eight

1 0 0
                                    

Rencana Rena berjalan lancar, penjualan didaerah curup lumayan banyak, hampir dua puluh persen.
Malam ini, malam kedua Rena menginap ditempat kakaknya dicurup.
Bagaimana dengan Surya? Dia sedang di rumah sepupunya didekat sana juga, kalau rumah kakak Rena di pasar atas curup, rumah sepupu Surya berada di pasar bawah.

Rena mengantuk sekali, tapi karena dia harus menjaga toko kakaknya sebentar karena kakaknya sedang sibuk mengurusi suami dan anaknya.
Toko ini selalu ramai, tidak hanya menjual berbagai kebutuhan disini juga menjual bensin dan pulsa.
Malam ini malam yang melelahkan, banyak sekali orang yang mengantri untuk berbelanja dan membeli bensin ataupun pulsa.

"Mbak, kalau yang ini berapa?"
"Mbak ini ya."
"Mbak saya duluan dong, dari tadi juga."
"Mbak bensinnya."

Kepala Rena sungguh ingin pecah rasanya. Tapi, dia harus sabar. Rena tersenyum pada setiap pelanggan.
"Iya mas, mbak sabar ya."

"Mbak mau dibantuin?" Tanya seorang pria yang berdiri didekat pom bensin. Pria itu tersenyum jahil.

"Aish... ya udah cepetan, itu bensinnya tolong isiin." Rena sedikit bernapas lega, Surya datang membawa sekotak martabak dan minuman ice capucinno lima buah.

Surya segera meletakan kotak dan minuman diatas meja tunggu dekat Rena dan segera membantu mengisikan bensin.

Rena dan Surya bernapas lega saat pelanggan sudah mendapatkan apa yang mereka mau.

"Hah..." Rena menghembuskan napas kuat lalu segera mencolok  minuman dengan pipet.

Surya yang melihat itu terkekeh.
"Capek ya mbak?"

"Udah tau nanya." Rena mendelik. Dia bersender dibahu Surya.

Surya mengacak rambut Rena.
"Eh by the way makasih ya yang udah bantuin." Senyum Rena mengembang.

"Ciikkk!!!!" Panggil ponakan Rena, Rizki namanya.

Rena segera menjaga jarak dengan Surya.
"Ada apa bang?" Tanya Rena.
"Kata ibu, bang Surya ajak ke dalam. Tokonya tutup aja, udah jam 10."
" emm iya.."

Rena dan Surya segera menutup toko dan masuk kedalam rumah.

"Ya ampun kak, rame banget tau gak." Rutuk Rena.

"Ishh baru semalam disuruh jaga toko udah begitu."

"Iya ni, gak boleh ngeluh. Entar kalau udah jadi istri kayak kak bety... kamu malah bakalan lebih capek lagi. Iya kan kak?" Surya menggoda Rena.

Kak bety langsung bersengkongkol.
"Iya dong. Beuh, bisa-bisa kamu nangis terus... hahahah"

Kak bety dan rena kompak tertawa.

"Eh iya, Ren.. martabak sama minumannya tadi dibawa masuk kan?" Tanya surya.

"Iya dong. Tunggu bentar."

Rena ke dapur dan tak lama langsung ke ruang keluarga.
Dia membawa sepiring martabak coklat dan sepiring martabak keju. Lalu Rena mengeluarkan minuman ice capucinnonya.

"Ayo kak pen, kak bety dimakan..." Rena menyodorkan piring ke arah kakak iparnya dan kakkaknya.

"Eh kamu gimana sih! Tu si Surya juga ditawarin kali Ren." Kak bety mencubit gemas bahu Rena.

Rena hanya terkikik geli.
"Hehehe sengaja. Emang mau? Nggak kan?" Goda Rena.

"Dasar kamu Ren. Sini Sur sini."

Surya memutar bola mata, dia risih panggilan kak pen untuknya.

"Ish ayah! Sar sur sar sur. Surya ayah!" Keluh kak bety.

Kak pen hanya terkekeh.
"Kan kepanjangan kalau dipanggil surya buk"

"Iya jangan sur juga kali kak" kini giliran surya berpendapat.

Kak pen dan kak bety serta rena langsung tertawa lepas.

"Abang" panggil Rena pada keponakannya.

"Hmm?"

" mau martabak?"

"Gak. Aku mau masak mie aja. Masakin dong cik." Pintanya.

Rena segera mengangguk dan memasakan keponakannya itu mie.

" kamu mau mie?" Tanya Rena.

"Ya maulah siapa yang gak mau sama kamu...hehehe" goda Surya.

Kak bety dan kak pen hanya misu-misu ditempat.

"Ishh mie,  surya! M I . Mie goreng mau?" Kesal rena.

"Gak ah.. kira tadi mi yang kamu maksud kamu (me=saya)"

Rena hanya memberunggut, mengabaikan Surya dan segera ke dapur.

"Jadi kapan mau diseriusin Sur Renanya?" Tanya kak pen serius pada Surya.

"Emm.. masih mau ngumpulin duit kak."

"Awas ntar diambil orang loh." Goda kak bety.

"Hehe. Bantuin jagain dia ya kak..."

"Gak bisa janji ya Ren. Hehehe" goda kak pen.

"Aduh... kalau gitu harus segera diikat dong.." Surya kembali terkekeh.

"Ikat? Apanya yang diikat?" Rena kembali dari dapur.

"Hah?" Surya pura-pura salah dengar.

"Tadi aku denger kamu ngomong ikat?"

"Iya. Ikat kamu. Kamu dan aku jadi kita"

Blush...

Wajah Rena memerah.
(Bisa-bisanya si tengik godain gue depan kak pen sama kak bety, bikin malu aja!!) Batin Rena.

Tapi tak dapat dipungkiri, perkataan Surya tadi membuat jantungnya kebat-kebit.

Rena hanya tersenyum dan segera kedapur lagi.

"Hahaha, malu juga dia. Dasar abg labil" canda kak bety.

Mereka semua kompak menertawakan Rena.

Rena mengetikan sesuatu di ponselnya. Lalu segera mengirimkannya kepada Surya.

Drtt ...
Ponsel surya bergetar.

*from : my girl
Pulang!!!!

"Hahaha... aku diusir nih kak.."

Surya menatap kak pen dan kak bety.

"Ya udah ... aku pulang dulu ya kak" Surya menyalimi kak pen dan kak bety.

"Ren.. sayang. Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum"

Lagi-lagi dia menggoda Rena.

Rena mengutuk Surya didapur.

"Dasar!!! Awas aja!!!"

Tapi... hatinya berbunga-bunga karena lelaki itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Wrecked JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang