3

88 12 0
                                    

Kamu jangan ga suka aku ya. Aku ga suka.

"sekarang giliran gue lagi. Gue tanya, dan jaawab jujur ya! "

Bianca hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

"Lo suka Yoel?" Pertanyaan Tama lebih horor dari yang lain. Karna yang bersangkutan ada dan ikut bermain.

"iya gue suka Yoel" jawab Bianca spontan.

"kenapa lo suka Yoel?"

"dari kronologis ceritanya Salsa, Yoel setia" Bianca menjawab seolah tak ada Yoel di sana.

"terus?"

"Yoel kece" jawab Bianca lagi dengan muka pulosnya.

"El, lo gausah terbang ya lo" goda Tama kepada Yoel.

"Lo mau gak pacaran sama Yoel?" Tama terus saja menambah pertanyaannya.

"belum"

"kenapa jaawabnya belum?" tak hanya Tama, semua yang ada di permainan itu ikut bingung dengan jawaban Bianca.

" karena Yoel ga suka gue" Jaawab Bianca polos.

Bianca hanya bisa menundukan kepalanya dalam dalam, karna malu kepada Yoel. sedangkan Tama kini sedang tertawa puas dengan pertanyaannya yang bisa membuat salting Bianca.

" gue suka lo kok" ujar Yoel tiba tiba sambil mengangkat dagu Bianca agar menatap ke arahnya.

"semuanya udah pada nanya, cuma gue satu-satunya yang belum nanya. Jadi sekarang giliran gue lagi ya" ujar Yoel dengan masih mengangkat dagu Bianca.

"Gue kece?" tanya Yoel.

Bianca menganggukan kepalanya yang masih ditangkupan tangan Yoel.

"Lo yakin gue setia?"

Bianca mengangguk lagi.

"Lo mau jadi pacar gue?"

Bianca sedikit membelalakkan matanya, lalu menggeleng.

"kenapa gamau jadi pacar gue?"

"Yoel suka mitha"

"Gue ga suka mitha. Gue suka lo. Dan lo tau? Gue ga takut cewek hits lagi. Jadi, sekarang mau jadi pacar gue?"

Bianca mengangguk kembali, sangat menggemaskan.
Tangan Yoel berhenti di hidung Bianca, Yoel menariknya sedikit,

"cute banget pacar gue" kata Yoel.

Pipi Bianca memanas karna perlakuan Yoel, dia benar benar tidak menyangka. Hanya karena permainan TOD, dia melepas status Jomblonya.

"Kita jadian beneran?" Bianca masih belum yakin, karna kejadian ini terjadi saat berada dalam sebuah permainan.

"Iya, Sayang, " jawab Yoel lembut, "gue mau tanya boleh?" tambahnya.

"iya"

"kenapa lo ga pernah lama kalo pacaran? Gue tanya gini karna gue ga mau pacaran sebentar sama lo" tanya Yoel.

"Gue pengen seseorang yang bisa buat gue nyaman. Dan satu satunnya yang bisa cuma Kak Angga, tapi dia mainin gue. Selain kak Angga, belum ada yang bisa buat gue nyaman, malahan bikin kesel mulu. Jadi ngapain gue jaga jodoh orang lama lama," jelas Bianca.

"Sama gue gaada istilahnya jaga jodoh orang, Ya. Lo cuma boleh jadi jodoh gue, begitupun gue, hanya boleh jadi jodoh lo. Gue bakal berusaha buat lo nyaman sama cara gue sendiri. Gaboleh ada kata putus diantara kita. Ngerti?" Yoel berbicara sangat serius.

"Bilangnya sama Tuhan, bukan sama gue. Doa sama Tuhan biar kita jodoh," balas Bianca sambil tersenyum.

Semua yang berada dalam lingkaran permainan melongo melihat Bianca dan Yoel, terlebih lagi Tama. Karna Tamalah yang membuat pertanyaan sehingga topik pembicaraan yang tadinya penuh dengan Ferdi dan Angga, menjadi kearah Yoel dan Bianca. Tama sama sekali tidak menyangka jika pertanyaannya berujung seperti ini. Tapi syukurlah, setidaknya mengurangi popolasi jomblo hehehe.

"Kenapa jadi jadian kaya gini?"
"kenapa jadi jadian kaya gini?" Salsa dan Saniyah melontarkan pertanyaan dengam kompak.

"Gimana sama Ferdi, Bi?" tambah Saniyah.

"Ga gimana gimana sama Ferdi. Sekarang Bian punya gue, gausah bahas cowok lain lagi, san. Kalo Ferdi sayang Bianca tulus, dia harusnya juga bahagia liat Bian bahagia sama gue," pertanyaan yang sebenarnya untuk Bianca malah Yoel yang menjawab.

"Ga adil dong, El. Kita mencintai seseorang untuk direlakan bahagia bersama orang lain? Apa itu masuk akal?" Shaniya memang sangat mendukung hubungan Bianca dengan Ferdi, karna Ferdi sendiri merupakan sepupunya.

"Ya, itu ga adil. Sama sekali ga adil. Gue orang yang udah hibur dan ada buat Bianca saat dia terpuruk. Walau udah berapa kali dia buang gue karna deket sama cowo lain, tapi hati gue ga bisa buat pergi dari Bianca meski gue sangat ingin itu. Dan sekarang, apa gue harus liat dia sama orang lain lagi? Apa gue cuma payung buat dia,cuma dipake saat hujan, dan tidak dihiraukan jika cerah?"

Semua menatap ke sumber suara. Dan ternyata suara itu adalah Ferdi.

"Lo tetep bisa jadi temen gue," Ujar Bianca spontan.

Kata kata Ferdi barusan sangat menohok hati Bianca. Memang benar, selama ini Bianca sudah sering membuang Ferdi tanpa disadari. Dia sering dekat dengan laki laki lain. Walaupun seharusnya Bianca sah sah saja jika ingin dekat dengan laki laki lain karena antara Ferdi dan Bianca pun tak ada hubungan apapun, namun tetap saja Ferdi akan merasa sakit karna Ferdi sangat menyayangi Bianca.

"Kalo lo minta gue buat tetep jadi temen lo, ini semakin ga adil, Bi. Coba lo bayangin jika ada diposisi gue sekarang. Gue dibuang, tapi gue harus tetep stay karna permintaan dari orang yang udah buang gue sendiri. Bagian mananya yang ga sakit? " suara Ferdi yang melirih membuat Bianca semakin tidak tega melihatnya.

Yoel berdiri, menepuk pelan pundak Ferdi, "kalo lo gamau jadi temen Bianca, lo bisa jadi temen gue. Apa lo masih ga bisa relain orang yang lo sayang sama temen lo sendiri, Fer? Lo ga perlu kawatir akan jadi pelampiasan kesedihan Bianca, karna gue akan berusaha untuk ga pernah bikin Bianca sedih demi temen gue yang udah relain Bianca buat Gue. Lo bisa ngerti?" Ujar Yoel mencoba menenangkan Ferdi.

Ferdi menatap bianca cukup lama, lalu beralih mentap Ferdi, "Gue tetep ga rela Bianca buat lo, tapi gue rela Bianca buat temen gue," Ferdi tersenyum menepuk pundak Yoel, "jaga Bian ya, El. Inget gue selalu siap buat ngerebut Bianca kembali kalo sedikit aja lo sakitin dia. San, mau pulang bareng?" Lanjut Ferdi lalu pergi meninggalkan Rumah Salsa.

Bianca merasa iba melihat Ferdi seperti ini, namun Bianca tidak bisa munafik, dalam hatinya ada sedikit kebahagiaan karna diperebutkan oleh dua laki laki baik.

Tanpa disadari, hari sudah mulai gelap. Hari ini perasaan Bianca campur aduk. Ada kesal, kecewa, bahagia, iba, Semua berkecamuk di hati Bianca, semakin membuat lelah.

"Bi, udah mau malem. Gue anter pulang ya," tawar Yoel.

Bianca mengangguk. Dia berdiri dan berjalan masuk ke rumah Salsa untuk mengambil tasnya.

"Sal, gue pulang ya," pamit Bianca pada Salsa.

"Iya deh, yang mau dianterin pacar baru," goda Salsa.

"makasih lo sama gue, karna gue lo jadian kan sama Yoel" tambah Tama

"Iya makasih banyak ya, Tama" ujar Bianca sambil menampakkan senyum memaksanya.

"Ayo, Bi" ajak Yoel sambil menarik tangan Bianca, "Kita pulang ya, Sal. Makasih banyak Tama, hehehe" Yoel berteriak sambil melambaikan tangannya.

GivdengetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang