" Tanya Harus secara tiba-tiba membuat Doyoung terkejut. "Bantu aku melipat pakaianku, tolong."

Doyoung menghembuskan napas panjang. Kemudian mendekati Haru dan duduk di hadapannya.

Haru tersenyum ke arah Doyoung, cepat-cepat Doyoung memalingkan wajahnya dan berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah. "Jangan tersenyum padaku." Kata Doyoung.

"Kenapa?" Tanya Haru. Doyoung berdecak sambil mengambil pakaian Haru. "Karena kamu jelek." kata Doyoung.

Haru terdiam. Setelah mengatakan hal tersebut dan tidak ada balasan dari Haru, Doyoung merasa Haru tersinggung. "Kamu kenapa diam?" Tanya Doyoung lembut. Haru menggelengkan kepalanya, lalu meremas baju yang sedang ia pegang.

Doyoung memegang sebelah bahu Haru dan tangan lainnya mengusap rambut Haru. "Ada apa? Apa kamu marah denganku karena aku bilang kamu jelek? Maaf."

"Bukan karena itu, aku merasa kecewa kepada seseorang. Dia bilang akan menemuiku kemarin di alun-alun, tetapi sampai sekarang dia tidak datang." Ujar Haru dengan suara yang bergetar. Tak lama kemudian, terdengar isakan tangis Haru.

Perlahan tangan Doyoung menurun dan kini menggenggam erat punggung tangan Haru. "Memangnya dia istimewa? Seistimewa apa dia bagimu?"

Haru semakin terisak, sampai ia tidak dapat bernapas dengan bebas. "Dia sangat istimewa, karena dia sangat luar biasa. Dan aku mulai mencintainya sejak satu bulan yang lalu."

Seketika Doyoung membeku. Doyoung memegangi telinganya yang tak percaya mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Haru.

Ternyata, ada orang lain yang dia cintai. Batin Doyoung.

🌸

Byun Haru

Sedari tadi Doyoung terus menggandeng tanganku sampai-sampai telapak tanganku berkeringat.

Aku tidak masalah, tapi hanya saja aku merasa tidak nyaman dengan telapak tanganku yang basah berkeringat.

"Kamu bisa pulang sekarang, Doyoung." Kataku.

Dia menggeleng, lalu menarikku paksa mendekati bangku. "Aku akan menunggumu sampai pesawatnya lepas landas."

Kukira dia akan mengiyakan perkataanku dan pulang. Ternyata balasannya di luar dugaanku. Kuperhatikan wajahnya yang sedang menatap lurus ke depan. Matanya sungguh tajam, tetapi ada semburat rasa akan kehilangan di manik gelapnya.

"Um... Doyoung, tunggu sebentar di sini, aku ingin ke toilet sebentar." Izinku yang diangguki Doyoung.

Di dalam bilik kamar mandi, aku menangis. Aku merasakan sakit kepala yang sangat sakit sampai hidungku mengeluarkan darah.

Gejala ini belum pernah terjadi padaku, ada apa dengan aku. Sungguh aku sangat takut.

Darah terus keluar dari hidung, sampai tisu toilet habis untuk aku mengelap darah yang keluar.

Aku sangat lemas. Tuhan, tolong aku.

Aku pindah ke bilik sebelah, karena bilik yang tadi tisu toiletnya sudah habis.

Sudah setengah jam aku di dalam kamar mandi, hanya untuk membuang-buang tisu toilet. Syukurlah, kini darah tidak lagi keluar.

Sebentar lagi aku akan take off, dan aku harus segera keluar dari kamar mandi. Sebelum keluar dari kamar mandi aku harus mencuci wajah, membersihkan bercak-bercak merah darah di sekitar hidung.

🌸

Kim Jungwoo

Langkahku berat menelusuri bandara ini. Sejak kemarin, sejak saat aku melihat peristiwa itu, aku merasa kosong. Sepi.

Setelah apa yang terjadi kemarin, aku terus memikirkan Haru. Tidak habis pikir mengapa Haru melakukan itu bersama kakakku dan itu membuatku hampa.

Sekretaris Taeyong tiba-tiba mendorong bahuku yang membuatku nyaris terjatuh. "Kamu lengah sekali, ada apa denganmu?" Tanya sekretaris Taeyong.

Aku hanya terdiam.

Sekretaris Taeyong melambai-lambaikan tangan di depan wajahku. Dia berusaha menyadarkanku.

"Ada apa denganmu?" Tanya sekretaris Taeyong menyadarkanku. "Dari kemarin kamu terus lengah, melamun dan berguman tidak jelas."

Aku mengehela napas. "Aku tidak apa-apa, hanya saja aku terus memikirkan konser pertama NCT DREAM."

Hah itu bohong. Itu adalah pemikiran yang tidak benar. Jelas-jelas aku hanya memikirkan Haru, Haru dan Haru. Dasar Jungwoo.

Sekretaris Taeyong menepuk-nepuk bahuku. "Tidak usah terlalu dipikirkan, konsernya akan berjalan lancar. Percaya padaku." Aku mengangguk mantap menanggapinya. Dan mata ini tak sengaja melihatnya.

Langkahku berhenti saat melihatnya. Haru.

Untuk kedua kalinya, aku melihat dia bersama kakakku. Rahangku mengeras. Ingin rasanya aku memisahkan mereka.

Haru terlihat nyaman saat berpelukan dengan kakakku, dia terlihat baik-baik saja. Dan wajah kakakku, terlihat bahagia saat Haru membalas pelukannya. Seharusnya aku yang memeluknya, bukan kakakku.

Untuk kedua kalinya, aku merasa cemburu pada saudaraku sendiri.

Apa rivalku bertambah? Mark dan kakakku. 

ILY❤
Kim Jungwoo✖Byun Haru

Give Me a Cheery Blossom
19_03_30

Miuna Lee

[The End] Give Me a Cherry Blossom ✖ Kim Jungwoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang