17

64.7K 3.6K 91
                                    

"Mas. Bangun deh mas" Adelia menggoyang-goyangkan tubuh Devanno yang sudah terlelap tidur.

"Apa sayang? Perutnya sakit ya?" Devanno nampak panik.

"Enggak! Aku pengen sate"

"Sate?" Devanno melirik jam dinding di kamarnya. "Astaga. Ini jam satu malem. Mau beli sate dimana?"

"Ngga tau! Ayolah mas. Anak kamu pengen" rengek Adelia.

"Besok aja deh. Entar malem-malem aku nyari sate dikira suketi lagi. Amit-amit" canda Devanno.

"Ih aku serius!"

Devanno sedikit tertawa. "Besok aja ya? Sekarang kan udah malem banget"

"Mas mau anaknya ngiler nanti?"

"Astaga. Hey! Kamu udah mau jadi ibu. Hati-hati mulutnya" kata Devanno mengingatkan.

"Mas, sateeee" Adelia merengek lagi.

"Tapi di makan ya? Aku ngga mau udah jauh-jauh beli, tapi ngga kamu makan"

"Iya! Aku pengen banget" kata Adelia lagi.

"Yaudah. Tunggu disini aja. Jangan kemana-mana ya. Ngga usah nunggu aku diluar" lagi-lagi Devanno memperingatkan.

"Iya" kata Adelia manja.

Akhirnya Devanno memberanikan diri untuk pergi keluar mencari sate. Bukan ia takut, ia hanya takut dini hari seperti ini, tidak ada yang berjualan sate.

Devanno berkeliling menyusuri jalanan yang sudah mulai sepi. Matanya tak berhenti melihat sekitar, berharap ada yang menjual sate disini. Ia sesekali menguap karena mengantuk. Sampai akhirnya, ia menemukan sebuah gerobak sate di depan pos ronda tak jauh dari rumahnya.

"Mas, satenya masih ada?" tanya Devanno pada seorang penjual sate.

"Wah, tinggal lima mas. Ini juga pesenan orang" jawabnya.

"Aduh mas. Saya beli deh. Istri saya ngidam ini"

"Ngga bisa mas. Ini punya orang"

"Saya bayar lima puluh ribu deh"

Penjual itu tampak bergeming. "Lima puluh ribu ya mas?"

"Iya mas" Devanno membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu. Ia memberikannya langsung dan mengambil sate dari genggaman penjualnya.

Setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung pulang kerumahnya.

"Sayang, ni satenya" kata Devanno.

Adelia berlari dari kamarnya dengan santai.

"Eh, kok lari sih? Pelan-pelan ah. Bahaya kamu ini" kata Devanno. "Ini satenya. Aku ambilin piring ya" sambungnya.

Devanno beralih ke dapur, mengambil piring. Ia membuka bungkus sate dan menaruh di atasnya.

"Wah enak banget kayanya" kata Adelia.

Devanno memperhatikan Adelia yang mulai memakan sate yang dibeli dari hasil perjuangannya.

"Kasian anak papa. Laper ya nak?" ucap Devanno mengusap perut Adelia.

"Laper banget papa. Mama-nya juga laper" kata Adelia yang membuat Devanno tertawa dan mengacak rambutnya gemas.

"Abisin ya. Sate mahal lho itu"

"Mahal? Berapa emang?" tanya Adelia sembari mengunyah.

"Ngga seberapa kok hehe. Perjuangannya aja yang bikin itu jadi mahal"

"Makasih ya mas. Maaf udah ngerepotin"

"Ngga masalah sayang. Yang penting kamu seneng, anak kita juga seneng"

Setelah menyelesaikan makannya, Devanno mengajak Adelia untuk istirahat.

"Udah ya. Jangan minta apa-apa lagi ya sayang" kata Devanno pada anaknya di perut Adelia.

"Iya papa. Makasih ya udah beliin aku sate" ucap Adelia.

"Sama-sama!" sahutnya mencium perut Adelia. "Sekarang, mama Aya tidur ya. Udah mau pagi. Besok udah kuliah lagi. Jadi harus istirahat" sambung Devanno.

Ya. Mereka memang sudah mulai kembali melakukan aktifitas seperti biasa. Masa liburan mereka sudah habis. Sudah waktunya, Devanno kembali mengajar, dan Adelia kembali kuliah. Cepat, namun sangat berkesan bagi mereka berdua.

Untung saja pagi ini mereka tidak terlambat. Bisa kacau jika mereka telat di hari pertama mereka kembali beraktivitas.

"Inget ya. Ngga boleh angkat yang berat-berat. Ngga boleh makan sembarangan. Ngga boleh lari-larian. Ngga boleh becanda yang berlebihan" Devanno mengingatkan Adelia di dalam mobil.

"Iya mas. Emang aku anak TK apa?"

"Aku serius! Pokoknya aku bakal awasin kamu. Kalau perlu, kamu makan siang di ruangan aku"

"Enggak ah. Entar ada yang liat kita berdua"

"Biarin aja. Aku ngga peduli. Yang penting kamu sehat, aman"

"Iya mas sayang" sahut Adelia. "Yaudah aku turun ya. Nanti aku telat" sambung Adelia.

Saat Adelia membuka pintu, tangannya di tahan oleh Devanno.

"Ada yang lupa ya?" tanya Devanno. Ia menujuk pipinya memberi isyarat bahwa Adelia lupa mencium pipinya.

Adelia mengecup pipi Devanno singkat.

"Bye sayang. Sampe ketemu nanti di kelas ya" kata Devanno, namun bukan untuk Adelia, tapi untuk anaknya.

Adelia langsung di sambut oleh teman-temannya saat masuk kelasnya.

"Ayaaaaaa... Aku kangen kamu" kata Tata memeluk Adelia.

"Adelia" panggil Devanno yang membuat Tata melepas pelukannya.

"Selamat pagi pak" kata keduanya.

"Selamat pagi" sahut Devanno. "Kalian ngapain peluk-pelukan? Bahaya lho"

"Bahaya? Apanya yang bahaya pak?" tanya Tata bingung.

Devanno salah tingkah. "Pokoknya bahaya. Jangan ulangi lagi ya" katanya yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kamu ngerasa aneh ngga sih sama pak Devan belakangan ini?" tanya Tata.

"Aneh gimana?" Adelia balik bertanya.

"Semenjak dia nikah, dia jadi heboh sendiri"

Adelia tertawa. "Enggak ah biasa aja. Perasaan kamu aja"

"Ah yaudahlah. Ngomong-ngomong udah tau belom? Kayla kan dikeluarin dari kampus"

Adelia mendelik kaget. "Kenapa? Kok bisa?"

"Dia ketauan pacaran sama dosen. Bahkan katanya, dia udah tunangan" jawab Tata yang membuat Adelia kaget.






Tbc.

Singkat aja.. Aku hanya ingin sedikit menghibur kalian yang sedang UNBK.. Semangat ya guys.. Jangan lupa belajar dan berdoa..

Semoga hasilnya sesuai dengan apa yang kalian inginkan..

I purple U 💜

 My Lecturer My Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang