Kota, Tahun ajaran 2018
Kringg....Kringg....Kringg...
Suara alarm terdengar jelas memenuhi ruangan bernuansa pastel. Tampak seorang gadis mematikan alarm dengan malas, wajahnya tampak kesel seolah tak mau meninggalkan bantal dan gulingnya. Ia bangun lalu merentangkan kedua tangan untuk merilekskan otot-otot nya yang kaku.
Jam menunujukkan pukul 04.00 WIB. Ia sengaja bangun lebih awal kali ini, ya....hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah sebagai salah satu siswi SMA favorit di kotanya. Setelah melawati MPLS yang melelahkan selama 3 hari.
Ia lalu bergegas memasukkan buku pelajaran yang tadi malam lupa ia masukkan ke dalam tas. Kemuadian mandi dan salat subuh.
Setelah siap ia turun ke bawah, lebih tepatnya ke Dapur untuk membantu Bu Lastri membuat sarapan.
"Selamat pagi Bu." sapa gadis itu sambil memgecup pipinya.
"Pagi neng Ara, aduh udah SMA tambah rajin aja nih." balas Bu Lastri
"Iya dong, Ara mah dari dulu emang rajin." jawabnya bangga.
"Masak apa nih bu?"
"Mau masak nasi goreng sosis, kesukaan eneng ini."
"Ibu tau aja kesukaan Ara apa."
"O..iya Bu, Bapak pulangnya kapan?"
"Minggu depan neng. Kamu gak papa berangkat naik angkot?"
"Gak papa lah Bu. Aku malah senang. Siapa tau bisa ketemu cogan di angkot kaya di film-film."
"Kamu ni neng neng demen bener deh ama cogan."
"Iya dong."
Mereka berdua tertawa. Terlihat jelas bahwa mereka begitu akrab dan kompak.
########
Jam masih menunjukkan pukul 06.10 tapi Ara sudah tiba disekolah. Ia memang sengaja berangkat pagi agar waktu naik angkot gak desak-desakan.
"Pagi Pak Mamat." sapa Ara pada pak satpam yang sudah dikenalnya sejak hari pertama MPLS.
"Pagi juga Neng, hari ini berangkatnya pagi banget, di dalam belum ada siapa-siapa loh Neng."
"Emang kalo gak ada siapa-siapa kenapa pak?"
"Ya gakpapa sih neng. Neng Ara gak takut? Soalnya dulu ada yang kerasukan gara-gara berangkat kepagian. Terus semua warga sekolah pada heboh."
"Wahhh...jangan nakut-nakutin dong pak. Jadi merinding nih."
"Bukan mau nakutin neng tapi nyata. Neng tau gak kerasukannya apa?"
"Gak tau lah pak. Emang apa?"
"Kerasukan jin siomay neng."
"Bapak ini mah sukanya becanda aja. Saya gak percaya lah mana ada yang namanya jin siomay. Terus terus lanjutannya gimana pak?"
"Ye.. Si eneng bilang kagak percaya tapi nunggu lajutannya."
"Ara kan anak jaman now pak. Jadi nya suka labil."
"Gini neng............"
Tinnnnn....tinnnn...tinnnn
Pembicaran Ara dan Pak Mamat terpaksa ditunda dulu karena murid-murid sudah mulai berdatang.
"Ceritanya dilanjut nanti dah pak." Pak mamat hanya tersenyum mengangguk, sambil berlari ke jalan karena harus membantu murid lain menyebrang.
Ia mengamati satu persatu murid yang datang.
"Viona!!!!" teriak Ara lantang. Tak memedulikan pandang orang-orang yang memperhatikannya.
"Lo tuh bikin malu gue aja." cerocos Vio setelah berlari mendekati Ara.
"Lo tuh gak mau ngucapin terimakasih apa gimana gitu. Gue kan disini nungguin lo. Gak ngerasa apa yak?"
"Lah emang gue minta lo nungguin gue?"
"Enggak sih. Yuk ah masuk."
########
Mereka tidak langsung masuk ke kelas melainkan mampir ke kantin dulu mau beli roti. Sebenarnya Ara gak mau tapi mau bagaimana lagi teman yang sudah dianggapnya sebagai sahabat sejak kenal waktu MPLS ini bawal banget maksa dirinya untuk ikut.
"Gue tunggu sini deh." ucap Ara setelah sampai kantin. Dia cuma heran pagi-pagi gini kenapa banyak bener yang antri di kantin. Mungkin pada belum sarapan kali, pikirnya. Viona sudah mengantri bersama murid-murid lain.
Ara memutuskan untuk duduk dibangku kosong yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.
"Sendirian aja Dek?"
"Hah??" Ara kaget perasaan tadi ia duduk sendiri tapi tiba-tiba ada cowok yang ia ketehui sebagai kakak kelasnya, yang sedari tadi menatapnya dengan senyum lebar yang aneh.
"Wah Ijal, liat cewek bening langsung garcep." ucap cowok berwajah chines yang duduk tiba-tiba didepannya diikuti teman-teman yang lain.
"Nama lo siapa?" tanya cowok yang dipanggil Ijal tadi. Tidak menghiraukan ucapan temannya.
"Ara kak." jawab Ara singkat. Ia mulai risih bagaimana tidak jika saat ini dia berhadapan dengan 4 cowok yang tak ada satu pun yang ia kenal.
"Nama panjang lo?" tanya cowok itu lagi.
"Azzhura Sadewi."
"Oh...pantesan." sambil melihat penampilan Ara dari atas sampai bawah. Ara bingung tanpa sadar menaikkan alisnya.
"Oh...pantesan cantik kaya Dewi kayangan." ucap cowok itu sambil mengerlingkan matanya genit.
"Apaan sih kak, saya permisi dulu." ucap Ara tersenyum sambil melangkah pergi. Bukannya ia tidak suka sama cowok itu tapi dia tadi melihat Viona yang sudah selesai membeli makanannya. Lagipula ini udah mau bel masuk.
########
"Siapa tadi?" tanya Viona ketika jam istirahat. Viona sebenarnya mau tanya dari tadi tapi ia urungkan karena setelah masuk kelas gurunya langsung datang.
"Siapa?"
"Yang tadi ngobrol sama lo di kantin."
"Oh, 4 cowok tadi? Mereka fens gue." jawab Ara asal sambil mencomot makanan yang tadi dibeli Viona. Ia baru sadar kenapa Viona tadi lama banget belinya. Usut punya usut yang dibeli Viona bukan hanya roti, melainkan ada keripik 4 rasa, sosis, gorengan, sama tahu bakso 3 biji.
"Gue seriusan nih." ucap Viona gemas dengan jawaban Ara.
"Mana gue tau, gue gak kenal sama mereka. Kenapa tanya-tanya? Lo suka ya? Maruk bener semuanya ada 4 mau diambil semua?" corocos Ara panjang lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/183331054-288-k943628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasak
Teen Fiction"Aku bergerak sesuai jalur. Aku tak bisa putuskan semua semauku. Aku percaya takdir. Aku percaya takdir akan membawaku ketujuan akhir." --,