tanpa judul(3)

6 0 0
                                    

Andi terdiam dalam pikirannya. Sampai sekian detik ia menatap Meira dalam.

"Apakah ada salah yang ku lakukan?" tanya Andi sembari mengelus lembut pipi Meira.

Meira tersenyum hambar, menatap lekat pria yang juga menatapnya itu.

"Tidak ada," ketus Meira.

Andi menghela napas berat. Ia tahu benar bahwa kata tidak itu sebenarnya iya. Entah mengapa wanita seperti itu. Sangat suka mengatakan hal yang sebenarnya kebalikannya, membuat lelaki harus berpikir kritis untuk memahaminya. Sungguh memusingkan kepala.

"Aku tahu aku salah. Kamu boleh minta apapun, asalkan jangan diem begini," mohon Andi.

Meira hanya diam. Sampai setelah sekian detik Meira bersuara.

"Simple aja,"

"Kamu boleh cuek dan dingin ke siapapun. Tapi tolong jangan dengan diriku," pinta Meira sendu.

Andi terdiam membisu. Apa yang telah terjadi sampai-sampai Meira meminta hal itu.

"Maaf," lirih Andi pelan.

"Sudahlah. Lupakan saja!" balas Meira cepat. Kemudian Meira melangkah pergi meninggalkan Andi yang masih terdiam dalam pikirannya.




kumpulan puisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang