(4)

2.7K 346 15
                                    

"Kim Taehyung."

Perlahan, cengkeraman Jimin di tangan Taehyung melemah. Wajah tampak pucat, karena kekurangan darah.

Banyak darah segar yang keluar di keningnya itu, karena jimin tidak segera menutup luka di keningnya.

Pandangan jimin perlahan mulai mengabur, membuatnya susah untuk melihat siapa sesosok pria yang di depannya ini.

Ia tidak bisa melihat cukup jelas, seperti apa sesosok pria yang tadi telah mengenalkan dirinya sebagai nama kim taehyung pada jimin.

Jimin berusaha tetap membuka kedua matanya, walau ia dapat merasakan jika sepasang manik kembarnya sulit untuk dibuka.

Perlahan, kedua matanya mengatup. Jimin mulai pasrah, syarafnya sudah tidak mampu lagi untuk tetap bertahan lebih lama lagi.

Jimin lelah. Lelah dengan keadaannya, yang sekarang ini. Pria cantik bermarga park ini tidak sadarkan diri, kepalanya pun tersandar di dada bidang Taehyung.

Taehyung memutar bola matanya, memandang lekat pria yang tengah tak sadarkan diri di pelukannya ini.

Taehyung baru pertama kali ini bertemu dengan pria ini, dan saat ini pria cantik itu tengah tak sadarkan diri.

"Sialan, haruskah aku menolong pria ini?"

Taehyung mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya, yang ternyata sebuah foto. Pria ini terlihat tengah mencocokkan wajah pria cantik jimin di foto itu, ia menunjukkan seringaiannya.

Kedua matanya terus saja memandang paras cantik jimin yang tengah tak sadarkan diri itu. Pria ini cantik, wajar sekali  jika jungkook menyukai pria cantik bermarga park ini.

Jadi, korban pembullyan tadi itu adalah pria yang dicari-carinya selama berjam-jam tadi.

Taehyung tersenyum penuh arti, untungnya ia menyempatkan diri untuk mencuri-curi dengar apa yang tadi dibicarakan oleh para gadis saat ia melintas di koridor tadi.

Pria cantik ini, dibully karena ia mendekati Jeon jungkook. Ah, Taehyung paham sekarang. Pria cantik ini adalah kekasih Jeon jungkook. Park jimin.

Sepertinya takdir memang berpihak pada taehyung, mengingat ia tidak butuh waktu lama untuk mencari keberadaan jimin.

Ia mulai menelpon orang terpercayanya, meminta orang itu untuk segera mencari tahu semua hal tentang jimin.

Setelah itu, ia menunjukkan seringaian lebarnya. Matanya tak lepas, memandangi paras cantik jimin yang terlihat damai itu.

"Permainan akan segera dimulai, karena aku sudah mendapatkan alatnya."

***

Jungkook memasuki gedung kampusnya, ia menelisik sekelilingnya mencari sesosok pria cantik yang dicintainya itu. Jungkook mengeluarkan ponselnya, berharap pria itu akan mengiriminya pesan.

Tapi, nihil. Tidak ada notif pesan dari jimin sama sekali di ponsel jungkook.

Ia menghela nafas, kembali melangkahkan kakinya itu melewati koridor. Jungkook akan mencari jimin di kelasnya, bila jimin itu tak segera menunjukkan batang hidung sama sekali.

Jungkook pun mengetikkan sebuah pesan di ponselnya, ia mencoba mengirimi pesan pada jimin. Jungkook berhenti melangkah sejenak, menunggu balasan pesan jimin.

Tetapi sialnya, jimin sama sekali tidak membaca satu pesan darinya. Ia melirik jam tangannya, masih belum masuk. Jimin masih ada waktu untuk membalas pesannya, tetapi pria itu tidak melakukannya.

Jungkook pun merasa heran, jimin tidak pernah mengabaikan dirinya seperti ini. Jimin akan langsung membalas pesan darinya, tanpa harus menunggu waktu lama. Tak mungkin, bila saat ini jimin masih sibuk di kelasnya.

LIAR ||KOOKMIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang