IX

39 4 2
                                    


** Authors's POV **

Sore itu Kate telah duduk di depan meja riasnya. Rambut Kate telah ditata ala messy bun. Sederhana namun tetap menonjolkan leher Kate yang mulus. Sejumput rambutnya sengaja dibuat tergantung di sisi pipi kiri dan kanannya. Selesai dengan rambutnya penata rias ini beralih pada wajah Kate. Mata Kate terpejam saat merasakan wajahnya mulai di tepuk tepuk lembut. Sesi make up ini selesai saat Kate merasakan semprotan cairan harum dingin yang mengenai kulit wajahnya.

"Aku sudah selesai manis, bukalah matamu" ucap pria feminim disamping Kate bersedekap

Kate takjub melihat hasilnya. Wajahnya hanya di pulas sederhana, seperti sengaja menonjolkan kulit Kate yang memang tak bercela namun make up mata nya sungguh brilian. Kate seperti bertepuk tangan dalam hati.

"Dante telah memintaku untuk mengenakan dress ini padamu, manis" ucap Jo lagi sambil tangannya bergerak menurunkan ritsleting garment bag putih polos yang sedari tadi tergantung manis.

Mulut Kate membulat saat perlahan gaun itu keluar dari persembunyiannya. Gaun berpayet warna abu-abu muda hanya sepanjang lutut Kate. Terbuat dari sutera yang amat halus membuat rok nya mengikuti gerakan Kate yang berputar-putar seperti air. Angkle strap heels dan pouch dengan warna senada melengkapi penampilan Kate.Ini hebat, senyum Kate.

*

*

Kate turun mengekor pada Dante yang sudah siap dengan setelan jas nya. Leonne sudah duduk menunggu diruang tengah dengan atap yang tinggi membelakangi tangga.

"She is ready Sir.." ucap Dante setelah tiba di samping bosnya.

Leonne berdiri, tatapannya menilik Kate mulai dari ujung kaki sampai kepala. Mukanya tetap datar dan dingin. Kate sampai mengelus lengannya karena gugup. Tanpa berkomentar Leonne mulai berjalan ke pintu depan dimana Dante telah menunggu dengan mesin mobil menyala. Tiga mobil anak buahnya juga sudah siap menunggu untuk mengawal Leonne.

Selama perjalanan Kate hanya diam, tangannya yang berkeringat menggengam pouch erat. Leonne sibuk dengan pikirannya sendiri.

Iringan mobil akhirnya memasuki pintu gerbang sebuah mansion setelah suara serak dari interkom memberikan ijin. Tampak dari jauh mansion besar dengan cahaya lampu yang menyorot kemegahan asitekturnya.

"Malam Tuan Romano." sambut pelayan berseragam jas dengan dasi kupu-kupu

Leonne dan Kate berdiri bersisian. Leonne melengkungkan lengannya namun Kate memandang bingung.

"Kalungkan tanganmu padaku bodoh!" ucap Leonne ketus

"Akan lebih baik bila sekarang kau mulai berdiri sebagai tunanganku." lanjut Leonne lagi

"What?" Kate kaget, namun tatapan Leonne yang seperti ingin membunuh membuatnya kembali diam. Kate langsung mengalungkan tangannya pada Leonne lalu mereka berjalan masuk ke dalam mansion megah itu. "Toh hanya berpura-pura" Kate meyakinkan dirinya sendiri.

*

*

Pesta ini sungguh megah. Begitu masuk ke dalam mansion ini kepala Kate terus menengok ke kanan dan kiri seperti kukang. Dia takjub pada banyaknya orang-orang yang terlihat kaya hadir pada pesta ini. Pria-pria berjas dengan wanita-wanita cantik seperti super model bergelayut manja di sampingnya. Meja-meja panjang yang penuh akan makanan dan kue kue tart.

Tuan rumah pesta ini beranjak meninggalkan gerombolan yang sedari tadi tertawa-tawa pada saat matanya menangkap sosok Leonne.

"Kau datang!" tangannya yang mengembang dari jauh kini memeluk Leonne dan menepuk pelan punggung Leonne. Mereka saling berpelukan sesaat.

"Would never missed your home coming party, Mike" ucap Leonne sambil tersenyum.

"Siapa perempuan cantik ini?" tanya Mike sambil mengedipkan sebelah matanya pada Kate.

"Tunanganku" jawab Leonne santai

"Are you kidding me? Sejak kapan kamu mulai bertunangan?" Mike mulai tertawa

"Sejak tadi" jawab Leonne sambil menarik tangan Kate untuk memperlihatkan cincin berlian 5 karat princess cut yang ada di jari manisnya.

"Wow men, it seems you are very serious with this girl"ucap Mike serius

"I am" jawab Leonne sambil melirik kearah Kate yang pandangannya masih terpaku pada tangannya sendiri. Untung Mike tidak melihat kebodohan perempuan ini. Leonne ingin sekali memukul kepala Kate agar dia sadar.

"What the hell? Sejak kapan cincin ini ada di jari manisku?" tanya Kate dalam hati  namun matanya masih terus memandangi cincin berlian yang tersangkut di jari manisnya. Takjub.


^o^ tiap update dikit biar bikin penisirin hahahahahha

^o^ vote and komen yaaaaakkkk....

You are mineWhere stories live. Discover now