4

160 11 0
                                    

Jangan membicarakan janji kamu sama aku, Ya. Bilang aja sama Tuhan, biar kita jodoh.

"Bi, jangan dipeluk ya," ujar Yoel kepada Bianca yang baru saja menaiki motornya.

" kenapa gitu ? Biasanya malah cowok yang minta dipeluk kalo mau goncengan. Kenapa lo gamau?" sebenarnya Bianca juga tidak ingin memeluk Yoel, tapi penasaran kenapa Yoel sampai memperingatkan seperti itu.

"Ya mangkanya gitu, gue gamau samaan kaya cowok lain. Gue mau beda, walaupun sebenarnya gue pengen dipeluk sih," jawab Yoel polos.

Bianca melongo mendengar jawaban Yoel. Jawabannya sama sekali tidak masuk akal, Bianca mengira Yoel akan menjawab "Bukan mukhrim,Bi," tapi ternyata tidak.

Yoel menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, dia memilih melewati jalan belakang yang jarang terdapat polisi dan razia, karna Bianca tidak menggunakan helm.

Diantara Yoel dan Bianca tidak ada yang berniat memulai obrolan. Yoel sangat fokus mengemudi motornya, dan Biancapun tidak ingin mengganggu konsentrasi Yoel.

10 menit berlalu, namun belum ada juga yang membuka pembicaraan. Bianca mulai merasa bosan, jika seperti ini waktu untuk menuju rumah Bianca akan terasa sangat lama, 20 menit seolah 2 jam. Namun Bianca sendiri tidah tahu harus memulai obrolan dari mana.

Mereka sampai di depan rumah Bianca, 20 menit mereka habiskan seperti Mengheningkan Cipta, sunyi.Hanya ada suara angin dan knalpot dari kendaraan lain.
Bianca turun dari motor Yoel dan langsung berjalan membuka pagar tanpa berbicara ataupun menoleh ke arah Yoel. Bianca kesal dengan Yoel yang sedari tadi tidak menghiraukannya. sedangkan Bianca pusing mencari kata-kata untuk memulai obrolan.

"Lah, woi! Ga bilang makasih dulu nih? Main nyelonong aja lo," ujar Yoel sedikit berteriak karena Bianca sudah menutup pagar rumahnya.

Bianca membuka sedikit pagarnya, "makasih," ketus Bianca lalu menutup kembali pagar dengan bantingan.

"ASTAGA! kaget gue !" Ujar Yoel sambil mengelus dadanya.

"Gue pulang ya, Pacar! " Teriaknya lagi.

"Awas ya, Lo. Ntar gue kacangin balik," batin Bianca.

Bianca membuka pintu rumahnya, lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Dia tidak memberi salam karena memang sudah pasti ayah dan Bundanya belum pulang ke rumah. Saat memasuki kamar, Bianca langsung menyambar handuk yang tergantung dan bergegas ke kamar mandi, Bianca sangat gerah.

Tidak sampai 10 menit, Bianca sudah selesai mandi dan telah mengenakan piyama santainya. Bianca beranjak menaiki tempat tidurnya, ia memutuskan untuk langsung tidur saja. Namun, tiba tiba ponsel Bianca berbunyi, menandakan ada telpon dari seseorang. Dia mengambil ponselnya yang masih berada di dalam tas, lalu melihat siapa yang menelpon? Tertera di layar ponsel Bianca, "Yolan Elviro"

"Angkat aja deh, mau pura pura ngambek, ntar nyesel kalo Yoel ga telpon lagi," Bianca berbicara pada dirinya sendiri, lalu menekan bagian berwarna hijau pada ponselnya.

"Halo," suara Yoel dari sebrang sana terdengar jelas.

"Kenapa nelpon?"

"Kata Salsa lo penakut, dan sekarangkan malam jum'at, banyak hantunya tau. Jadi gue temenin sambil telpon aja ya," jelas Yoel.

"Kenapa tadi di motor lo kacangin gue? Ga ada ngomong sama sekali gitu, ngeselin tau ga !" Bianca mengeluarkan unek uneknya pada Yoel.

"Kan udah gue bilang tadi, gue ga mau samaan kaya cowok lain, gue mau beda. Kalo biasanya cowok cowok di luar sana  minta dipeluk saat goncengan dan ngegombal selama di jalan, Nah gue ga mau kaya gitu, karna menurut gue, itu terlalu receh buat lo yang berharga banget."

GivdengetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang