BAB 3.

30 3 0
                                    

" Queen di panggil bu Tari tuh " panggil teman sekelas nya.

" Ada apa ya? ".

" Gak tau tuh di suruh ke ruang kepala sekolah ".

" Ohh yaudah makasih ya ".

" Oiss ".

Saat tiba di depan ruang kepala sekolah Queen membuka knop pintunya " Permisi bu " ucap Queen.

" Ohh kamu sudah datang Queen? ".

" Iya bu, maaf ada apa ya bu saya di panggil? ".

" Jadi gini, katanya kamu pintar mengoprasikan komputer ya? Saya minta tolong, ini absen kelas XI IPA 1 tolong di jadiin satu dan di urutin, dan biodata nya di isi juga ya, saya lagi sibuk ".

" Iya bu ".

Queen lalu mengerjakan tugasnya dengan benar. Tiba tiba matanya melebar saat ia melihat nama Fatteh. " Ohh jadi dia anak XI IPA 1, tapi kok ga pernah liat yaa " ia bingung dengan cowo yang irit bicara itu, kenapa saat jam istirahat gak pernah ketemu padahal kelasnya sampingan. Saat ia ingin mengisi biodata Fatteh tidak lengkap, mau tak mau ia harus menemui Fatteh untuk menanyakan biodatanya.

Ia mengetuk pintu kelas XI IPA 1. " Permisi, saya mau cari Fatteh nya ada? " tanya Queen pada salah satu murid kelas itu.

" Gak ada, bolos kali ".

" Ohh yaudah makasih ".

Queen bingung mencari Fatteh di mana, di kelas nya tidak ada. " Kemana sih tuh cowok. Biasanya kalo bolos ke kantin nih " ia berjalan menuju kantin, tapi alhasil Fatteh gak ada di sana, kantin tampak kosong tanpa adanya satu murid pun.

Queen terus berjalan mengelilingi sekolah tapi tak melihat adanya Fatteh. Akhirnya ia bertanya kepada satpam sekolah mungkin saja satpam itu tau.

" Emm.. permisi pak mau tanya, liat Fatteh anak XI IPA 1 gak? ".

" Waduhhh saya gak lihat mas Fatteh mba, mungkin saja mas Fatteh lagi di warung belakang sekolah, biasanya geng nya mas Fatteh nongkrong di situ. Coba di samperin dulu kali aja ada ".

" Ohh makasih ya pak ".

••••

Queen kaget saat melihat Fatteh dan teman teman nya merokok. Benar saja, Queen tidak suka dengan cowo perokok.

" Woi lo ngapain di sini?! ". Tanya Fatteh dengan nada yang sedikit di tekan.

" Kalian kok ga masuk kelas sih, gua laporin lu ke bu Tari! " ancam Queen.

Queen berlari namun masih bisa di kejar oleh Fatteh. " Lo berani ngancam gua? Kalo lo sampe bilang ke bu Tari gua ga segan segan sekap lo di rumah kosong " Ancam Fatteh dengan nada datar tapi tatapan nya sangat sinis yang membuat Queen takut.

Queen berlari meninggalkan Fatteh tanpa menjawab ancaman Fatteh.

••••

" Gimana Queen sudah jadi absen nya? ".

" Belum bu, masih kurang biodata nya Fatteh. Tadi saya sudah mencari nya di sekitar sekolah tapi gak ada bu ".

" Anak itu memang nakal. Ya sudah kamu kembali ke kelas saja, besok kalo ketemu Fatteh di tanyain ya Queen ya ".

" Iya bu ".

Saat Queen masuk ke kelasnya ternyata tidak ada guru, guru fisika yang seharusnya mengajar izin tidak masuk karena anaknya sakit. Queen duduk di bangkunya dan mengobrol sebentar dengan Tarin. Tak lama kemudian Bella teman sekelas nya memanggil Queen.

" Queen ada yang nyariin tuh di luar ".

" Siapa bell? ".

" Fatteh ".

Seketika Queen mematung. " Fatteh? " ucapnya dalam batin. Queen bingung dari mana ia tau kelas nya, tanpa di sadari oleh Queen jika kelas nya bersebelahan. Ia takut menemui Fatteh saat mengingat kejadian tadi saat di warung belakang sekolah.

Karena Queen tak segera menemui Fatteh di luar kelas Tarin pun menyuruh nya untuk menemui Fatteh. " Queen samperin gih ".

" Yahh Tar lo kan tau kalo gua ga suka sama tuh cowo, gak mau ah ". Tolak Queen dengan nada malas.

" Kali aja ada hal penting gitu, ayo dong samperin, ga mungkin dia macem macem sama cewe kalo masih di lingkungan sekolah ".

Ia pun mengiya kan permintaan teman nya itu. Dengan gugup dan deg degan Queen pun berjalan menemui Fatteh.

" Lo nyariin gua? ". Tanyanya kepada Fatteh.

" Pulang sekolah gua tunggu di gerbang " dengan muka datar Fatteh pun meninggalkan Queen begitu saja.

••••

Bell pulang sekolah berbunyi. Queen menunggu Almer di parkiran sekolah tapi tak kunjung tiba. Akhirnya Queen memilih untuk mencari Almer di kelaanya. Kelas Almer berada di lantai 3, XII IPA 4. Saat berada di lantau atas ia melihat ada satu cowo duduk di depan kelas XI IPA 1 dengan tangan yang masukan di saku celana.

Tubuh nya mematung. Ia kenal gestur tubuh itu. Suhu badannya panas dingin tak menentu. Ia ingin segera lari dari tempat itu tapi tidak bisa.

" Jangan peenah lari dari gua! " ucapnya dengan nada yang di tekan.

" Gua harus ke atas dulu. Permisi ". Saat menaiki tangga menuju lantai tiga Queen berpas pasan dengan Almer. " Lama banget sih bang? " tanya Queen.

" Biasa tadi ngobrol bentar sama temen di kelas. Yaudah kuy ".

" Eh emm.. Bang, aku masih ada yang mau di bahas di kelas untuk madding, abang duluan deh ntar kalo udah pulang gua telfon lo ".

" Yaudah gua duluan ya ".

Queen pun berjalan menuju gerbang sekolah, ternyata sudah ada Fatteh di sana.

" Ad-a apa lo nyur-uh gua kesini? " tanya Queen yang sedikit gerogi.

" Gua gak mau lo ngebongkar kalo gua perokok. Lo harus pura pura deket sama gua di depan semua orang ".

" Tapi kan, gimana sama fans fans lo? ".

" Kalo lo gak mau nurutin apa kata gua, lo bakalan gua sekap. Sekarang lo boleh pulang ".

" Angkot masih ada gak sih jam segini? Handphone abang gua ga aktif soal nya " ucap Queen sambil berusaha menelfon abangnya. Tanpa menjawab pertanyaan Queen, Fatteh pun pergi meninggalkan cewe itu sendirian di gerbang sekolah yang sudah tidak ada orang.

Di perjalanan pulang Fatteh kasihan dengan Queen yang belum di jemput. Ia memutar balikan motor nya dan menghampiri Queen, bagaimana pun juga itu juga salah Fatteh yang menyuruh Queen menemuinya di gerbang sekolah.

Queen masih berdiri di depan gerbang sekolah dan sibuk memencet tombol telepon milik Almer. Suara motor yang di kendarai Fatteh menghampiri nya.

" Cepet naik " ucap Fatteh tanpa menoleh kepada Queen.

" Mau kemana? " tanya Queen yang penasaran dengan hcapan Fatteh.

" Gak usah banyak tanya. Gua anterin lo pulang, kalo gak mau yaudah " jawab Fatteh dengan nada ketus.

Tanpa banyak bicara akhirnya ia mengikuti perintah Fatteh.

My Ideal ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang