Tuk...tuk...tuk
Sepasang sepatu milik sang gadis berusia 16 tahun itu seakan menggema di dalam loby kantornya. Tatapannya lurus dan datar namun terkesan dingin.
Semua karyawan menunduk hormat sekaligus takut melihat sang bos lewat.
Langkah kakinya terhenti tepat di depan meja resepsionis yang tengah berdandan dengan kaca kecilnya.
Ia berjalan mendekati resepsionis.
"Ehem!" batuknya disengaja. Resepsionis itu yang tadinya fokus pada cermin kecil yang ia pegang. Kini menoleh kearah sumber suara.
Prank!
Kaca yang dipegangnya jatuh terpecah belah.
Gadis itu melihat ke arah name tag miliknya. Rika Asefany. Nama yang bagus, tapi sayang kelakuannya kayak jalang.
"Peraturan!" ucapnya singkat namun menusuk.
Rika menunduk takut, mati dia. Semua karyawan melirik takut, tak ada yang berani mendekat.
"Pergi!"
Mata Rika melebar kaget, "Ja...jangan pecat s...saya nona, saya mi...minta ma...maaf, tolong am...ampuni saya," ucap Rika. Bahkan ia sampai berlutut dan mencium sepatu milik sang bos!
Semua mata menatap Rika iba.
Brak!
Lagi dan lagi, semua karyawan dibuat nya terkejut atas tindakan gadis itu. Ia menendang wajah Rika dengan sangat keras. Bahkan hingga sudut bibirnya berdarah!
"Pergi!"
"Ta-"
"GO!"
Rika langsung bangkit dan mengambil tasnya, lalu pergi dengan terpincang-pincang akibat tendangannya.
"MAU GUE COLOK TUH MATA!"
"KERJA!"
Semua karyawan yang tadinya melihat, kini cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Mencoba menyibukkan diri nya dengan kembali bekerja. Sebelum mereka yang jadi korban selanjutnya.
"Dimana kak Gia?" tanya nya pada salah satu karyawati.
"G...Gia ada di ru-ruangannya, Nyonya."
Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, ia segera melangkah menuju lift khusus pemilik dan menekan tombol 23. Tempat ruangan kantornya berada.
****
Zeline Zakeisha Jovanka Williams. Atau yang biasa dipanggil Zee, oleh orang sekitarnya. Gadis berusia 16 tahun yang sudah mendirikan perusahaanya hingga mencapai rekor terkaya nomor 2 didunia!
Aneh bukan? Diumurnya yang terbilang muda. Bukan...bukan muda, tapi sangat muda, sudah mendirikan perusahaan. Dengan IQ nya yang diatas rata-rata.
Terdengar sangat mustahil, tapi, itulah Zee, ia mampu mendirikan perusahaannya hingga maju seperti ini walau dengan cara licik sekali pun.
Itu yang dinamakan bisnis kan?
"Kak?" panggil Zee pada gadis yang berbeda 3 tahun lebih tua darinya.
Gadis yang dipanggilnya 'kak' itu menoleh, "eh, Zee, sejak kapan disini?"
"Baru aja."
"Oh ya, kakak dengar di loby tadi ada ribut-ribut, ada apa memangnya?" tanya Gia.
Gia adalah sekretaris pribadi Zee. Namun Zee lebih menganggapnya sebagai kakak sendiri.
"Peraturan," ucapnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker My Ice Girl✔
Teen Fiction[SUDAH TAMAT] Jeritan dan pisau. Kedua hal yang selalu mengiring setiap langkahnya, setiap perbuatannya, aktivitasnya, dan pekerjaannya. Jeritan bagai melodi yang selalu mengiringi desisan pisau yang menelusuri setiap inci tubuh siapapun yang mengu...