31

2.5K 278 23
                                    

(nk) berdiri di depan pintu kedatangan.  Sebentar lagi akan tiba waktu di mana dia harus memilih antara 2 laki laki yang berada dari masa lalunya.

Sedari tadi (nk) hanya melamun menatap pintu kedatangan itu. Pikiranya sudah sangat campur aduk sekali.

Seorang dengan baju hitam dan celana Jeansnya keluar dengan mengandeng seorang anak yang sudah tersenyum lebar.

"mommy" teriak anak itu.

"hay alvaro apa kabar sayang" balas (nk)

Ya anak tadi adalah alvaro anak dari bimo dan istrinya dulu. (nk) kembali berahli mematap wajah bimo yang sedang tersenyum bahagia.

"kamu kenapa sayang pucet banget sakit" tanya bimo mengelus pipi nk)

"gak ko bim cuma rada cape aja"

"rada cape atau rada Rindu Sini peluk dulu" bimo menarik (nk) dalam pelukanya.

"aku kangen kamu tau" ucap bimo

"kamu kangen aku gak" tanya bimo lagi

"iya bim kangen"

Bimo semangakin mempererat pelukanya pada (nk). Entah dia sangat kenyayangi wanita ini.  Wanita yang dulu pernah dia sakiti secara fisik dan batin.

Setelah menunggu beberapa koper yang di bawa oleh bimo,  mereka pulang kembali ke rumah bimo.

"si kembar mana sayang" tanya bimo

"sama papahnya aku titipin"

"oh" jawab bimo singkat.

"eh bim jangan marah mereka yang minta kok di titipin ke papahnya" ucap (nk) memberi penjelasan.

Bimo menoleh dan tersenyum ke arah (nk) di angkatnya tanganya untuk mengelus rambut (nk).

"aku gak marah kok biar aja anak anak sama papah nya ya"

"tapi bim" bimo dengan cepat menempelkan telunjuknya di bibir (nk)

"apa aku gak akan marah kok kan iqbaal papah mereka ya"

(nk) mengangguk dan kembali menatap depan lagi sedangkan bimo dia kembali terfokus pada jalan.

Karena jarak rumah bimo dan bandara lumayan jauh. Mereka sekarang baru sampai di rumah bimo.

Setelah mnurunkan semua koper mereka masuk ke dalam rumah. (nk) menarik salah satu koper yang berwarna hitam.

"eh jangan biar aku aja ya sayang" ucap bimo melarang (nk).

"biar aku susunin bajunya di lemari kamu"

"gak usah sayang biar nanti bibi aja ya kamu ikut aku yuk ke ruang kerja ku"

Bimo menuntun (nk) ke ruang kerjannya yang berada di lantai 2 ruhanya.

Sesampainya di sana mereka masih saling diam. Seperti ada keraguan di benak keduanya.

"(nk)" panggil bimo

"iya bim"

"kamu yakin sama aku" tanya bimo

"iya aku yakin bim, kenapa"

"aku takut kamu gak bahagia sama aku (nk)"

(nk) berdiri di hdapan bimo,  entah kenapa jika melihat mata bimo yang sudah berkaca kaca (nk) bisa luluh.

"bim denger aku ya, kamu itu bisa kok bahagian aku dengan cara kamu sendiri,  kamu gak mesti jadi orang lain untuk ngebahagiakan aku"

Bimo membalas pelukan (nk) dengan erat. Setelah puas memeluk (nk) bimo melepaskanya dan dalngsung berlutut di dahapan (nk).

Nada Terindah (idr) (nk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang