The Most Loving Marriage in History : Master Mu's Pampered Wife (1-200)

Bab 41 : Mu Yuchen, Ayo Menikah'

Awan di langit pagi tidak terlihat. Sinar matahari menyinari dan angin sepoi-sepoi melintas. Sebuah mobil hitam perlahan melaju di jalan semen dan segera berhenti di pinggir jalan.

Pintu mobil terbuka dan seorang lelaki yang tampak bergengsi turun dari kursi penumpang. Dia mengenakan jas perak dengan jas hitam panjang.

Dia melirik matahari yang hangat di langit dan kemudian duduk di bangku di tepi jalan.

“Ambilkan dokumen-dokumennya di South River. Saya akan menunggu di sini untuk Anda untuk memberikan hadiah. "

"Ya tuan!"

Ah Mo dengan cepat membawa Mu Yuchen dokumen dari tasnya. Kemudian, dia mengambil hadiah itu dan pergi ke pintu belakang West Park.

Mereka masih harus kembali ke kantor setelah ini.

Ketika dia baru saja menyeberang jalan, pintu tiba-tiba terbuka dari dalam.

"Direktur Xi!" Ah Mo terkejut.

Suara tiba-tiba mengejutkan Xi Xiaye juga. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Ah Mo berdiri di depannya. Setelah beberapa saat linglung, dia mengakuinya, "Halo!"

"Direktur Xi, apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat sangat pucat? ”

Xi Xuaye menggelengkan kepalanya. Karena dia ingin berjalan begitu saja tanpa mengatakan apa-apa, sebuah pikiran melintas di benaknya yang suram. Dia memandang Ah Mo dan bertanya, "Apakah Mu Yuchen juga ada di sini?"

Terkejut, dia mengangguk setelah beberapa saat kemudian dia berbalik dan melihat ke arah tertentu. Xi Xiaye melihat ke mana dia menghadap dan melihat Mu Yuchen duduk di bangku, membaca beberapa dokumen.

Matahari keemasan menambahkan sedikit kelembutan di sekelilingnya. Pada saat itu, dia tampak sangat jauh dan tidak nyata.

Xi Xiaye menekan lukanya yang menyakitkan dengan erat di bawah jaketnya saat dia menyeberang jalan tanpa ragu-ragu.

Dia berharap bahwa dia dapat menemukan seseorang yang dapat membantu melindungi harga dirinya yang rapuh ini dan membawanya pergi dengan aman sebelum dia jatuh.

Mu Yuchen melihat bayangan samar perlahan mendekatinya dan menghalangi sinar matahari yang jatuh pada dokumennya. Suara langkah kaki semakin dekat, jadi dia mengangkat kepalanya sedikit dan melihat sepasang kaki mendekat.

Xi Xiaye berhenti beberapa langkah di depan Mu Yuchen saat tangannya sedikit mengencang di sekitar lengannya yang terluka. Matanya menatap tajam padanya ...

Ingatan samar melintas di benaknya ketika dia mengingat apa yang dikatakan pria itu padanya kemarin.

Jika kamu tidak keberatan, menikahlah denganku. Jadilah istriku. Jadilah kepala wanita di Glory World. Dengan begitu, Anda harus bisa maju.

"Tanda tangani. Selama Anda menandatangani ini, kami akan memberikan kompensasi yang sesuai ... "

“Ibumu sudah memberitahunya tentang itu dan dia menerimanya.

"Xinyi, maukah kamu menikah denganku?"

“Xiaye, Tuan Qi adalah tamu istimewa keluarga Xi. Bawa Master Qi jalan-jalan, ”

“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Bukankah itu semua karena dia sehingga keluarga kita menjadi seperti ini hari ini? ”

Adegan-adegan yang diputar di benaknya seperti gulungan film. Dia merasa mati lemas dan akhirnya menutup matanya yang lelah. Menghirup napas dalam-dalam, dia kemudian membuka matanya lagi dan menatap Mu Yuchen yang masih fokus pada dokumen.

Dia memikirkannya sebelum berkata dengan suaranya yang letih, "Mu Yuchen, mari kita menikah?"

Mu Yuchen terkejut ketika dia mendengar suara seraknya. Dia tidak menatapnya dengan segera, tetapi tangannya yang memegang dokumen sedikit mengepal.

Xi Xiaye menatapnya dengan tegas, memperhatikan bahwa matanya yang sudah gelap perlahan berubah menjadi lebih gelap. Wajahnya menjadi lebih pucat saat dia menekan rasa sakit di dadanya dan rasa sakit yang luar biasa di bahunya ketika dia tersenyum pahit dan hendak pergi.

Tiba-tiba, Mu Yuchen yang diam mengalihkan pandangan dari dokumen dan menatapnya. Menutup dokumen, dia berjalan ke arahnya dan memberikannya padanya.

Xi Xiaye bingung. Dia berbalik dan bertanya kepadanya sambil memegang dokumen di tangannya. "Kemana kamu pergi?"

Mu Yuchen memandang matahari terbenam dan suaranya yang dalam terdengar hangat. "Ayo pergi. Biro urusan sipil akan segera tutup. ”

Hati Xi Xiaye berhenti ketika dia mendengarnya. Dia hanya bisa memahami apa yang dia katakan setelah beberapa saat.

Dia merasakan kehangatan di dadanya ketika dia memandangnya dan mendapati dirinya kehilangan kata-kata. Tiba-tiba, dia merasakan kelegaan dari semua rasa sakit yang dia alami. Namun, dia mungkin tidak bisa bertahan cukup lama bagi mereka untuk mencapai biro urusan sipil pada waktunya.

Visinya menjadi gelap dan dia hampir menyentuh tanah. Pada saat itulah Mu Yuchen merasakan sesuatu yang aneh sedang terjadi. Dia melirik tajam ke Xi Xiaye dan langsung menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengannya.

Xi Xiaye, yang hanya bertahan dengan kehendaknya sendiri, runtuh.

Mu Yuchen memegangi tubuhnya yang lemas dan bertanya dengan cemas, "Ada apa?"

Xi Xiaye melepaskan tangannya yang menekan lukanya. Melihat Mu Yuchen, tangannya yang berdarah mencengkeram kerahnya saat suaranya terdengar lemah dan serak. Secara naluriah, matanya mulai sedikit berkaca-kaca dan dia mengedipkan matanya untuk fokus pada matanya.

"Ingat ... apa yang kamu katakan ... aku akan menikahimu. Sekarang ... menikahlah ... sekarang juga ... "

Dia mengucapkan kata-kata itu sebelum diliputi oleh kegelapan. Akhirnya, tidak tahan lagi, dia pingsan.