Nayla

27 3 2
                                    

Hari ini, Nayla sendirian di rumah dia tidak tahu apa yang akan dilakukan dia sekarang. Sebenarnya, dia ingin ke pasar hari ini tetapi ayah dan ibunya sedang tidak ada di rumah. Nayla juga sedang memikirkan Doni, Apakah Doni marah sama Nayla? Nayla tidak tahu soal itu. Nayla tidak ingin seperti ini, dia ingin berbaikan dengan Doni. Tak lama kemudian, ayahnya pulang.

"Yah, mana ibu?"

"Masih di mall"

"Yah temenin aku ke pasar!?"

"Ayah lagi lelah La, kamu aja pergi sendiri, kunci motor masih ada di motor tu"

"Oke yah"

"Hati-hati di jalan"

Akhirnya, Nayla pergi ke pasar sendirian. Perjalanan ke pasar lumayan jauh dari rumah Nayla. Nayla ke pasar sengaja melewati rumah Doni untuk melihat apakah Doni ada di rumah atau tidak. Sepertinya, Doni tidak ada di rumah. Sepanjang jalan Nayla melamun dan hampir kecelakaan di jalan. Dia bingung kenapa dia selalu memikirkan Doni."Sebaiknya aku minta maaf ke Doni" Pikirnya.

Ketika sampai di pasar, ia parkir lumayan jauh dari tempat yang ingin ia kunjungi. Nayla pengen beli baju untuk ke acara pernikahan mamangnya besok. Tetapi, ia bingung ingin memakai baju apa. Sebelum ke toko itu ia sempat berhenti di warung bakso dan makan sebentar di sana. Kriiing....kriiing....kriiing. Hp Nayla berbunyi karena ayah menelpon.

"Halo, kenapa kamu lama banget?"

"Lagi makan bakso yah"

"Yaudah cepetan pulangnya jangan lama-lama"

"Iya yah"

Padahal, Nayla berfikir bahwa Doni yang menelpon. Selesai makan bakso di sana Nayla langsung pergi ke toko karena dia takut dimarah oleh ayahnya.

Sehabis membeli baju, ia pulang ke rumah. Karena merasa terlambat, ia berlari ke parkiran yang lumayan jauh letaknya. Saat di jalan, ia bertabrakan dengan seorang laki-laki yang sedang bersama pacarnya. Nayla terjatuh dan laki-laki itu membantunya bangun. Ternyata laki-laki dan pacarnya itu adalah Doni dan Desy.

"Nayla?" Doni terkejut

"Doni?"

"Kamu lagi ngapain di sini La?"

"Beli baju buat besok"

"Maaf La gua kagak liat lu tadi"

"Yaudah iya, aku harus buru-buru"

"Emang kamu mau ke mana La?"

"Pulang"

Nayla berlari dengan cepat, sepertinya ia sedikit meneteskan air mata, entah itu kesedihan atau kebahagiaan.

"Hey La tunggu!" Kejar Doni ke arah Nayla

"Don mau ke mana?" Tanya Desy yang juga berlari mengikuti Doni

Doni tidak menjawab apa-apa, dia terus berlari mengejar Nayla. Tapi, Doni terlambat karena Nayla sudah pergi bersama motornya.

"Des, kita harus cepet ngejer Nayla"

"Kamu yang bawa motor"

Meraka pun mengejar Nayla menggunakan motor tetapi Nayla sudah hilang entah ke mana.

"Kemana Nayla tadi Des?"

"Kita cari aja di rumahnya Don"

Akhirnya kami pergi ke rumahnya. Sampai di rumahnya kami melihat motor yang di pake Nayla. Kami bedua pun masuk ke rumah.

"Nayla" Panggil Doni dari luar

"Ada apa Nak?" Tanya seorang pembantu di rumah Nayla.

"Naylanya ada Bi?"

"Ada, dia ada di kamar. Silakan masuk langsung aja ke kamarnya"

"Oke Bi"

Tookkk....tookkk....tookkk

"La, ini gua Doni. Bukain pintunya dong!?"

"Mau apa kamu ke sini Don?" Tanya Nayla di dalem kamar dengan nada sedih

"Aku mau minta maaf"

"Udah ku maafin, pulang sana!"

"Bukain pintunya dulu dong! La? Kamu kenapa La? Buka pintunya La! Gua ngak akan pulang sebelum lu bukain pintunya La"

15 menit berlalu

Nayla masih belum membuka pintu kamarnya.

"La! Ini terakhir kalinya gua mohon ke elu, bukain pintunya!?" Mohon Doni

Tapi, tetep aja Nayla ngak mau bukain pintunya.

"Udah ah gua pulang"

Kreekk.... . Suara kunci di pintu kamar Nayla. Tiba-tiba Nayla keluar dan langsung memeluk Doni dengan tangisan.

"Kamu kenapa La?"

"Aku ngak pengen kehilangan kamu lagi" Suara Nayla dengan tangisan

"Udah, sekarang aku ngak bakal ninggalin kamu lagi"

"Janji?" Nayla mengancungkan jari kelingkingnya

"Janji, udah ya nangisnya, nanti kamu jelek lho"

"Iyah"

"Udah sekarang aku pulang ya? Kasihan sama Desy yang nunggu di luar"

"Iya, makasih ya"

"Iya, dah"

"Dah"

Sebenernya Doni hampir lupa kalo ada Desy yang menunggu di luar.

"Lama amat sih lho"

"Hehe, sorry Des"

"Gimana tadi Nayla nya?"

"Ngak papa kok cuma salah paham doang"

"Owh"

"Ehh, btw kita ngak jadi beli apa-apa nih di pasar?"

"Eh, iya ya. Besok aja lah"

"Oke"

Doni dan Nayla sudah baikan, Doni dan Desy sudah akrab. Sepertinya, Doni menganggap Desy sebagai keluarganya karena rumah mereka bertetanggaan.

...Bersambung...

Note :

Sebelumnya maaf yha🤗 sudut pandangnya dah berubah, mulai dari sekarang kita munggunakan nama orang, terima kasih. Vote😁

Don't say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang