BAB 3

0 0 0
                                    

Oh iya, goblok banget sih gue ni batin vino sambil melihat juminten.

"Alah sama aja, eh ngomong-ngomong loe sekolah di Sma Garuda Bangsa. Berarti satu sekolahan sama gue dong, tapi gue kok gak kenal sama loe ya" ucap vino.

Maklum saja jika vino tidak mengenal juminten, karena juminten tidak pernah keluar dari kelasnya. Ketika jam istirahat, bukannya dia tidak mau keluar karena takut bedaknya luntur, seperti kebanyakaan siswi yang bersekolah di Sma Garuda Bangsa. Melainkan juminten tidak mempunyai uang saku untuk membeli jajanan di kantin, dia lebih memilih membawa bekal dari rumahnya, walaupun seadanya.

"Iya saya sekolah di Sma Garuda Bangsa, saya baru kelas X" ucap juminten sambil membersihkan bajunya yang sedikit kotor.

"Berarti adek kelas dong, kenalin nama gue vino saputra yudana, biasa di panggil vino, gue kelas XII jurusan Ips" ucap vino sambil menggulurkan tangannya.

"Na..ma sa..ya jumi..nten" ucap juminten sambil terbata-bata sekaligus menggulurkan tangannya untuk bersalaman dengan vino.

Juminten merasa gugup karena baru kali ini, ia diajak kenalan dengan siswa yang bersekolah di Sma Garuda Bangsa, karena statusnya sebagai orang yang tak punya. Sebagian besar tidak ada yang ingin berkenalan dengan juminten, karena mereka menggagap bahwa juminten hanyalah anggin lewat.

"Ha? Juminten? Gue gak salah denger ni, jaman sekarang masih ada nama jadul kaya gitu" ucap vino sambil merendahkan juminten.

"Memang nama saya jadul, tapi dibalik nama saya banyak arti yang terselipkan,  saya kira anda berbeda dengan yang lain, tapi perkiraan saya salah 100%. Anda sama saja seperti yang lain. Hanya menilai orang dari covernya saja" ucap juminten sambil bergegas pergi.

Satu Hati Tiga RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang