44

1.9K 138 7
                                    

(nk) sedang duduk di tepi ranjang perutnya sudah mulai membesar. Di lihatnya iqbaal yang sedang berganti pakaian akan pergi kerja.

Setetes air mata jatuh begitu saja di pipi (nk). Entah mungkin saja ini bawaan bayi (nk) selalu baper saat melihat iqbaal.

Iqbaal yang merasa di perhatikan menoleh dan tersenyum melihat istrinya. Di dekatinya istrinya dan iqbaal terkejut saat melihat istrinya yang menagis.

"ihh sayang kok nagis lagi sih belakangan ini kamu baperan ya" ucap iqbaal terkekeh.

(nk) yang malu langsung memukul lengan iqbaal dengan pelan. Menghapus air matanya dan tersipu malu.

"udah donk jangan nagis lagi ya" iqbaal menarik (nk) untuk di peluknya.

"kamu takut apa sih"

"takut kehilangan kamu kehilangan anak anak semuanya"

"heheh lebay kamu tuh udah ya aku kerja dulu"

(nk) mengangguk dan mengantar iqbaal sampai di depan pintu rumahnya. (nk) tetap setia menunggu iqbaal sampai mobilnya sudah tak terlihat.

• • • • • • •

Waktu terus berganti kini perut (nk) sudah sangat besar mereka akan menantikan si calon bayi mereka beberapa hari lagi mungkin.

Iqbaal sedang sibuk di kantor dan tadi sudah menelfon (nk) kalau akan pulang larut malam karna kerjaanya yang menumpuk.

Entah kenapa hati (nk) saat ini sangat gelisa memikirkan iqbaal yang entah sedang ngapain.

Jam sudah menunjukan pukul 21.00 (nk) terus menelfon iqbaal tapi sama tetap tak ada jawaban dari ponselnya.

(nk) memilih mengecek anak anaknya yang sedari tadi sudah berada di kamar mereka. (nk) membuka pintu kamar mereka dan mendapati kedua anak kembarnya sedang tidur dengan damai.

"bi liatin anak anak ya saya mau nyusul iqbaal di kantor"

(nk) berkata sambil terus jalan mendekati pintu rumahnya. Di carinya pak supir untuk mengantarnya ke kantor iqbaal.

Sesampainya di kantor iqbaal memang benar ada beberapa orang sedang sibuk mondar mandir dan masih sedikit ramai di loby bawah.

"mba pak iqbaal masih ada" tanya (nk) pada resepsionis yang ada di sana.

"iya bu masih tapi sepertinya sedang sibuk karna kerjaan akhir akhir ini banyak"

(nk) mengangguk dan tersenyum lalu (nk) langsung menuju ruangan iqbaap di lantai 5 gedung ini mengunakan lift.

Di lift (nk) merasakan legingnya yang tiba2 basah di lihatnya kebawah dia seperti orang yang sedang mengompol.

Ketika pintu lift terbuka lebar (nk) berusaha jalan denga  pelan karna perut bagian bawahnya sangat terasa nyeri sekali.

Ruangan ini terlihat sangat sepi sudah tak ada siapa siapa lagi. (nk) tetap berusah berjalan dan mendekat di pintu iqbaal.

Di ketoknya beberapa kali dan akhirnya iqbaal membuka dan terkejut melihat istrinya yang berdiri dengan wajah pucat.

"(nk) kok dill sini"

"sehh iq... Iqbaaaallll kepalanya udah keluar cepet tolong"

Lirih (nk) yang merasakan kepala bainya sudah mulai keluar. Dengan gerak cepat iqbaal langsung mengambil hendponya dan kunci mobilnya lalau mengendong (nk) untuk di bawa ke rumah sakit terdekat.

sesampainya di ugd rumah sakit (nk) langsung di tangani oleh dokter yang sedang tugas.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya dokter keluar dari ruang bersalin dan mendatangi iqbaal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nada Terindah (idr) (nk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang