BAB 4.

31 3 2
                                    

Setelah Fatteh memarkir motor nya tiba tiba ada cewe yang menghampiri Fatteh. " Hai Fatteh ". Sapa Sinta dengan genit seperti cabe cabean.

" Minggir " ucap Fatteh dengan ketus.

" Yahh kok gitu sih ".

Fatteh melihat di depannya ada Queen yang sedang berjalan melewati nya. Karena Fatteh risih dengan Sinta maka munculah ide di pikiran Fatteh.

" Minggir, gue udah punya cewek " Fatteh pun memegang ujung tangan Queen tanpa ada protes dari nya.

" Loh-- " Sinta menggantungkan kalimatnya dan bingung kapan mereka jadiannya?.

" Gak usah ganggu gue lagi gue udah punya pacar " Fatteh pun melangkahkan kaki nya menjauh dari Shinta yang di ikuti oleh Queen.

Fatteh menghentikan langkah nya di depan ruang aula sekolah yang dilihat nya nampak sepi. " Jangan Geer. Gue mau lo jadi pacar gue di depan semua orang. Inget cuma pacar pura pura gak lebih " tegas Fatteh yang di jawab anggukan oleh Queen. Queen tak berani membantah apa yang di ucapkan oleh Fatteh, karena demi ke amanan diri nya.

Bell istirahat berbunyi. Queen mengajak Tarin ke kantin, tapi saat di depan kelas ia melihat seseorang berdiri dan menyandarkan tubuhnya di tembok dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celana.

" Lo ngapain di sini? " tanya Queen bingung tumben tumben Fatteh ada di depan kelasnya, bahkan tidak pernah.

" Lo ke kantin bareng gue "

" Gue kan udah bareng Tar-- "

Ucapan Queen pun terpotong oleh Fatteh. " Bacod! " sentak Fatteh. Akhirnya dengan terpaksa Queen mengikuti apa yang di minta Fatteh.

" Gue pesen batagor dulu ya ".

" Di sini aja. Biar gue yang pesenin, gue juga mau pesen itu ". Karena Fatteh juga ingin memesan makanan yang sama maka ia berniat supaya Queen menunggunya saja di meja kantin.

Saat Fatteh memesan makanan datanglah Sinta and the geng.

" Ohh jadi ini PACAR nya Fatteh? " suara itu sempat membuat Queen kaget.

" Mau apa lo ke sini? " jawab Queen sambil memutar kedua matanya karena malas.

" Heh anak baru! Berani berani nya lo ngerebut Fatteh dari gue!! " sentak Sinta.

" Ngerebut Fatteh dari lo? Maaf sebelumnya. Fatteh gak pernah pacaran sama lo. Jadi di sini gak ada yang namanya gue ngerebut dia dari lo " ucapan Queen sangat santai hingga membuat Sinta semakin kesal.

" Berani nya lo ".

PLAKK
PLAKK

Tamparan Sinta mendarat ke pipi Queen.

" Woii stop!! " teriak Fatteh yang dengan bergegas menghampiri Queen.

" Sekali lagi kalian sentuh pacar gue, gue gak segan segan masukin kalian ke ruang BK!! " suara keras nya membuat Sinta dan geng nya pergi dari kantin.

" Lo gak papa? Pipi lo berdarah, duh sakit banget ya? Kita ke uks sekarang yuk gue obatin pipi lo dulu " tanya Fatteh yang hanya di jawab anggukan oleh Qieen.

" Kamu duduk duli di ini dulu aku ambilkan obat di kotak obat " Queen pun merebahkan badan nya di ranjang uks. Pipi mya terasa sangat nyeri akibat tamparan yang sangat keras dari Sinta, dan lagi kepalanya sangat pusing. Sedari tadi ia hanya memegang kepalanya hingga pandangan nya sedikit buram.

" Queen lo gak pa-pa kan? Hei lo kenapa? Pusing? " Fatteh panik tiba tiba Queen pingsan. Ia mengoles kan minyak kayu putih di pelipis Queen dan sesekali mendekatkan minyak itu ke hidung Queen. Tak lama Queen pun tersadar.

" Syukurlah lo bangun juga. Lo mau apa mau gue beliin teh hangat? ".

" Nggak usah Fat lo ke kelas aja gue gak pa-pa " ia tersenyum ke pada Fatteh.

" Ternyata kalo senyum gitu dia cantik juga ya " ucap Fatteh di dalam hati sambil bengong.

" Loh kok bengong sih? Lo gak ke sambet kan? " tanya Queen sambil melambai lambai kan tangan di depan mata Fatteh.

" Gak lah apaan sih lo. Sini gue bersihin. Gimana pun gue harus tanggung jawab sama apa yang di perbuat Sinta tadi ".

" Udah. Lo mau gue anterin ke kelas? ".

" Gak usah Fat makasih gue bisa sendiri ".

" Ntar lo pulang bareng gue ".

" I-iya ".


Maaf ya part ini cuma sedikit:)

My Ideal ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang