35

6 1 0
                                    

Dan pada akhirnya ego lebih besar daripada apapun, karna ego semua bagai tak bermakna lenyap hangus tak tersisa, padahal hanya sekedar permasalahan yang hanya membutuhkan perjumpaan untuk menyelesaikannya, ego memang tak pernah bisa dikalahkan ia menjelma sebagai hati yang benar-benar terluka lalu merasuk ke pikiran dan pada akhirnya kita dihantui oleh
bayang-bayang yang membuat kita bingung, semesta juga turut andil didalamnya menjelma sebagai masalah yang berusaha menyamar sebagai penengah. Lucu kadang ego, pikiran, hati dan semesta seolah-olah mempermainkan takdir yang berusaha kita rubah untuk lebih baik. Tapi, mereka lebih sering tak merestui, dengan cara apapun mereka mempermainkan perasaan dengan bantuan ego, pikiran, dan hati. Dan sayangnya kita lebih sering terhasut pada ego yang menginginkan perpisahan terburuk sepanjang masa yang kelak akan kita kenang sebagai masa lalu. Dan pada akhirnya ego lah yang menang, ia tertawa sedangkan pikiran ia masih terus menyesal karna telah mengikuti ego lalu hati ia seolah-olah tak mampu lagi untuk sembuh karna luka sobek yang telah dibuat olehnya sendiri sedangkan semesta ia seolah-olah sosok yang menyemangati dan juga sosok yang mengatakan bahwa aku punya rencana lebih indah daripada rencana yang telah kamu rencanakan bersama ia. Kemudian diri pun menjelma menjadi sosok yang sangat luar biasa menyesal karna telah mengikuti ego daripada hati, lalu menangis menjadi-jadi, meraung, berteriak, menyakiti serta melukai diri hingga raga terasa mati.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang