2.7

46.1K 2.2K 166
                                    

"Aku pulang." suara Devanno membuat Adelia yang tengah menyusui El, berdiri menghampirinya.

Setelah mengecup kening Adelia, Devanno tersenyum melihat El yang sedang tertawa riang melihat ayahnya.

"Anak ganteng lagi mimi ya?"

"Dari tadi ngga mau berhenti. Kayanya dia balas dendam selama aku sakit deh."

Devanno terkekeh. "Udah makan belom?"

Adelia menggeleng. "Aku belum laper."

"Yaudah. Nanti makan bareng aku."

"Mas mandi gih. Aku udah siapin makan malem buat kamu."

Devanno mengangguk mengerti. "Papa mandi dulu ya sayang. Nanti kita main."

Selepas mandi, Devanno menghampiri Adelia yang sedang menonton TV dengan El yang ada di pangkuannya. Entah kenapa semenjak Adelia pulang dari rumah sakit, El sangat manja dengannya. Bahkan hari ini tak terhitung sudah berapa kali El menangis karena meminta ASI.

"Aku makan ya. Laper." kata Devanno yang hanya di anggukki oleh Adelia.

Setelah Devanno mengambil nasi, lauk dan minum, ia duduk di samping Adelia.

"Tumben makannya disini." kata Adelia.

"Kan mau makan bareng kamu." sahut Devanno.

"Aku susah makannya. El lagi asik mimi."

"Aku suapin. Aku tau kamu belom makan."

Devanno mulai menyendoki sedikit nasi dan juga ayam.

"Aduh, aku belom laper." keluh Adelia.

"Tanganku pegel nih. Cepetan makan." kata Devanno mendramatisir.

"Mas ih. Malu."

"Kenapa malu sih? Cuma ada El kok." Devanno kembali menyahut. "Aaa cepetan. Pegel nih aku." sambungnya.

Akhirnya Adelia menurut. Ia membuka mulutnya dan memakan nasi di sendok yang sedang di pegang Devanno.

"Kamu tuh boleh urusin anak. Tapi diri kamu juga di urusin dong. Makan tuh harus. Mau sesibuk apapun, sempetin makan." Devanno memberikan petuah sembari kembali menyendokkan makanannya.

"Hari ini aku sibuk banget. El ngga mau di lepas. Pas tidur aja, dia masih pegangin tangan aku."

"Kan bisa jagainnya sambil makan." kata Devanno kembali menyuapi Adelia.

"Kok mas ngga makan?" tanya Adelia sembari mengunyah.

"Udah kenyang. Nanti aja aku makan kamu di kamar."

Mata Adelia terbelalak. "Mas Devan."

"Tuhkan genit. Maksud aku, aku mau liatin muka kamu semaleman. Itu makanan dan suplemen buat aku." kata Devanno menggombal.

"Hallah. Gombal doang."

Devanno terkekeh. "Aya. Jalan-jalan yuk?"

"Jalan-jalan? Kemana?"

"Aku pengen ajak kamu sama El ke luar negeri. Mau ngga?"

Tidak biasanya Adelia berfikir dulu setelah di ajak liburan.

"El masih terlalu kecil ngga sih mas buat kita ajak jalan-jalan naik pesawat?"

"Aku juga mikir gitu sih awalnya. Tapi aku juga mikirin kamu. Selama kita nikah, kita keluar negeri cuma pas ke Dubai aja. Itu pun begitu doang. Aku cuma pengen kamu bahagia nikah sama aku."

"Hmm... Emang aku keliatan ngga bahagia sekarang ya?"

"Ngga tau! Kamu bahagia ngga?"

"Enggak!"

"Tuhkan aku bilang ju--"

Omongan Devanno terhenti saat Adelia mengecup pipi Devanno.

"Eh itu anaknya lagi minum juga." kata Devanno.

"Abisnya mas bawel. Kalo aku ngga bahagia, aku ngga mungkin ada disini. Ngga mungkin aku gemuk, ngga mungkin aku bisa ngelahirin El."

"Maksudku tuh bahagia dalam taraf yang lain, sayang."

"Udah ah. Suapin lagi dong. Aku laper." ucap Adelia mengalihkan.

                               ......

Devanno terus memperhatikan wajah cantik Adelia yang saat ini tengah memasangkan dasi untuknya.

Merasa di perhatikan, Adelia menoleh.

"Kenapa mas?" tanya Adelia.

Devanno tersenyum, kemudian menggeleng. "Ngga apa-apa. Kamu cantik."

Adelia mendecak. "Pagi-pagi udah gombal."

"Aku serius. Kamu itu perempuan paling cantik yang pernah aku temuin, setelah mamaku." kata Devanno memeluk pinggang mungil Adelia.

"Mas juga laki-laki paling ganteng setelah papa dan El." goda Adelia yang membuat Devanno tertawa.

"Bayangin ngga kalo dulu kita ngga di jodohin sama kakek kita? Mungkin kita ngga bakal kaya gini sekarang."

"Mungkin ya. Apalagi, dulu kita ketemu langsung ada masalah. Aku telat, terus kamu hukum."

"Tau ngga aku suka kamu dari kapan?" tanya Devanno.

Adelia menggeleng. "Kapan?"

"Sejak kamu lari di lorong kampus pas pertama kali aku dateng."

Adelia mengernyit. "Lorong kampus?"

Devanno mengangguk mengiyakan. "Aku suka kamu dari sejak pertama kali aku liat kamu. Kamu lari kenceng banget di lorong. Kamu cantik banget pas kamu lari."

"Kamu percaya sama cinta pada pandangan pertama?"

"Hmm.. Awalnya enggak. Tapi setelah kenal kamu, aku percaya."

"Halah mas mah gombal mulu."

"Kok gombal? Serius sayang. Menurut aku dulu, perasaan yang datengnya cepet itu namanya bukan cinta. Tapi ternyata aku salah pas aku ketemu kamu. Aku percaya kalo cinta pada pandangan pertama itu, ada."

"Tapi pertama kali aku liat kamu, kok aku sebel ya?"

"Itu karena kamu bikin kesalahan." kata Devanno. Ia mencolek hidung Adelia dengan gemas.

Belum sempat mereka melanjutkan, bel pintu rumahnya berbunyi.

"Kak Siska?" ucap Adelia saat ia membuka pintu.

Dihadapannya, sudah ada Siska yang sedang menggendong putri kecilnya. Keadaannya sangat kacau. Sangat berantakan.

"Masuk kak." kata Adelia mempersilahkan.

"Ada apa Sis?" kali ini Devanno yang bertanya.

"Duduk dulu aja ya. Kakak cerita ke kita." kata Adelia lembut.

Mereka bertiga duduk di ruang keluarga. Anak Siska, sudah di tidurkan di kamar El. Untung saja El masih terlelap tidur.

"Ada apa kak?" tanya Adelia.

"Aku.....di rampok."

Jawaban Siska barusan membuat mereka berdua kaget dan saling pandang.

"Di rampok?"

Siska mengangguk mengiyakan. "Di rampok sama pacar aku sendiri. Aku belakangan menjalin hubungan sama pria yang umurnya dibawah aku. Tapi dia selalu minta uang. Pastinya aku ngga kasih. Sampe tadi malem, dia bawa temen-temennya kerumahku. Mereka ambil semuanya. Aku coba buat teriak, tapi dia ngancem bakal bunuh aku dan anak aku." jelas Siska sembari sesekali menghapus air matanya.

"Kamu udah lapor polisi?" tanya Devanno.

"Belum Dev. Dia ngancem kalo aku lapor polisi, dia akan culik anak aku. Aku takut."

"Tenang kak. Semua bakal baik-baik aja." kata Adelia.

"Aku mau minta tolong sama kalian. Boleh?"

"Apa?"

"Boleh ngga untuk sementara, aku tinggal disini?" tanya Siska yang membuat mereka kembali terkejut.





Tbc.

 My Lecturer My Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang