Keheningan segera menyergap mereka.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Jungkook yang terdengar seperti hanya sekedar berbasa-basi di telinga Hyunjoo.
"Kau bisa lihat sendiri," jawab Hyunjoo tak acuh. Ia berusaha sebisa mungkin menghindari tatapan mata itu.
"Eunjung sudah cerita semuanya padaku."
"Anak itu," kecam Hyunjoo dalam hati.
"Lalu?" tanya Hyunjoo berusaha bersikap sedingin mungkin. Anggap saja sebagai balasan sikap tak acuh Jungkook padanya di pesta reuni sekolah mereka.
"Kau masih ingat Pendekar Awan dan Pendekar Api?"
"Kisah masa lalu?"
Hyunjoo merasa dirinya amat kejam berujar dengan nada sedingin itu. Namun, entah kenapa kemarahan hati telah menguasai akal sehatnya. Penantian tak berujungnya selama sepuluh tahun ini, harapan-harapan yang kesemuanya musnah karena seorang gadis bernama Minhae. Hyunjoo tahu Jungkook sedang mengincarnya. Begitulah yang ia dengar dari pembicaraan teman-teman mereka di acara reuni.
Ia masih ingat jelas bagaimana Jungkook tidak mengacuhkannya di pesta itu. Bahkan harus ia lebih dulu yang menegurnya dan sekarang berani-beraninya pria itu menyinggung masalah pendekar api dan pendekar awan yang membuat hatinya terasa seperti dilempari pecahan kaca.
"Benar kau sudah melupakannya?" tanya Jungkook setengah memaksa.
Sikapnya yang satu itu masih sama seperti dulu. Ia akan menatap Hyunjoo dengan mata melebar dan nada bicara yang agak meninggi. Itu tandanya ia sedang marah.
Untuk apa ia marah kalau Hyunjoo berusaha melupakan masa lalu mereka itu? Bukankah semua itu tidak ada arti baginya?
"Itu hanya permainan anak kecil! Anak ingusan yang belum tahu apa-apa. Tidak usah terlalu mendramatisasi keadaan. Kau pikir kau siapa sehingga aku harus terus mengingatmu sementara kau sendiri tidak ingat padaku?"
Jungkook mendekati Hyunjoo dan mencengkeram tangannya hingga wajah mereka kini berhadapan. Mata bulat itu menatap lurus ke mata Hyunjoo. Terasa seperti merontokkan benteng-benteng pertahanannya.
"Bukankah tadi aku sudah mengatakan kalau Eunjung sudah menceritakan semuanya? Jadi jangan berbohong, Kim Hyunjoo!" desisnya.
Sungguh mengerikan. Jungkook benar-benar sudah berubah dan Hyunjoo merasa ngeri berada di dekatnya. Untuk pertama kali sejak ia mengenalnya, ia merasa tidak ingin berada di dekat Jungkook.
"Lalu, kau mau apa kalau semua itu benar? Apa yang akan kau lakukan kalau cerita Eunjung itu benar, eoh?" Hyunjoo balas berteriak di wajah Jungkook sambil sesekali berusaha melepaskan cengkeraman pria itu dari lengannya.
Cengkeraman Jungkook mengendur dan itu membuat Hyunjoo bisa bernapas lega. Raut wajah Jungkook berubah syok. Ia terdiam dan bergumam lirih setelahnya.
"Jadi itu benar?"
"Tapi, sayang. Semuanya sudah terlambat. Pendekar Api telah membakar semuanya," lirih Hyunjoo dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata. Ia segera tertunduk untuk menyembunyikannya dari Jungkook.
"Tapi, kenapa?" tuntut Jungkook. Suaranya kembali meninggi.
"Bukankah pada dasarnya, api dan awan tak akan bisa bersatu? Mereka berlawanan. Tak akan hidup kalau bersatu karena keduanya akan saling membunuh."
"Aku dan Minhae, kau pasti sudah mendengarnya. Itu hanya gosip murahan yang dibuat oleh teman-teman kita," Jungkook berusaha menjelaskan.
"Cukup! Aku tak perlu mendengarnya karena itu bukan urusanku. Terima kasih atas semuanya." Hyunjoo mendongak dan menatap wajah Jungkook sambil berusaha untuk tersenyum. Dua bulir cairan bening itu menetes perlahan dari matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Unforgettable
FanfictionKim Hyunjoo menyukai Jeon Jungkook, teman sekelasnya sejak bangku Sekolah Dasar. Suatu hari, Jeon Jungkook menghilang tanpa kabar. Beberapa tahun setelah menghilang, mereka bertemu lagi dalam sebuah acara reuni. Namun, Jungkook tidak mengacuhkan Hyu...