Harus berpisah

119 6 0
                                    


Hari ini dari pagi sampai sore aku menghabiskan waktuku hanya dengan mu. Walaupun kita tak hanya berdua. Kau sibuk dengan kami hari ini. Sampai akhirnya kita ada di sini,di sebuah kafe sambil menikmati lagu indie yang dimainkan oleh si pemusik. Dan seperti mengikuti konspirasi alam, kini kau dan aku hanya berdua disini.
"harus kali kamu kuliah di inggris ya??" tanyaku padamu yg sibuk memainkan gadget mu.
"hmmmm.......ya iyalah kalian kan tau ini cita-cita ku,bisa menuntut ilmu di sana" jawabmu santai sambil menoleh ke arahnya
"kami ya?" aku coba menyadarkan mu arah pembicaraan kita ini.
"lagian kalian gak bakal bubar kan cuman karena Gak ada Aku"
"iya" aku menyerah coba menyadarkan mu.
Bisingnya tempat ini tak bisa menyadarkan aku yg Tiba-tiba masuk ke dimensi hayalan ku. Dan Tiba-tiba aku teringat saat kita pertama kali bertemu,saat kau membuat ku bisa menerima dunia ini. Semenjak saat itu aku selalu merasa nyaman di dekat mu. Tapi kini kau akan pergi,sama siapa aku bisa merasa nyaman lagi??. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. Bahkan tersesat di prtanyaan yg aku sendiri sudah tau jawabannya.
"kamu tau??" tanyaku padamu yg lagi -lagi sibuk memainkan benda kesayangan mu itu
"ha??  Apa nja?? Kau menoleh ke arah ku
"hm....."
"kenapa senja??"  suara lembut mu Lagi-lagi membuat hatiku nyaman
"kau tau kalau sekarang aku lagi marah?" aku berani kan diri mengatakan ini
"kenapa? Karena aku nja??"
"mungkin"
"mungkin??"
Sebenarnya aku juga gak tau kenapa"
"aku masih bisa kalian hubungi kok"
Lagi-lagi kau menggunakan kosa kata menjengkelkan itu.
"kami ya??"
"iya,kalian"
Apa-apaan?? Kau masih tak sadar arah prtanyaan ku?? Kurang jelas kah??
"kalau ini tentang kita bagaimana di??"sekali lagi aku berani kan diri. Aku tau selama ini yg membuat mu tidak sadar adalah sifat pengecut ku.
"haa??" kau lalu menatap mataku lalu mengerutkan dahimu.
"hmm....nja,kayaknya yang lain udah kelamaan nungguin kita" kau coba mengalihkan pembicaraan kita.
Bodoh... Wanita macam apa aku ini,aku sudah mengorbankan gengsi ku pada laki-laki macam dia.
"hmmmm" aku hanya diam dan berharap ada ilham yg datang padamu agar kau sadar.
"senja??"tanyamu
"iya adi"
"aku tau kamu dan sadar dengan perasaan mu itu,aku pun juga merasakan hal yg sama" pernyataan mu barusan membuat jantungku berdetak tak karuan,jika ada mesin waktu ingin ku putar kejadian ini 100kali bahkan 1000000000000kali untuk ku sendiri.
"tapi aku terlalu lama terjebak di prtanyaan bagaimana. Bagaimana kalau kau jadi benci kepada ku bagaimana,bagaimana lainnya" lanjut mu.
"aku sudah memutuskan ini tadi malam. Aku takkan pernah jadi milikmu, aku bakal jadi manusia paling jahat jika memilikimu lalu pergi meninggalkan mu. Aku Gak mau jadi seperti itu. Kau layak mendapatkan yg lebih senja" kalimat mu itu membuat jantungku Bodoh,dia lupa cara berdetak untuk beberapa saat. Dan beberapa saatnya lagi aku terasa seperti diajak terbang dengan kalimat mu lalu kau jerumuskan aku di jurang tak berujung. Kau jahat adi, kau tau aku tak peduli tentang alasan mu itu,yg aku mau kau memilikiku, tak peduli apa yg trjadi selanjutnya Adi.
"alasan" aku memotong penjelasan mu tanpa aku sadari air mata sudah mengalir di wajahku.
Ku usap airmata ku itu sambil mengalungkan tas ku lalu berlari meninggalkan mu. Bahkan aku tak memperdulikan sahabat-sahabat kita yang sadari tadi berdiri menunggu kita di luar tempat ini. Aku bisa dengar dan merasakan kalau kau memanggil dan mengejarku tapi aku tak peduli. Bahkan aku sudah ada di tengah jalan dan kalian semua meneriaki nama ku
SENJA!!!!!
Brak!!suara benturan keras dan membuat aku tak sadar kan diri sebentar, aku tersadar saat aku mendengar suara mu memanggil nama ku "sen....ja...." kau memanggil ku sambil tersenyum. Tapi kini wajahnya tampanmu di hiasi dengan darah yg mengalir dari kepalamu. Lagi-lagi kau adalah penyelamatku.
"senja aku benar-benar sayang sama kamu, maaf kita harus berpisah"
Itu adalah kalimat dan senyum terakhir yang ku lihat,setelahnya kepalaku terasa berat dan aku kembali tak sadarkan diri.
.........................…………………………………...
.
.
.
.
     Terlihat seseorang dengan balutan perban di tangannya sedang duduk di depan pusara sambil menangis
"maafkan aku" dia mengatakan itu sambil mengusap air matamya.
"kalau tau seperti ini. Apa gunanya hari itu" pria itu lalu berdiri dan meninggalkan kuburan wanita yang dicintainya tersebut.

harus berpisah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang