#5

2 2 0
                                    

"Apa mau mu?" tanyaku ketus pada orang yang kukira SAHABAT itu.

"Semua yang kau punya!" aku hanya diam tak tahu harus jawab apa. "Kenapa diam my dear?"

"Kau mengapa seperti ini?" tanyaku sedih

"Karena kau, aku begini. Kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan. Sedangkan aku tak pernah mendapatkan apa yang ku inginkan apalagi mendapatkan apa yang kau inginkan!" ucap Caca mulai menangis

"Apakah dengan cara ini agar kau bisa mendapatkannya?"

"Ya hanya seperti ini!!"

"Apa yang kau mau dari ku?"

"Semuanya. Kalau bisa nyawamu juga!"

"Apa kau sudah gila?"

"Ya aku gila karna kau!"

"Ca lepasin Nanda" ucal abang yang tiba-tiba sudah ada di depan kami berdua, sedangkan pria suruhan Caca sudah ambruk di tanah.

"Tak akan... Sebelum dia menyerahkan semua yang aku inginkan!"

"Aku akan memberikan semuanya tapi surat kepemilikan tak akan pernah kuberikan kepada siapa pun!"

"Jangan keras kepala! Lebih baik kau serahkan surat itu! Jika kau serahkan surat itu maka semuanya akan baik-baik saja"

"Tak akan!"

"Aaaa!" suara teriakanku saat perut ku ditusuk dengan pisau pemotong daging steak yang ia dapatkan diatas meja hidangan. Caca mendorongku lalu tertawa.

"Nan, apa kamu baik-baik aja? Kamu pasti bisa bertahan Nan!" bang Denny panik lantas menjegal kaki Caca saat Caca berjalan hingga gadia berkacamata hitam itu terjatuh

Suara tembakan kembali terdengar dari revolver bang Denny. Caca ambruk ke tanah dengan tiga tembakan tepat di jantungnya

"Terima kasih dan maaf Nanda Fazra" ucap Caca terbata dengan senyum dan tangis yang bercampur sebelum ia menutup mata untuk selama-lamanya. Aku memeluknua untuk terkhir kali. Brokatku bersimbah darah, aku hampir lemas terjatuh.

"Bertahanlah, Nan. Sebentar lagi ambulans akan datang!"

Benar kata abang tak lama ambulans datang dan segera membawa ku serta mayat pengkhianat itu ke rumah sakit.

Aku tak tahan, beribu-ribu kunang-kunang menari di kepala. Begitu banyak aku kehilangan darah dari perutku yang dihunjam berkali-kali dengan keji oleh Caca tadi.

Sore itu hanya ada awan gelap menutupi langit membuat mataku terkelap untuk jangka waktu yang lama. Hingga pagi hari matahari begitu enggan menunjukkan wujudnya untuk memberikan energi baru untuk makhluk-makhluk yang ada di muka bumi. Tuhan, aku benar-benar patah hati.

*****





#cuap-cuap author

Dan berakhirlah sudah kisahnya. Bagaiamana perasaan anda setelah membaca cerita ini? Ceritakan perasaan anda di comen oke-oke. Oiya bikin lanjutannya atau nggak usah aja ya? Menurut kalian gimana?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Salam perindu pada cinta nyata bukan pada cinta semu apalagi cinta abu-abu
~Nadyafazira~

Red Velvet dan Kado KaktusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang