25

56.9K 3K 135
                                    

Sudah dua bulan lamanya Devanno dan Adelia tidak berada di satu tempat seperti biasa. Devanno sudah mulai bekerja di kantor ayahnya dan Adelia masih sibuk dengan tugas-tugasnya di kampus. Tidak ada yang berbeda memang, mereka masih tetap berangkat bersama-sama. Sebelum berangkat kerja, Devanno menyempatkan untuk mengantar Adelia pergi ke kampusnya.

Saat ini mereka sedang di dalam perjalan pulang kerumah mereka. Kebetulan hari ini mereka mempunyai jam pulang yang sama. Suatu kesempatan yang langka memang. Karena biasanya, Adelia harus pulang sendiri karena Devanno belum pulang dari kantornya.

"Mas, masa ya. Aku tiba-tiba penasaran siapa yang ngasih tau pihak kampus tentang hubungan kita." kata Adelia.

"Aku juga! Tapi yaudahlah, biarin aja. Udah lama juga." kata Devanno yang tengah fokus menyetir.

"Aku bener-bener ngga akan maafin siapapun yang laporin ini." kata Adelia dengan pandangan menusuk kedepan.

Devanno sedikit menoleh dan terkekeh. "Serius amat mukanya." katanya seraya mengusap kepala Adelia.

"Abisnya kesel. Apaan coba maksudnya ngelaporin ini semua? Emang kita ngerugiin dia apa?" ucap Adelia kesal.

"Yaudahlah sayang. Ngapain juga kamu kesel. Semua udah terjadi." kata Devanno seraya memegang tangan Adelia.

"Kamu terlalu baik" sahut Adelia. "Eh iya, bahan makanan kita habis. Mampir supermarket dulu yah" sambung Adelia yang di angguki Devanno.

Kini mereka sudah tiba di sebuah supermarket yang cukup besar di sekitar rumahnya. Seperti biasa, Devanno mendorong trolly, sedangkan Adelia merangkul lengan Devanno sembari melihat-lihat bahan yang mereka butuhkan.

"Masak apa ya? Bingung" kata Adelia.

"Apa aja pasti aku makan"

"Kamu suka apa? Nanti aku buatin"

"Aku suka kamu" ucapnya seraya tersenyum.

Adelia menahan senyumnya karena malu. Kemudian ia menepuk lengan Devanno.

"Aku serius" katanya.

Devanno merasa apapun respon Adelia karena gombalannya sangat lucu. Ia sangat gemas dengan sifat kekanakan Adelia yang sangat ia sukai itu.

"Apa aja sayang. Ngga usah yang susah-susah" kata Devanno yang merubah posisi satu tangannya ke bahu Adelia, merangkulnya.

Adelia tampak berfikir. "Aku pengen puding deh"

"Bisa bikinnya?"

"Bisalah. Enak aja" sahut Adelia.

"Yaudah kita cari bahannya"

Devanno dan juga Adelia kini berpencar. Adelia mengambil bahan untuk membuat puding, sedangkan Devanno ke sisi lainnya.

"Aya, jadi beli pembersih kaca ngga?" tanya Devanno.

Adelia dengan muka seriusnya menghampiri Devanno. Ia menaruh bahan-bahan pudingnya dengan kasar ke dalam trolly.

"Jadi!" sarkasnya.

"Galak banget" goda Devanno.

"Kenapa manggil aku Aya, bukan yaang?" tanya Adelia dengan nada kesal.

"Apa sih gitu aja" kata Devanno. "Mau beli apa lagi?" tanyanya.

"Udah! Mau pulang aja!" Adelia mendahului Devanno.

Sesampainya di rumah, Adelia tak berkata-kata. Ia diam dengan memasang muka kesalnya.

"Hey, ada apa sih sayang. Kenapa ngambek?" tanya Devanno lembut.

 My Lecturer My Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang