Kaca Yang Retak

22 1 0
                                    

Begitu mudah menghadirkan rasa yang sebelumnya sudah kau patahkan.

Hanya dengan hadirmu lagi, aku kembali jatuh. Jatuh untuk kesekian kalinya, pada lubang yang entah pantas disebut kebahagiaan atau kesengsaraan.

Nyatanya, aku tak benar-benar bisa melupakanmu.

Membuatmu pergi dari pikiran, hanya akan menumbuhkan rasa yang tak kutahu apa namanya.

Hadirmu kembali, mampu membuat aku luluh.

Cih!

Lelah.

Tertekan.

Itu yang kurasa.

Kau tahu kenapa?

Orang yang katanya dekat denganmu, selalu memandang tidak sedap padaku. Jujur, aku sangat risih.

Menampilkan ekspresi cuek adalah opsi satu-satunya. Agar tak kentara kalau aku tak suka.

Rasaku, ibarat kaca yang retak.

Bisa kembali namun tak utuh seperti semula.

Nisa'StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang