Jimin sungguh tak habis pikir, bagaimana bisa ada manusia berhati buta seperti Jeon Jungkook. Apa pemuda itu tidak tahu ada seorang gadis yang begitu setia padanya, menunggunya dalam bangunan angan-angan yang ia buat sendiri?
Semua orang pasti setuju kalau ia bilang kondisi Hyunjoo amat menyedihkan kini. Apakah pria berengsek bernama Jeon Jungkook itu tidak punya otak untuk berpikir? Tiba-tiba darah di ubun-ubunnya mendidih.
Tanpa pikir panjang, Jimin menarik tangan Hyunjoo dengan paksa.
"Oppa, lepaskan!" pintanya sambil meringis kesakitan.
Jimin tak bersuara. Ia terus menggeret Hyunjoo ke sebuah toko kue di seberang avenue yang mereka lalui dan tidak memedulikan teriakan protes dari mulut Hyunjoo. Ia harus mengakhiri semua ini dan membebaskan Hyunjoo dari kubangan angan-angan kosongnya sendiri.
"Pilih kue tar yang kau sukai!" perintah Jimin saat mereka tiba di depan etalase yang memamerkan sederetan kue berhiaskan ornamen musim gugur yang terlihat indah.
"Aku tidak mau!" tukas Hyunjoo kesal.
Tangan Jimin yang kekar itu kembali menarik tubuh Hyunjoo agar tetap berdiri di sampingnya ketika gadis itu berusaha untuk berbalik pergi.
"Kumohon, pilihlah kue tar yang kau sukai dan kita akan merayakannya bersama," ujar Jimin lembut, tetapi ia tak berani menatap wajah Hyunjoo. Matanya terfokus pada ubin lantai toko itu.
👑🎆👑
Tak banyak percakapan yang tercipta di antara mereka. Hyunjoo masih terdiam seperti patung, sementara Jimin masih menyesali kecerobohannya beberapa saat lalu. Hyunjoo pasti membencinya kini. Satu-satunya alasan gadis itu masih mau duduk bersamanya mungkin karena ia butuh teman pulang. Mungkin saja. Jimin pun tak berani berspekulasi lebih.
Api yang bertengger di ujung lilin menari-nari tertiup angin. Nyalanya hampir padam kalau saja sang angin tidak menghentikan tiupannya tepat waktu.
"Tak ingin meniup lilinnya?" Tanya Jimin hati-hati.
Hyunjoo terisak halus. Kepalanya tertunduk.
"Maaf. Aku telah menyakitimu," lirih Jimin.
"Tidak. Aku bukan menangis karena itu," tukas Hyunjoo.
Jimin menatap Hyunjoo iba. Sekali melihat, orang bisa menebak kalau dirinya seperti sedang menanggung beban yang membuat tubuhnya bongkok. Wajah dan aura di sekelilingnya penuh dengan masalah dan kesedihan.
"Aku sudah berjanji sejak pesta reuni itu. Ini terakhir kalinya aku merayakan ulang tahun Jeon Jungkook." Hyunjoo kembali sesenggukan.
Jimin tak tega sehingga perlahan meletakkan tangannya di kepala Hyunjoo. Setelah menepuknya pelan, tangan itu merengkuh Hyunjoo ke dalam pelukannya.
"Menangislah kalau itu bisa membuatmu jadi lebih baik."
"Sepuluh tahun bukan waktu yang sedikit 'kan? Semuanya sudah melekat seperti daging. Apa aku bisa?" tanya Hyunjoo di sela isak tangisnya.
Jimin tersenyum.
"Selamat datang Kim Hyunjoo. Selamat datang kembali dalam kehidupanmu sendiri. Selama sepuluh tahun ini Jeon Jungkook telah merebut kehidupanmu dan kini saatnya kau kembali. Melupakannya dan memulai semuanya dari awal. Kau pasti bisa! Kau gadis yang kuat."
Hyunjoo semakin terisak dengan kata-kata itu. Jimin membiarkan bajunya basah dengan airmata Hyunjoo karena ia tahu gadis itu sedang butuh dukungan.
👑🎆👑
Eunjung duduk di atas rerumputan halaman depan rumah keluarga Hyunjoo. Menatap sahabatnya itu sedang memasukkan benda-benda ke sebuah tong. Sahabatnya itu bilang ia akan membakar semua benda yang mengingatkannya pada orang bernama Jeon Jungkook.
Sepuluh kartu ucapan selamat ulang tahun yang selalu ia buat setiap kali Jungkook berulang tahun, sudah sukses masuk ke dalam tong. Kini Hyunjoo sedang mengeluarkan sesuatu dari plastik putih. Sebuah kado. Eunjung tidak tahu pasti apa isinya, mungkin kado ulang tahun untuk Jungkook tahun ini. Kado itu pun kini sukses menyusul teman-temannya yang lain.
Sesuatu yang Hyunjoo keluarkan dari plastik putih menjadi benda terakhir yang akan masuk ke dalam tong. Dedaunan kering. Mata Eunjung membesar melihat benda itu kemudian berusaha mengingat di mana ia pernah melihat benda serupa itu. Setelahnya Hyunjoo menuangkan minyak dan menyalakan korek. Matanya sendu menatap api yang menari-nari di ujung korek gas itu.
"Kau sendiri yang akan membakarnya, Pendekar Api. Jangan salahkan aku!"
Eunjung terhenyak. Seperti pernah mendengar bagian dari kalimat Hyunjoo disebut oleh seseorang. Lalu ia mulai mengaitkannya dengan dedaunan kering yang dilihatnya tadi.
"Pendekar Api?" gumamnya.
Tangan Hyunjoo mulai turun, hendak mengantarkan sang api melaksanakan tugasnya. Membakar semua kenangannya akan Jeon Jungkook.
"Hyunjoo! Tunggu!" cegah Eunjung.
"Ada apa?" tanya Hyunjoo keheranan.
"Baru saja kau menyebut apa? Pendekar Api?"
Hyunjoo mengerutkan keningnya. Memangnya ada apa dengan Pendekar Api? Kenapa Eunjung tiba-tiba menjadi antuasias dengannya?
"Pendekar Api. Dia Jeon Jungkook. Aku menjulukinya seperti itu. Sejak kami main sandiwara Pendekar Api dan Pendekar Awan. Ada apa Eunjung?" kini berbalik Hyunjoo yang penasaran.
"Tidak mungkin," gumam Eunjung kemudian berlari pergi.
Hyunjoo hanya bisa terdiam keheranan melihat tingkah laku sahabatnya yang aneh itu.
👑🎆👑
Hari-hari berikutnya menjadi cukup berat bagi Hyunjoo. Biasanya ia bisa melangkahkan kaki dengan jejak langkah yang mantap karena ia punya alasan untuk melewati hari itu. Ada kepastian yang ia yakini, sesuatu yang membahagiakan menantinya di ujung sana. Namun sekarang, kepastian itu sudah ia bakar bersama benda-benda kenangannya bersama Jungkook.
Sosok Jimin pun selalu berada di tempatnya seperti semula. Tidak pernah pergi sehingga Hyunjoo merasa ia tidak pernah sendirian menjalaninya.
Hanya Eunjung yang menghilang sejak hari itu. Sejak Hyunjoo menyebut-nyebut perihal Pendekar Api. Apa yang gadis itu pikirkan sebenarnya? Kenapa ia begitu syok mendengarnya?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus terlontar dan berlarian di benak Hyunjoo tanpa bisa ia jawab.
Hingga sore itu akhirnya Eunjung muncul. Namun, ia tidak sendiri. Ia datang bersama seseorang yang membuat sesak itu kembali bersarang di dada Hyunjoo yang sebelumnya sudah terasa lebih lapang.
"Maaf, aku membawanya ke sini."
Hyunjoo menatap Eunjung kesal. Muncul pertanyaan besar dalam benaknya, sebenarnya gadis itu sahabatnya atau bukan? Kenapa ia membawa Hyunjoo kembali dalam kubangan yang sedang berusaha ia tinggalkan?
"Aku akan meninggalkan kalian berdua." Eunjung beringsut pergi sementara tatapan membunuh Hyunjoo belum berhenti menghakiminya.
===== To Be Continued =====
7 April 2019
Bucinnya Taehyung 😘
💜Shino Kei💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Unforgettable
FanfictionKim Hyunjoo menyukai Jeon Jungkook, teman sekelasnya sejak bangku Sekolah Dasar. Suatu hari, Jeon Jungkook menghilang tanpa kabar. Beberapa tahun setelah menghilang, mereka bertemu lagi dalam sebuah acara reuni. Namun, Jungkook tidak mengacuhkan Hyu...