"Tiga...dua...satu... mulai."
Aba-aba yang keluar dari mulut seseorang.
Raka dan Rama memacu motor mereka dengan kecepatan diatas rata-rata. Saling mendahului dan menunjukkan skill balapan, itulah yang mereka lakukan selama balapan.
Seorang menyaksikan balapan ini dengan senyuman bangga, tidak sia-sia ia melatih dua orang tersebut. Buktinya skill Raka dan Rama sudah sangat matang dan layak ikut pertandingan resmi.
"Lu yakin bisa ngalahin gua?" Tanya Rama dengan wajah tengil.
Raka tak menanggapi ocehan Rama, ia memilih menambah kecepatan motornya.
Sorak-sorak pendukung 2R tak kalah ramai malam ini, bahkan mereka ada yang sukarela menambah hadiah bagi pemenang balapan ini.
Dari kejauhan garis finish sudah terlihat, Rama merasa akan kalah jika ia tak menambah kecepatannya.
Mereka berdua sama-sama telah mendekati finish.
Dannnnn
Hasilnya seri
Seorang menghampiri mereka berdua dan bertos ria.
"Gimana, gak sia-siakan usaha gua ngajarin kalian?" Tanyanya dengan tertawa riang.
"Thank's bang, gue pamit duluan," Kali ini Raka yang menyahut, ia tak ingin berlama-lama ditempat itu.
Dia mulai tancap gas dan meninggalkan arena balap."Apa sih lu bang, gak seru banget balapan kagak ada yang menang," Protes Rama dengan muka masam.
Orang itu langsung menjitak Rama karena tingkah kekanakannya, "addduh," Rama mengaduh keningnya panas akibat jitakan.
"Kalian emang gak menang, tapi---"
"Alah bodo ah gw mau cabut," sela Rama yang siap-siap pergi.
"Kalian bakal gue daftarin balapan resmi."
"Hah ... lu serius, gak bercandakan bang?" Kagetnya.
"Hmmm."
"Aaaa yeesss, akhirnya mimpi gue bakal jadi nyata," Rama bersorak gembira karena impiannya sudah di depan mata.
~♥♥~
Raka memacu motornya dengan kecepatan sedang, bayangan masa lalunya masih menghantui.
"Sial, ini semua gara-gara Rama," kesalnya.
Tiba-tiba Raka menghentikan motornya di depan mini market. Minuman dingin dan rokok mungkin bisa menghilangkan rasa kesalnya saat ini.
Ia berjalan masuk dan mengambil sebotol minuman soda. Ditegugnya minuman itu lalu ia mengeluarkan sekotak tembakau dari saku jaket, baru ia ingin memantik rokok tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.
"Lu ngerokok?" Orang itu tersenyum miring.
"Masalah buat lu?"
"Enggak, bagi satu gua," orang itu langsung mengambil rokok dari tangan Raka.
Tanpa diduga ia merebutnya dan menatap tajam si pengganggu.
"Lu gila hah!" Emosi Raka meledak, "lu itu cewek, buat apa lu ngegunain barang kaya gini?"
"Terus kalo gue cewek kenapa, masalah?"
"Lagian udah biasa," sambung cewek dihadapannya.
Raka hanya diam atas pengakuan gadis yang merampas rokoknya. Jujur ia kaget, tapi apapun alasan yang dijelaskan tak akan membuat Raka menyerahkan rokok tersebut.
"Gua anter lu pulang, udah malem."
"Gak perlu, gua mau ke arena balap," tolak gadis bergaya tomboy dengan rambut kuncir kuda.
"Aira!" Kesabaran Raka mulai habis ia membentak gadis itu.
"Cepet naik sebelum gua bertindak kasar," geram Raka menahan emosi.
"Gua gak mau dan jangan sok perduli," tukas Aira, ia harus pergi sebelum Raka berhasil membawanya pulang.
Greb...
Tangan Aira langsung ia cekal dan membawanya pulang.
"Raka gua gak mau," Aira meronta mencoba lepas dari cekalan.
Raka tak perduli teriakan bahkan makian yang dilontarkan oleh gadis dibelangnya, ia terus melajukan motornya dengan cepat.
"Rakaaaa sialan, gua gak mau pulang," terus saja Aira memaki laki-laki yang memaksanya ini bahkan pukulan terus ia layangkan dibahu Raka.
Hai semua gimana masih mau lanjut?
Maaf kalo nanti ada unsur kekerasan sedikit.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Takdir Ini
Teen Fiction"Semua berubah ketika mereka berpisah" Kutipan itulah yang menggambarkan perjalanan hidup seorang gadis remaja, dimana awal semua di mulai dan di akhiri. Sanggupkah dia menerima takdir hidupnya? atau menyerah begitu saja.