7

1.6K 186 28
                                    

Guanlin mengusap wajahnya berkali kali, rasa tangis ingin pecah namun dia terlalu gengsi untuk mengeluarkannya ditempat seperti ini. Guanlin sedang berada di  club meminum minuman alkohol berkadar tinggi.

Semalam dia bermimpi, mimpi itu mengulang kembali kisah kecilnya, dimana dia masih anak polos dengan keceriaannya.

Flasback on

" buna buna ... " ucap anak laki laki berumur 5 tahun, berlari kecil ke arah tempat ibunya berbaring.

Anak itu menarik kursi, kemudian memanjatnya, bertujuan agar dapat melihat wajah ibunya yang terbaring.

" hm ?" Bales ibunya kemudian, terlihat pucat dan lemah tetapi masih bisa memberikan senyumnya ke anaknya tersebut.

" Alin habis lihat superhero yang punya laba laba itu, temen temen juga beli mainannya" cerita anak itu antusias, dengan wajah berseri menampakkan gummy smile nya.

" oh ya ? Dia punya laba laba ya ?"

" iya buna, eh maksudnya alin ada jaring laba labanya"

" spiderman ?" Tanya ibunya lagi.

" iya buna, alin kalau udah besar pengen jadi superhero hiap hiap"  anak tersebut bergaya seolah memiliki kekuatan.

Ibunya tertawa, memadangin anak semata wayangnya tersebut.

" oh iya buna, kata papa kalau buna udah sembuh kita bakal beli mainan yang kya temenku itu loh"

"Oh ya ?"

Anak itu mengangguk cepat kemudian.

"Jadi kapan buna sembuh ?" Pertanyaan yg diberikan anak tersebut hanya mampu dijawab oleh senyuman dengan mata sendu ibunya.

"Alin ga mau jadi dokter aja ?" Alih alih menjawab ibunya justru melayangkan pertanyaan tersebut.

"Mau dong buna, nanti alin klo udah besar, bakal sembuhin semua orang biar sehat  semua, supaya mereka ga sedih kya alin klo bunda nya mereka sakit, tapi kalo udah selese kerja alin bakal jadi spiderman, hiak hiakkk" tawa anak tersebut berhasil membuat ibunya tersenyum kembali

"Alin sini deh, lebih dekat sama buna"

Anak itu langsung mendekat ke arah ibunya, menaiki tempat tidur kecil rumah sakit itu, kemudian memeluk ibunya erat.

"Kenapa buna ?"

"Alin... anaknya buna... kalau udah gede nanti, alin cukup jadi superheronya papa dan buna, yang bakal nurut dan banggain buna dan juga papa yah.. "  ucapnya sambil mengusap kepala anaknya pelan

" jadi orang orang yg minta di selamatkan gimana buna ? Alin ga tolongin ?" Jawab anak tersebut kemudian. Ibunya terkekeh

"Bisa ditolong kok, alin kan pengen jadi dokter juga. Jadi alin bebas sembuhin semua orang yang minta diselamatin " ucap ibunya dengan mata berkaca kaca.

"Gitu ya buna ? Eh buna nangis ?" 

" ga sayang"

"Hemm... alin janji kalo udah gede pasti buna bakal lihat alin jadi dokter deh"

" Dan buna janji bakal ngelihat alin jadi dokter" jawab ibunya kemudian.

Flasback off

Pada kenyataannya semua janji itu bohong, dua hari kemudian ibunya justru meninggalkannya.

" janji katanya hahaha" ucap Guanlin kemudian sambil mengesap minumannya.

"Cih, dokter apaan, yang ada gua yg butuh dokter sekarang hahaha" lagi lagi Guanlin berucap sendiri

" Dokter jiwa, hahaha" lagi dan lagi.

"Bunda..." ucap Guanlin lembut sambil menelungkupkan wajahnya, dan tampaknya dia sudah diambang mabuk.

" Gimana alin bisa banggain bunda, kalo bunda aja ga ada lagi, gimana alin bisa jadi dokter kalo bunda ga lihat langsung, alin hancur bunda" gumannya kemudian.

Dan tanpa sadar justru tertidur di Bar tersebut

***

"Eh Guanlin yeh ini ?" Ucap perempuan berperawakan cantik.

" mas, ini dia udah lama disini ?" Tanya Nancy kemudian ke Bartener yang sedang meracik alkohol tersebut.

"Iya mbak, saya berusaha nyariin kontak keluarganya, tapi hp nya ga nemu mbak."

"Oh.. saya bawa dia yah, saya pacarnya. Bisa tolong bantuin saya ngangket dia ke mobil saya ?" Ucap Nancy kemudian

***

Nancy tak henti hentinya tersenyum, tampaknya ini menjadi kesempatan untuk membalaskan dendamnya.

Sesampainya di rumah Nancy, dia membopong Guanlin ke arah kamarnya dan kemudian melucuti pakaiannya.

"Malam ini bakal malam yang panjang" ucapnya kemudian sambil tersenyum miring.

***

Somi mengucek matanya malas. Hari ini libur, membuatnya sedikit lebih lama bangun dari biasanya.

Diraihnya smart phonenya, melihat beberapa pesan masuk disana.

Somi mengkerutkan keningnya, nomor tidak di kenal lagi. Mengirim foto, membuat Somi penasaran. Segera membuka pesan tersebut.

Mata Somi membebelak, hatinya sakit, matanya berair. Kali ini Guanlin tak bisa di maafkan lagi.

Tbc
~~~

Yang mau double angkat jarinya :D
Mumpung bsk aku libur. Bye the way makasih yang masih sabar akan ke slow update an aku

ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang