tanpa judul(2)

4 0 0
                                    

Nila terdiam dalam duduknya. Pikirannya berputar pada kejadian beberapa menit lalu yang terjadi pada dirinya.

Ia menopang dagu, tatapannya lurus ke depan. Seakan beban di punggungnya begitu berat.

Ifa menyadari ada yang berbeda pada sahabatnya itu.

"Ada apa?" tanya Ifa lembut.

Nila menatap sendu Ifa. Ingin bercerita tentang semua beban yang ada pada dirinya. Namun lidah seakan keluh untuk berucap.

"Aku nggak papa," bohong Nila.

Padahal tanpa Nila jawab sekalipun, Ifa sudah paham benar bahwa Nila sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu nggak bisa bohong. Aku tahu kamu lagi ada masalah, ada apa? Ayo cerita sama aku!" Ifa menatap lekat sahabatnya itu. Mencoba mengerti keadaan Nila.

Namun Nila hanya diam. Bahkan Nila sedari tadi hanya menundukkan kepalanya. Ifa menghela napas berat. Menepuk pelan bahu Nila.

"Jika tidak ada pundak untuk bersandar, masih ada sajadah untuk bersujud,"

Perkataan Ifa seakan menusuk hati Nila begitu dalam. Entah kapan terakhir kalinya Nila melakukan sholat. Bersujud kepada Sang Khaliq. Bersimpuh ampun kepada pencipta alam semesta ini.

Dunia membuat Nila melupakan segalanya sehingga berharap kepada satu makhluk yaitu manusia. Dan akhirnya hanya memberi kekecewaan.

"Kamu nangis La?" pekik Ifa kaget. Melihat sahabatnya itu meneteskan air mata. Karena yang Ifa tahu Nila bukanlah wanita yang mudah menangis. Jika tidak masalah yang begitu sulit.

kumpulan puisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang