2. Semakin penasaran

157 24 7
                                    

Sheila berjalan didepan Kailand. Mereka berdua mengikuti Pak Firman, Sheila mengumpat dalam hati. Cowok dibelakangnya benar benar menyebalkan, Selama sekolah, Sheila tidak pernah dihukum. Apalagi telat, dan sialnya hari ini dia kena hukuman. Dan ini adalah hukuman pertamannya.

Kailand terus tersenyum, dia menyamai langkah Sheila. Cewek itu terus menatap lurus dengan tatapan dingin.“Shei. Lo seneng kan dihukum bareng gue?!”

Sheila tidak menggubris ucapan Kailand. Cewek itu lebih baik diam, daripada ribut. Yang ada, Pak Firman malah menambah hukumannya. Karena telah membuat kegaduhan, tidak. Sheila tidak mau, cukup hari ini dia dihukum.

Kailand terus menyamai langkah Sheila. Sial, cewek itu terlalu cepat untuk melangkahnya. Kailand terus menggoda Sheila. Agar cewek itu mau meliriknya.“Shei, senyum dong. Jangan cemberut terus, kan kalo. Lo senyum, jadi tambah cantik.”

Godaan Kailand tidak mempan, bagi cewek dingin seperti Sheila Andrea. Gadis itu malah mempercepat langkah. Dia mengejar pak Firman, yang berbelok arah menuju toilet. Kailand yang merasa terabaikan untuk kesekian kalinya, ia berdecak. Lalu mengumpat kesal.“Emang ngeselin tuh cewek!”

Sesampai ditoilet. Pak Firman menatap Sheila dan Kailand secara bergantian.“Kalian berdua. Bersihin toilet sampe jam pelajaran ketiga!”

Kailand mengacungkan jempolnya. Walaupun dalam hati dia sangat kesal dengan guru itu. Kailand tersenyum lebar. Ia menatap pak Firman.“Baik pak. Akan saya laksanakan!”Ucapnya, memberi hormat.

Pak Firman hanya geleng geleng kepala, melihat kelakuan absurd Kailand.“Sheila. Kamu jangan kabur. Bantuin Kailand, saya tinggal dulu.”

Sheila tidak menjawab, dia hanya memutar bola matanya malas. Gadis itu mengambil pel'an dan ember. Sheila tidak memperdulikan Kailand yang sedari tadi, hanya menatapnya dengan cengiran tak berdosanya.

Mereka berdua membersihkan toilet, tanpa ada pembicaraan apapun. Sheila gadis itu tetap diam, mulutnya terkunci rapat. Dia fokus membersihkan toilet, hanya satu dipikirannya. Ingin cepat cepat selesai, agar dirinya tidak ketinggalan pelajaran. Sheila paling tidak mau ketinggalan pelajaran, dia harus meminjam buku kepada siapa? Jika dirinya ketinggalan pelajaran.

Sheila tidak mempunyai teman, bukan ia tidak mau berteman. Hanya saja, dia lebih baik menyendiri. Sheila takut bergabung dengan orang luar. Dia lebih baik sendiri, jika ketinggalan pelajaran. Lebih baik ia tanya saja pada guru mata pelajarannya.

Kailand yang merasa suasana Awkward dia mencari cara, agar suasananya bisa ceria. Tetapi percuma, cewek disampingnya adalah batu. Mana bisa batu bisa ceria?! Walaupun, Kailand sudah berucap tetapi. Tetap saja, Sheila tidak pernah meliriknya. Apalagi tersenyum.

Kailand berdehem. Ia tidak nyaman dengan suasana seperti ini. Kailand melirik Sheila, gadis itu sangat cekatan membersihkan toilet. Sesekali, Sheila mengusap pelipisnya yang berkeringat, Kailand menatap dalam Sheila. Jika dilihat Sheila itu cantik, walau. Wajahnya tidak pernah tersenyum.

Jika sekali saja tersenyum? Kailand tidak bisa membayangkan, jika Sheila tersenyum. Begini saja cantik? Apalagi jika tersenyum. Matanya yang indah, rambut pirang kecokletan. Serta bibir mungilnya yang tidak pernah tersenyum.

Sheila yang merasa diperhatikan. Dia melirik cowok sial disampingnya, dan benar saja Kailand sedang menatapnya.“Ngapain, lo lihatin gue?!”Ucapnya, dengan suara dingin.

Kailand tersentak, saat mendengar suara dingin Sheila. Dengan cepat, ia mengenyahkan pikirannya tentang Sheila. Ia harus tau, cewek disampingnya adalah batu. Batu yang tidak pernah tersenyum, Kailand nyengir, dia menggaruk tengkuknya.“Eh–siapa yang, lihatin lo?! Pede banget.”

SHEIKAI [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang