Pertemuan

15 2 2
                                    

Berminggu-minggu berlalu, semuanya berjalan seperti biasa. Tetapi, hari ini terasa beda menurut Doni. Awan mendung tetapi panas. Doni seperti memikirkan sesuatu tetapi tidak tahu apa itu. Kebingungngan yang dihadapi Doni lumayan berat.

"Sebaiknya gua pergi keliling sebentar" Pikirnya untuk menenangkan diri.

Ketika di jalan dia melamun saat bermotor. Biasanya dia pergi keliling bersama Desy dan sekarang dia sendiri. Ketika melamun, dia hampir menabrak trotoar di pinggir jalan.

"Sebaiknya gua berhenti di warung itu sebentar" Akhirnya, Doni berhenti di warung sebentar dan di sana dia sempat membeli minum. Di sana Doni tak sengaja bertemu dengan Nayla.

"Eh, Doni!?"

"Halo La"

"Kenapa kamu di sini Don?"

"Lagi bosen aja di rumah. Kamu ngapain di sini?"

"Lagi pengen keluar rumah doang. Boleh aku duduk?"

"Silakan"

"Makasih"

"Iya"

"Kamu sama Desy pacaran yha?"

"Enggak lah, emang kenapa"

"Ngak papa, jadi aku aman dong"

"Ehh apa tadi? Gua ngak denger"

"Ngak papa kok" Nayla sambil tersenyum kecil

Doni tidak mendengar apa kata Nayla karena dia melamun melamun dan sebenarnya dia tidak peduli. Setelah lama mengobrol mereka bertemu dengan seorang laki-laki.

"Halo Don" Sapa laki-laki itu

"Eh halo, siapa kamu?"

"Orang hehe"

Orangnya humoris tetapi Doni tidak tahu siapa itu dan sepertinya dia pernah melihat laki-laki itu.

"Siapa laki-laki itu Don?" Tanya Nayla

"Ngak tau aku La. Siapa kamu?"

"Kenalin aku temen kecilmu, Loki"

"Laki?"

"Loki!"

"Owh Loki, maap-maap"

"Kamu ngak berubah ya Don, tetep ngeselin dari dulu"

"Betul itu Ki" Potong Nayla

"Kenapa kamu bela dia La? Kamu aja ngak kenal"

"Hehe"

"Btw, rumah kamu di mana Ki?"

"Tuh di sebrang jalan, trus aku liat ada orang pacaran, ternyata kamu Don. Hehe"

"Ternyata kamu masih ngeselin juga ya ngak berubah"

"Buat apa berubah kalau dia ngak suka Don"

"Dia siapa Ki?"

"Tuh di sampingmu, hehe"

"Kamu juga ngak berubah ya, masih aja pintar tuh mulut"

"Makasih Don"

"Itu bukan pujian Loki"

"Perkataan orang itu termasuk pujian walaupun menyakitkan, iya ngak La?"

"Bisa aja kamu Ki"

"Jangan sok kenal kamu Ki"

"Kenapa kamu cemburu Don?"

"Kagak lah, pacaran juga ngak"

"Kasihan ya kamu La, ngak dianggep"

Nayla hanya mengnganggukkan kepala. Doni binggung kenapa Nayla terus membela. Tetapi sebenarnya Doni tidak peduli.

"Gua pergi"

"Santay Don, anda yang pengen aku tanya"

"Apa?"

"Ada lagi ngak perempuan yang lagi deket kamu?"

"Playboy kamu Ki!"

"Ini serius, ada ngak?"

"Ada"

"Siapa namanya?"

"Desy"

"Desy temen Sd kamu?"

"Lu tau dari mana?"

"Hehe, katanya kamu juga udah tetanggaan?"

"Iya"

"Kapan-kapan main ke rumah Don!?"

"Ok, kamu juga. Kapan-kapan main ke rumah"

"Aku pulang Don"

"Ok"

Akhirnya, pembuat kesel udah pergi pulang. Memang tak jauh dari warung, rumahnya hanya di sebrang jalan. Hari pun udah mulai sore. Doni ingin pulang tetapi, Nayla akan sendirian. Ngak ada pilihan lain, Doni mengajak Nayla pulang bareng.

"Pengen pulang bareng La?"

"Eh, tumben kamu peduli"

"Sesekali ngak papa kali"

"Owh ok, yuk!?"

"Ok"

Akhirnya, kami pulang bareng. Tak terasa sudah sampai di depan rumah Nayla.

"Makasih Don, laen kali bareng lagi"

"Apa?"

"Ngak papa, jangan lama-lama melamunnya ntar gila"

"Owh ok, dah gua pulang"

"Dah, ati-ati di jalan"

"Ok"

Bertambah orang bertambah masalah itu lah yang di pikirkan Doni. Sepertinya Doni akan gila seperti yang dikatakan Nayla."Siapa lagi orang yang akan kutemui? Berapa banyak lagi orang yang aku temui? Berapa banyak lagi masalah yang akan aku hadapi? Berapa lama lagi aku akan beratahan?" Pikir Doni sepanjang jalan perjalanan pulang.

...Bersambung...

Note :
Makasih udah dukung gua sampai sekarang😄. Makasih ya☺ Terus dukung eak😂 Bersambung terus ngak ada habis yha😂 Vote😎

Don't say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang