Sentuhan hati1

24 2 0
                                    

Sebuah cerita pendek, yang Aku harap dapat memberi pelajaran serta hikmah bagi setiap pembaca.

Jika puisi hanyalah sebuah urutan kata yang memiliki arti tersirat, Maka cerita ini merupakan kumpulan kalimat yang pastinya memiliki arti yang cukup dalam.


-Happy reading-

Hujan deras mengguyur jalanan kota, angin kencang mengiringi tiap tetesan airnya.

Hujan seakan mengerti keadaan hati seorang gadis, yang saat ini tengah duduk di sebuah kursi kecil dengan sebuah buku di tangannya. Yang sejak tadi air matanya juga membasahi pipi chubbynya.

Cklek

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok seorang wanita dengan kerudung panjang serta Khimar yang menutupi wajahnya, sehingga Hanya matanya yang terlihat.

"Kaniya," panggilnya pelan.

Sementara yang dipanggil namanya sama sekali tidak bergeming.

Wanita itu itu mendekat ke arah Kaniya.

"Ada apa?" tanyanya lembut kemudian mengelus pelan kepala adiknya yang tertutup kerudung itu.

Kaniya memeluk erat Kakaknya itu. Dengan air mata mengalir deras.

"Kamu kenapa nangis?"

"Ada apa? Ayo cerita sama Kakak!" ucapnya sembari menatap lekat wajah adiknya itu.

"Aku rindu Kak," ucap Kaniya dengan idaman kecil.

"Rindu?" ulang Nada.

"Dengan siapa?"

"Rasulullah," jawab Kaniya, dengan air mata masih terus mengalir.

Nada tersenyum hangat ke arah adiknya itu, kemudian menghapus sisa air mata yang masih membasahi pipi Kaniya.

"Apakah Kamu mencintai Rasulullah?" tanya Nada.

Kaniya mengangguk.

"Kenapa?" Nada mencoba bertanya kepada Kaniya.

"Apakah mencintai itu harus ada alasannya?"

"Bahkan Aku sama sekali tidak pernah melihat wajahnya?"

"Tetapi, Aku sangat merindukannya bahkan sangat ingin bertemu dengannya," jelas Kaniya.

"Subhanallah," puji Nada kemudian tersenyum kepada Adiknya itu. Meski tidak terlihat tetapi dapat diketahui dari matanya yang menyipit.

"Sebuah Nama yang ketika di sebutkan mampu membuat tubuh merinding serta air mata mengalir seketika tanpa ada aba-aba sekalipun,"

"Apakah Kamu begitu merindukannya?"

"Sangat! Aku sangat merindukan Rosulullah"

Nada tersenyum mendengar jawaban adiknya yang sama sekali tidak Ia sangka.

Ia menarik tubuh adiknya itu, kemudian mendekapnya erat tanpa sadar air mata Nada juga ikut menetes.





















#Cintai Rosulullah sebagaimana Beliau mencinta Kita, Umatnya.

Salam sayang Author_

@Ailierisa

kumpulan puisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang