Orang Lain

23 3 2
                                    

Pagi ini, rasanya gua males sekolah tetapi Desy selalu menyemangati gua untuk sekolah. Sekolah 6 hari lumayan berat juga.

07.00 WIB

Gua masuk kelas sambil melamun di jalan.

"Don, kenapa lu melamun?" Tanya Desy

"Hmm"

Desy tidak menjawab apa-apa. Tak lama kemudian, guru masuk. Pelajaran hari ini juga menurut gua sangat susah dimengerti mungkin karena gua kecapekan ya. Sekejap gua teringat dengan surat yang kemari-kemarin. Gua masih bingung siapa yang ngirim surat itu.

Jam istirahat pun tiba, gua pergi ke kantin bareng Hari dan Alex. Sebenernya gua mau di kelas doang, karena gua lagi kecapekan gua ikut aja ke kantin.

"Don, dah ketemu siapa yang ngirim surat?" Tanya Hari

"Kenapa lu nanyain itu?"

"Kamu kayaknya lagi banyak pikiran, mungkin aku bisa bantu lu Don!?"

"Iya, gua masih bingung siapa yang ngirim surat itu"

"Gua bantu nyari'in deh"

"Ok, makasih Ri"

Pulang sekolah seperti biasa selalu sama Desy. Tapi hari itu beda, kami tidak bercanda di sepanjang jalan. Desy juga ngak mau mulai pembicaraan mungkin karena dia tau kalo gua lagi banyak pikiran. Padahal gua pengen ngobrol sama Desy di sepanjang jalan itung-itung sebagai penghibur.

Keesokan harinya gua juga masih males sekolah. Tapi mau gimana lagi ngak sekolah ntar di marah guru. Capek ngak capek harus sekolah. Sampai di kelas gua, gua langsung duduk di samping Desy tanpa bicara apapun.

Bel berbunyi, istirahat tiba. Hari dan Alex ke kantin bersama tanpa mengajakku. Gua juga pengen nanya ke Hari apakah dia udah tau siapa yang ngirim surat. Lumayan lama menunggu akhirnya Hari dan Alex kembali ke kelas.

"Don, ini tentang surat kemarin"

Eh, baru aja gua mau negor ternyata dia duluan. Tapi ngak papa itu juga penting.

"Siapa Ri?" Lanjut gua

"Kemarin gua cari tau surat lu, ternyata di sana ada nama dan alamat pengirimnya"

"Terus siapa pengirimnya?"

"Na...Nay...Nayla kalu ngak salah"

"Nayla?"

"Iya"

"Makasih udah bantuin gua Ri"

"Oke"

Pulang sekolah gua pulang bareng lagi sama Desy. Gua dan Desy deket banget sampe banyak yang ngomong kalau kami itu pacaran padahal ngak. Hari ini gua yang mulai pembicaraan di jalan tapi bukan bercanda.

"Des, lu kenal sama Nayla ngak?"

"Nayla? Temen Sd dulu?"

"Ngak kenal aku Des, hehe"

"Owh iyaya dulu Sd kan lu pendiem. Nayla dulu pernah suka sama lu"

"Hah?"

"Iya dulu Nayla pernah suka sama lu tapi dia ngak mau cerita ke elu soalnya, lu sering sinis di Sd"

"Jadi? Gimana kabarnya sekarang?"

"Mana gua tau lah, gua bukan ibunya"

"Iya juga sih"

"Emang kenapa? Nayla yang bikin surat itu?"

"Eh, gimana lu bisa tau?"

"Dari kemarin lu kelihatan banyak pikiran jadi, gua cemas"

Ternyata Desy orangnya peduli.

"Hmm... maaf karena bikin lu cemas"

"Yaudah sih ngak papa"

"Besok temenin aku ke rumah Nayla ya!?"

"Ok, aku akan atur jadwal"

"Yosh"

Keesokan harinya kami ke rumah Nayla setelah pulang sekolah. Kami memdapatkan alamat rumah Nayla dari surat yang dikirimnya. Sampai di rumah Nayla.

"Nayla!" Panggil gua

"Kayak ngak ada orang di rumah ini Don"

"Iya kayak sepi amat"

"Dah besok aja kita ke sini lagi"

Akhirnya kami pulang. Sebenernya Nayla ada di rumah tetapi dia takut keluar karena Nayla menyangka Doni akan marah kepadanya mangkanya dia takut keluar.

...Bersambung...

Note :
Apakah Doni dan Nayla akan bertemu? Apakah hubungan Doni dan Nayla akan membaik? Apa Doni dan Desy akan berpacaran? Tungguin aja kelanjutannya. Vote😁

Don't say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang