1

212 14 2
                                    

Aku hanya payungmu, bukan rumahmu. Hanya kamu gunakan saat hujan, dan tidak jika cerah.

Ferdi Aldino.
"Pulang sekolah besok chat gue ya, biar gue bisa langsung jemput aja. Sampai ketemu besok, bawel."

Bianca Alyafie.
"iya, besok first meet semoga ga ngeselin ya !"

Bianca sudah dekat dengan ferdi dari 3 bulan yang lalu, saat Bianca baru saja putus dari mantannya, Angga. Bianca hanya dijadikan pelampiasan karna Angga tidak mau kalah dari Bella, mantannya yang sudah mempunyai pacar baru. Selama 3 bulan itu, bianca dan Ferdi belum pernah bertemu. Dikarnakan sekolah mereka berbeda. Jadi, Hanya bisa via telpon dan video call saja. Ferdi sangat baik kepada Bianca, namun satu hal yang Bianca tidak suka dari Ferdi, Dia terlalu possessive dan mengekang Bianca, padahal Ferdi dan Bianca tidak mempunyai hubungan spesial apapun. Seringkali mereka berdua bertengkar hanya karena Ferdi marah karena Bianca dekat dengan laki laki lain, apalagi jika Bianca masih berhubungan dengan Angga, Ferdi akan sangat marah.

...

"Pagi Chika!" Bianca menyapa Chika dengan senyuman merekah.

"kesambet saiton apa lo? Nyapa nyapa gitu, seneng kaga, ngeri iya gue dengernya. Lo sakit ya, Bi ?" tanya Chika sambil memegang dahi Bianca seolah mengecek suhu badannya. Chika heran karena tidak biasanya sahabatnya itu ceria sampai lebay seperti ini.

"Apasi, Chi. Kan cuma nyapa doang, ga boleh?" Bianca tersenyum menggelikan.

"WOI WOI, BIANCA UDAH GILA SUMPAH DAH !! " Chika teriak histeris kedepan koridor kelas mereka hingga beberapa siswa lain melihatnya aneh.

"Siapa yang gila, Chika?"

Suara lantang itu terdengar sangat mengerikan di telinga Chika. Dan benar saja, Pak bambang, guru fisika yang terkenal killer abis, sudah berada didepannya. Demi Tuhan sesudah ini Chika bersumpah akan menoyor kepala Bianca.

"eh..he..itu pak.. Gak ada..yang gila kok pak hehehe" Chika menjawab terbatah batah.

"Masuk, Chika. Kamu ga punya telinga. Dari tadi bel udah bunyi. Apa suara belnya kurang keras? " tegas pak Bambang

"eh iya, Pak. Ini mau masuk. Bapak duluan aja, yang muda mengalah hehe"

"kamu ngatain saya tua hah !? " nada suara pak Bambang sedikit naik. Selain killer, pak Bambang juga sangat baper. Salah kata sedikit, bisa tersinggung dan terkutuklah kita.

"Maaf, Pak, ga bermaksud ngomong gitu" ucap Chika sambil berjalan menuju bangkunya, disebelah Bianca.

Hari ini pelajaran fisika berjalan seperti biasa, hening dan sangat hening. Tak ada satupun anak yang berani menoleh ataupun berbicara dengan yang lain. Bahkan Chika yang sudah bersumpah untuk menoyor Biancapun, sudah mengurungi niatnya.

Bel berbunyi 3 kali, waktunya istirahat. Bel berbunyi lebih awal, tidak seperti biasanya.

"WOI UDAH ISTIRAHAT KITA BOLEH BALIK! HARI INI GURU ADA PERTEMUAN SAMA GURU GURU DARI SEKOLAH LAIN !" teriak Rafi si ketua kelas.

Seketika kelas seolah menjadi stadion bola. Sangat heboh dengan teriakan semua siswa tanpa terkecuali.

"Bi, kita jalan yuk? " Chika menawarkan Bianca.

GivdengetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang