15.🍭Balasan

24.8K 986 8
                                    


Happy reading 💕

Balkon kamar, menjadi tempat favoritnya saat ini. Menghirup udara malam yang cukup dingin ditambah langit yang gelap tidak ada tanda-tanda benda bersinar itu akan muncul, seperti suasana hatinya yang kini gelap dan kelam.

"Kalau misalnya aku pergi gimana?" tanya gadis cantik secara tiba-tiba.

"Nggak akan pernah, sayang." jawab cowok itu.

"Misalnya aku pergi ninggalin kamu, gimana?"

"Aku bakal benci sama kamu, beraninya ninggalin aku begitu saja." seraya mencubit pipi gadis itu.

"Kalau karena takdir?"

"Takdir? kita nggak bisa merubah takdir bagaimana pun caranya." sambil mengacak rambut gadis itu yang memakai dress pink.

"Bakal ikhlas nggak kalau aku pergi karena takdir?" ucapnya seraya menunjukan deretan gigi putihnya.

"Ngomongnya ngelantur ih, mending kita kesebrang sana beli es krim ya?" unjuk cowok itu kearah penjual es krim.

"Jawab dong pertanyaan aku tadi, sayang."

"Mulai bawel deh, ayo ikut aku ke sana saja kita beli es krim." lalu menarik pergelangan tangan gadis itu menuju penjual es krim.

Razka tersadar dari lamunannya, "Dia lagi," gumamnya.

Kejadian itu selalu saja terputar dalam memori otaknya seperti kaset rusak, sungguh membosankan dan Razka memilih untuk masuk kedalam kamar setelah lama berada di balkon.

Bosan, kini dirasakan Vanka yang tengah duduk queen size miliknya setelah mengerjakan tugas sekolahnya.
  
Vanka turun dari ranjangnya dan membuka lemari baju, "Jaket Razka masih ada di gue, ih dia malah nggak nanyain atau bilang ke gue kalau jaketnya masih di gue pantes aja gue suka liat dia pakai hoodie belakangan ini."

"Gue yang bego apa dia sih?kayaknya gue deh, malah lupa ngembaliin nih jaket." lalu melihat secara intens keseluruhan jaket itu.

"Simpel," jaket itu adalah kebanggaan anak-anak Blacksky, jika di jalan bertemu orang yang memakai jaket parasut itu semuanya pasti akan tahu bahwa orang itu termasuk anggota Blacksky.

"Besok gue kembaliin ke dia deh, oh iya gue belum ngucapin terima kasih sama tuh anak, chat dia apa ya?" gumamnya lagi.

"Chat aja ah, siapa tau ada kemajuan buat hubungan gue." lalu mengambil ponselnya yang berada diatas nakas.

Menyalakan data seluler lalu menekan aplikasi hijau, line. Mencari id linenya lewat grup kelas yang kebetulan cowok itu masuk juga kedalamnya.

"Harus siap nggak dibalas, Van." ucapnya pada diri sendiri.

                                               Vankabelvans
Thanks ya Raz,

1 detik
5 menit
10 menit

"Lama banget anjir, bosen deh gue nungguinnya."

Setelah menunggu selama dua puluh menit lamanya, akhirnya pesannya dibalas oleh Razka yanh membuat Vanka saat- senang sampai ia jingkrak jingkrak di atas ranjang.

"Aaa senengnya dibalas ternyata." teriaknya sedikit keras, untung saja Bundanya tidak mendengar teriakan Vanka yang berasal dari lantai dua.

Razka Ladevp
Sp? yg mna?

                Vankabelvans
Gue Vanka,
yg lo ngobatin gue

Razka Ladevp
Y

RAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang