Permusuhan II

24 1 0
                                    

Semenjak surat itu gua dan Desy tidak saling menegur. Tetapi, gua masih ada rasa ngak enak karena di surat itu tertulis "Makasih dah ninggalin gua". Gua kagak tau apa maksudnya

Senin, 06.45 WIB

Gua berangkat sekolah. Tiba di depan di gerbang, gua bertemu dengan Desy yang sedang bersama temannya. Seperti biasa, gua dan Desy tidak saling cuekin. Semenjak itu gua juga pindah tempat duduk. Alex duduk dengan Desy dan gua duduk dengan Hari. Alex orangnya cool, perhatian dan kece menurut gua. Sikap Alex yang seperti itu mungkin membuat Desy senang. Memang Desy sangat senang dengan sikap Alex karena dia perhatian dengan Desy.

"Baguslah kalo Desy dah seneng sama Alex" Pikir gua dalem hati

Selasa, 10.10

Bel berbunyi tanda istirahat. Entah kenapa gua males banget ke kantin. Akhirnya, gua duduk di kelas sambil membaca komik.

10.15

Rombongan Alex dan Hari masuk kelas.

"Kenapa ngak ke kantin Don?" Tanya Hari

"Ngak papa lagi males aja"

"Elu lagi ada masalah ama Desy Don?"

"Ngak peduli aku Ri"

"Don, pulang sekolah kita bicara sebentar ya" Ajak Alex

"Emangnya lu mau apa Lex?"

"Ikut aja!"

"Hmm"

12.40

Bel berbunyi dan kami semua pulang, kecuali gua dan Alex.

"Emang mau ngomong apa Lex?"

"Kenapa lu diemin Desy!?"

"Bukan urusan lu"

"Kemarin Desy ngomong sama gua, kenapa lu diemin dia?"

"Ah, buang-buang waktu gua mau pulang"

"Don, ngerti'in perasaan cewek!"

"Gua kagak peduli!"

"Yaudah kalu lu ngak mau kasih tau, jangan harap lu bisa temenan sama gua lagi!"

"Ok!"

Akhirnya kami pulang dengan perasaan kesal. Tetapi, kami berdua dihadang oleh Desy dan.....

(Bersambung)

Don't say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang