5

84 6 0
                                    

Kamu udah terlanjur masuk, dan sekarang hatinya udah aku kunci. Jadi kamu ga bisa keluar lagi, ya.

"Yaudah, Bun, Yah. Bian berangkat dulu, ntar telat, lagi," pamit Bianca.

...

"Kemaren naik motor larangannya ga boleh peluk, sekarang naik mobil, apa yang mau di larang?" sindir Bianca.

"Peraturannya kalo naik mobil ga boleh sandaran. Tapi aku lebih suka kalo kamu ngelanggar peraturannya," goda Yoel dengan matanya yang melirik sedikit ke arah Bianca lalu kembali fokus mengemudikan mobilnya.

Bianca tersenyum geli,
"Kenapa pake aku kamu?"

"Gue buat aturan lagi deh. Mulai sekarang kita ga bole pake lo gue lagi. Kalo lo pake sapaan lo gue lagi, gue cium, oke? Kita mulai dari sekar.."

"Eh, ntar," potong Bianca, "Kalo lo yang pake sapaan lo gue gimana? Apa harus gue cium juga?" tanya Bianca polos.

"Kalo lo mau,"

"Oke! Kita mulai dari sekarang !" Bianca terlihat antusias.

Yoel mendekatkan wajahnya ke telinga Bianca, "pengen banget ya dicium?" bisiknya pelan.

Perlakuan Yoel membuat Bianca bergidik ngeri, namun juga berhasil membuat pipi Bianca blushing.

"Apaan sih, PD banget,"

"Canda aja, Sayang,"tangan kiri Yoel menarik Bianca untuk bersandar ke bahunya.

Bianca tidak menolak perlakuan Yoel, dia menikmati sandaran di bahu pacarnya itu. Sesekali melirik ke arah Yoel dan memperhatikan setiap inchi wajah Yoel.

Alunan musik lembut di mobil Yoel semakin membuat Bianca merasa nyaman, bahkan terasa ngantuk. Hari ini Bianca nyatakan bahwa Yoel berhasil untuk membuatnya nyaman, ntah bagaimana untuk hari hari berikutnya. Bianca harap kisahnya kali ini tidak sama dengan kisah sebelumnya, yang ciptakan kenyamanan hingga buat terbuai, lalu hilang hampa meninggalkan pembicaraan luka.

Yoel menggerakkan bahu kirinya, membuat Bianca refleks menegakkan kepalanya yang bersandar di bahu Yoel. Tak terasa, kini mobil Yoel sudah menepi di depan sekolah Bianca.

"Senyaman itu ya sandarannya?" sindir Yoel.

"Ya ampun, lupa!" Bianca menepuk pelan dahinya, "Tadikan niatnya mau suapin Yoel sarapan sambil di jalan," lanjutnya berbicara pada diri sendiri namun dapat didengar jelas oleh Yoel.

"Ih, kamumah suka gitu. Coba kalo tadi ga lupa, romantiskan jadinya,"

"Yaudah deh, kamu bawa ke sekolah aja ya bekalnya. Awas ya kalo ga dimakan," Bianca menyodorkan kotak bekalnya kepada Yoel.

"Makasih ya. Sana gih, ntar aku yang telat,"

"Gamau bukain pintunya buat aku?"

"Gamau samaan kaya cow.."

Belum lagi Yoel melanjutkan kalimatnya, Bianca sudah membuka pintu mobil dan berlari meninggalkan Yoel. Dia tidak ingin mendengar kalimat yang berulang kali keluar dari mulut yoel. Menyebalkan.

Yoel tersenyum dan menggelengkan pelan kepalanya melihat tingkah Bianca yang sangat lucu.

...

Bianca berjalan santai melewati koridor menuju kelasnya, beberapa kali dia menebarkan senyum pada orang orang yang ia temui. Lalu saat ingin menaiki tangga, Bianca berpapasan dengan Mitha, mantan pacarnya Yoel. Bianca tersenyum, tetapi Mitha malah meliriknya sinis, lalu lanjut berjalan dengan mengangkat kepalanya. Bianca tidak menghiraukan lirikan sinis dari Mitha, karna menurutnya, dia tidak mempunyai urusan dan masalah apa apa dengan Mitha. Jadi tidak perlu terlalu dipikirkan.

GivdengetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang