Apa kabar hati?
Nyatanya kamu benar-benar patah.
Kembali menyusun keretakan yang sudah terjadi, agar hati bisa legowo. Bisa terbentuk lagi meski tak utuh. Tak memikirkan dirinya yang sudah pergi tanpa pamit. Bahkan lepas dari tanggung jawab. Nyatanya, hanya dengan hadirnya, semua usaha seakan sia-sia.
Ibaratnya, menyusun beberapa sedotan secara vertikal, lalu kau hempas begitu saja.
Susah payah menyusun. Tapi dengan mudahnya dihancurkan.
Begitulah hatiku untuk saat ini.
Seperti apa sih rasanya terhadap dia? Kenapa, kenapa seperti susah mengikhlaskan? Bahkan diriku sendiri pun seolah tak tau sedalam apa rasa ini.
Rasa mati-matian mengikhlaskan. Bahkan sudah berusaha melupakan. Hanya sukses di awal. Namun hancur lagi. Hanya karena mengingat dan hadirnya seperti makhluk tak kasat mata. Mengerikan. Menakutkan. Mengejutkan.
Tuhan, aku hanya ingin rasa cinta yang Engkau tumbuhkan agar sepenuhnya untuk-Mu.
Betapa sakit sekali, ketika kita mencintai ciptaan-Nya, namun dicampakkan begitu saja.
Aku tau ini salah satu ujian-Mu, belum bisa melupakan dia yang bahkan sudah membiarkanku di depan rumahnya, tanpa menyuruh masuk. Sakit.
Ada orang di rumahnya, kau berdiri di depan rumahnya, ingin berkunjung, namun sang pemilik rumah enggan membuka pintu. How feeling you?
Setidaknya ada penolakan meski begitu halus. Tapi, ini tanpa kata.
Terimakasih.
Sudah menjadi salah satu ujianku. Tapi aku tak ingin, diuji hanya karena rasaku padamu yang masih belum sepenuhnya kembali bersih. Bersih dari rasa cinta terhadapmu yang tidak mengenakkan bagiku.
Aku harap, rasa ini segera pergi, seiring berjalannya waktu. Agar aku, tak patah hati HANYA karenamu.
Masa cuma karena kamu terus? Apa ngga capek?
Sudahlah, Kamu itu Tidak Penting. Cuma, hati ini sek ga bisa diajak kompromi. Mikirin terus. Gatau capek apa ya!?
Oke hati, semoga kamu mau ya mengikhlaskan dia. Agar tak terus-terusan memikirkan dia yang tak seharusnya dipikirkan.
Semangat🙂
***
Republik Kopi, 07-06-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Nisa'Story
ChickLitNothing anymore Ini mungkin hanya berisi tentang kegabutan authornya. Gabutnya bisa macam-macam. Seperti iseng menulis cerita dsb.