Putra POV
okay, aku Putra. aku anak pindahan dari Bali. aku pindah ke kota ini saat aku kelas 8. ibuku mengirimku ke asrama dekat sekolah baruku karena kakek-ku meninggal.
aku bukan anak yang sepenuhnya memiliki kasih sayang orang tuaku. ayahku menceraikan ibuku dan ia langsung pergi dengan wanita lain saat aku masih berusia sekitar 6 tahun. sedangkan ibuku, ia merasa depresi karena masalah perceraian tersebut. saking depresinya, ibuku memiliki hutang yang sangat banyak. tetapi ibuku sama sekali tidak memikirkan hal itu. setiap harinya hanya bepergian keluar rumah dan waktu malam pergi ke klub malam. jujur, tinggal dengan ibuku adalah salah satu mimpi terburukku.
aku pindah ke kota ini, memasuki asrama. aku tidak tahu bagaimana rasanya di-asrama tapi aku akan mencoba beradaptasi. tapi ternyata, mereka yang lebih lama tinggal di-asrama berbeda denganku. mereka lebih sering keluar asrama daripada tinggal belajar didalam asrama. ya, walaupun aku tidak se-rajin orang-orang pintar, at least aku sudah mencoba menjadi orang rajin.
.
12.03 WIB
'Ya Tuhan, aku rindu kakek nenekku. aku tidak mau tinggal disini. aku ingin pulang.' hanya itu yang ada dipikiranku. padahal sekarang pelajaran Matematika sedang berlangsung.
tiba-tiba..
"WOY!" teriak Dyah seraya memukul mejaku.
"apa?"jawabku agak kesal.
"nglamun teross!! apasi yang ga dilamunin haha."
aku langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari dimana guru Matematika-ku.
"cari apa? mukaku disini woy." kata mengagetkanku.
"kemana Bu Yanti?" tanyaku.
"pergi. kita 'jamkos' sekarang."
"kita? sekelas kali."
"kok baperan si? ogah ah." kata Dyah seraya menjauh dan menunjukkan muka ketakutannya.
"gak. sini."
"APA?!" jawab Dyah keras.
"marah ni?" tanyaku pelan.
"seriously? yo, man. why did you thought that i mad at you? impossible." jawab Dyah santai.
"huh?" aku kaget.
"surprised, huh?"
tapi tak sempat aku menjawab, Dyah sudah berjalan kembali ke bangkunya. aku tetap menatap Dyah saat dia mulai membuka buku-bukunya. aku hanya berpikir kalau dia sangat menjengkelkan. tiba-tiba dia menoleh kearahku, aku pun segera kembali menatap buku yang terbuka di mejaku.
Putra POV end
Dyah POV
menjengkelkan sekali orang itu. aku harap, aku bisa menyalipnya dalam urusan pelajaran. dia pasti kalah denganku.
Kringg Kringg..
waktunya aku pulang. aku menata bukuku dan memasukannya dalam tas. aku melihat Putra berjalan kearahku. dengan cepat aku segera mengambil tasku dan segera keluat kelas.
"eh."
ternyata tanganku sudah ditahan oleh Putra.
"kesini sebentar."
Putra langsung menarik tanganku sehingga badanku langsung mendekat ke badan Putra. mungkin 1 jengkal saja.
"apalagi? aku mau pulang." kataku.
Putra mendekatkan mulutnya ke telingaku. dia sedikit berjongkok karena tinggi badanku dan tinggi badan Putra yang cukup amat teramat jauh.
"kamu pendek sekali." kata Putra pelan.
"hah?"
aku langsung mendorong badan Putra untuk menjauh dariku.
"maksudmu? lihat! aku ini sudah tinggi. lebih tinggi daripada kurcaci!" bentakku.
"HOAX!"
"hoax apanya? memang iku faktanya." kataku membela.
"memang kamu pernah ketemu kurcaci?"
"belum"
"ini. sekarang dia didepanku."
"hhhh.. tau dah. mau pulang." aku langsung pergi menjauh dari Putra dan segera meninggalkan Putra didalam kelas sendirian.
vote,
comment.
plis:)

KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN atau RIVAL?
Short Storyhari-hariku semenjak aku sekelas dengan seorang manusia yang cukup menjengkelkan bagiku. "hmm, tidak apa-apa. lagian, aku juga anak pindahan dari Bali dan masuk ke sekolah ini waktu kelas 8" <3